prolog

4 0 0
                                    

"luna, jika aku sudah tiada. Berjanji lah untuk menjadi wanita yang kuat " ujar pria tua yang terbaring di kasur rumah sakit

"kakek... Jangan ngomong gitu, aku yakin bahwa kakek akan sembuh" ujar perempuan remaja yang sedang menangis.

"kalung ini, akan kakek wariskan kepada mu luna  karena kamu adalah satu-satu nya cucu kakek yang akan-- Akh!!!" belum sempat pria itu menyelesai kan pembicaraan nya, ia sudah meringis kesakitan dan memegang dada sebelah kiri

"kakek!? DOKTER!!! DOKTER!!!"

Tiba-tiba dokter pun masuk ke ruang sakit pria tua itu.

"adek bisa keluar dulu" ujar suster

"tapi saya ingin melihat kakek saya sus!"

"tidak bisa, adek harus di luar dulu"

Gadis itu pasrah dan menuruti kata suster.

.

Sudah setengah jam gadis itu menunggu. Dan ia melihat dokter serta suster keluar dari kamar kakek nya.

"dok, gimana kakek keadaan kakek saya?"

"kami sudah berusaha semaksimal mungkin dan ini sudah takdir nya. Pasien meninggal dan akan di bawakan ke ruang mayat"

Gadis itu kaget kaki nya melemas dan ia pun menangis. Dia duduk dan langsung mengambil handphone nya.

"halo mamah, mah. Kakek meninggal" ujar gadis itu sambil nangis sesegukan. Dan ia langsung mematikan handphone nya, lalu membungkuk dan menutupi muka nya dengan tangan.

"kakek, kenapa kakek tinggalin luna. Kakek udah janji sama luna, kalo kakek bakalan liat luna lulus sekolah" ujar nya lagi sambil nangis sesegukan.

"luna,luna. Kesini sayang... "

Gadis itu kaget dan menoleh ke arah suara tersebut. Tidak ada siapa-siapa. Gadis itu berjalan ke arah kamar mandi rumah sakit, ia masuk dan ia melihat cermin. Hanya ada diri nya di cermin.

Dug!

Tiba-tiba pintu nya tertutup sendiri, pintu berwarna putih itu terkunci. Gadis itu panik dan minta tolong.

DOR! DOR! DOR!

"TOLONG!!! BUKAIN PINTUNYA!!! DOKTER!!! SUSTER!!! SIAPA AJA TOLONG!!!!" teriak nya histeris

"luna... Kamu harus mati..."

Lagi-lagi suara lembut perempuan itu. Suara itu tampak familiar di telinga nya. Gadis itu menoleh kebelakang tepat ke arah cermin. Terlihat ia sedang tersenyum ala sikopat kepada diri nya sendiri.

"hai luna" sapa nya dengan muka jahat, lalu bayangan nya mengeluar kan sesuat di saku nya, yaitu silet yang tajam.

"kamu harus mati luna,ma-ti. Kamu harus mati seperti ini"

Bayangan gadis itu mengiris leher nya denga silet hingga mengeluarkan darah segar.

"KYAAAAAAAA!!!!!!!!"

BRAK!

Tiba-tiba pintu itu terbuka.

"LUNA!" panggil seorang pria berumur 40an.

"ayah, ayah tolongin Luna yah. Tadi bayangan luna di cermin hidup sendiri"

"sudah yah, kamu hanya halusinasi saja. Sekarang kita pulang, sudah malam"

"iya ayah"

Gadis itu dan ayah nya pun pulang dengan menggunakan mobil pribadi. Dan gadis itu tertidur di kursi mobil belakang.

"apa kamu tertidur luna? Baiklah, tidur saja"

--

TBC




Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang