3) Ekspetasi selalu lebih indah dari realita

203 45 40
                                    

"A-a Adriannya ngese-...ah! Ngesenengin gitu maksud Iko aunty hehe"
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Woozi masih berdiam di taman saat sang Mami juga sang Aunty masih mengobrol di ruang tengah.

Duduk di gazebo disana lalu menghadap kolam renang tenang. Di telinganya tersumpal earphone warna putih. Kepalanya bergerak kesana kemari menyesuaikan dengan irama lagu yang Ia dengarkan.

"Ngapain kamu?"

Woozi menengok ke arah suara, itu Hoshi sudah berganti pakaian dari seragam sekolah menjadi baju santai, tengah berdiri di depan pintu taman. Baju yang ia pakai sedikit kebesaran, entah, mungkin memang style-nya. Baju itu berwarna biru tua yang dipadukan dengan celana selutut berwarna coklat tua.

"Kepo"

Hoshi mengernyitkan dahi. Lalu menghampiri Woozi.

"Eit! ngapain?! sana hus!"

Hoshi melongo, gila, ini rumahnya dan ia diusir?

"Apa lagi? Mau ganggu Iko? Ga liat Iko lagi ngeredain marah?! Iko masih sebel pokoknya sama Adrian!"

Hoshi menghela napas lalu tetap mendekati woozi.

Hoshi berdiam di depan Woozi. Lalu memegang sebuah jus mangga di depan mata Woozi.

Woozi  melepas earphone yang menyumpal telinganya lalu mengernyit bingung. Maksudnya?

"Apa sih?"

Kepala woozi miring ke kiri, ia tak mau wajahnya tertutup dengan es jus itu.

"Tadinya saya beli ini buat saya, tapi, udah nih buat kamu aja"

Ujar hoshi sambil memasukkan tangan satunya lagi ke kantung celana pendeknya.

"ya terus? Iko ga butuh jus, Adrian"

Hoshi menghela napasnya berat. Ia tahu, manusia mungil di depannya ini berusaha mengkode agar ia meminta maaf bukan?

"Ini ambil, sama saya minta maaf tadi, mungkin saya kelewatan"

Woozi mengernyitkan dahinya lagi.

"Mungkin?! Adrian masih ga sadar? Itu tuh kasar, tau kasar?"

Hoshi menghela napasnya lagi, berusaha untuk sabar.

"iya salah saya, udah kan? Ini ambil cepet!"

Woozi tersenyum puas lalu mengambil jus tersebut, meminumnya dengan wajah sumringah.

"Makasih ya jusnya Adrian~"

Woozi melirik Hoshi yang masih betah disana.

"Adrian ngapain? Mau liatin Iko? Iko lagi butuh privasi, sama kayak Adrian, sana sana hus!"

Hoshi berjalan meninggalkan Woozi dengan wajah kesal. Kalau begini, mendengarkan lagu lalu berdiam di kamar adalah pilihan yang paling baik. Kadang sendiri itu lebih baik bukan?

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hoshi melakukan peregangan, akhirnya tugas dan sesi belajar hari ini selesai. Ia menengok ke arah jam dinding warna merah bergambar logo capten america itu, pukul 18.34! Itu berarti ia sudah mendekuk di kamar selama hampir 3 jam.

Baru saja ingin bangun dari duduknya, ada yang mengetuk pintu kamarnya. Mau tak mau ia mendekat ke pintu itu. Tangannya membuka gagang pintu. Woozi ada di depan sana. Memasang wajah lugunya, namun tidak akan mempan pada Hoshi.

Home ; SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang