01

10 2 0
                                    

'Permisi Kak,Ini gue cuman mau ngasih makanan dari Ibu'

"Aduh,kaku banget kata katanya.Gimana dong ini titipan Ibu kalo ga gue kasihin ke Kak Radith pasti ngamuk ngamuk." Rayla masih berada di teras rumahnya sambil menenteng makanan.

"Ah bodo amat beraniin Ra ayo lo pasti bisa" Rayla berjalan menuju rumah yang ada disebelahnya dengan rasa canggung.

'Ehem ehem aduh kok gue degdegan banget ya'  Rayla mulai mengetuk pintu dan mengucapkan kata permisi tapi tetap tidak ada yang menjawab.

"Permisi,Kak Radith ini GO-Food nya"

Ceklek,Akhirnya pintu rumah berwarna coklat tua itu terbuka dan memperlihatkan seseorang dengan penampilan acak-acakan.

'Gantengnya'  ucap Rayla dalam hati

"Eh lo Ra kirain gue siapa,aduh maaf ya gue baru bangun tidur,sini sini masuk dulu" ucap Radith dengan suara serak khas bangun tidur.

Anjrit,gua disuruh masuk kerumahnya? Jantung,kamu aman kan nak?~

"Loh gapapa nih kak?" Sambil celingak celinguk memeriksa keadaan. "Ya gapapa lah sini aja masuk,gue ke atas dulu ya ganti baju,lo langsung ke dapur aja Ra siapin buat gue ya"

Rayla tidak menjawab perkataan Kak Radith,ia langsung menuju dapur dengan muka yang  sangat senang karena diberi kesempatan menyiapkan makanan Kak Radith.

"Aduh gue serasa calon istrinya yaa" ucap Rayla sambil menata makanan. "Calon apa Ra?" Tanya Kak Radith yang tiba tiba ada dibelakangnya.

Rayla menoleh kaget. "Eh engga kak,maksudnya makanan nya calon dimakan sama lo kak hehe". Radith tertawa "Gimana lo lah Ra"

Akhirnya kami duduk di meja makan berdua,IYA BERDUA.Radith sudah terlihat segar daripada ketika dia membuka pintu,rambutnya yg masih sedikit basah membuat dia terlihat makin keren.

Radith menginjak kaki Rayla "Heh Ra,lo ga makan? Ko bengong terus?" Lamunan Rayla buyar. "Ah engga kak,udah makan tadi dirumah bareng ibu"

Hening seketika,

"Oh,enak ya kalian makan bisa ngumpul rame rame" ucap Radith dengan muka sedih. "Ya gitu lah kak,kadang berebutan makanan tuh si Arin sama Jeno"

Radith berdecak "Ra lo tau ga,justru itu yang gue kangenin."

Rayla mengerti apa yang diucapkan oleh Radith dengan muka sedih nya itu. "Makan dulu Kak,kasian nasi nya nanti ikutan sedih"

"Hahaha emang paling bisa bikin senyum ya kamu ini Ra"

Entah apa yang dirasakan oleh Radith ketika ia mendengar kata keluarga,baginya keluarga itu hanya Papa nya saja.Radith anak tunggal,Papa nya sibuk kerja dan ibunya sudah tiada.

Maka dari itu Ibuku dan Ayahku sudah menganggap Kak Radith sebagai anak nya sendiri,bagaimana tidak.Setiap hari diantar makanan dan di beri perhatian bahkan sampai bilang kepadaku bahwa Kak Radith sangat cocok untuk dijadikan menantu.

"Eum Kak,besok Ayah sama Ibu pergi ke luar kota.Nanti gaada makanan dong?"ucap Rayla yang merasa bersalah."Ya tetep ada dong,kan ada elu Ra." Radith menunjuk sambil tersenyum ke arah Rayla.

"Eh,gue?!" Tunjuk Rayla ke dirinya sendiri."Iya kan ada elo,elo ga ikut kan?" Tanya Radith.

"Ya engga ikut sih Kak,tapi kan gue gabisa masak kaya Ibu"ucap Rayla Dengan menunjukan wajah cemberut. "Haha masa kelas 2 SMA gabisa masak sih?" Goda Radith.

"Gabisa Kak," masih menekukkan wajah

Radith mengacak rambut Rayla dengan gemas "Haha tenang,kita bisa cari makan keluar,oke?"

Wajah Rayla langsung cerah dan menganggukkan kepala tanda ia setuju,sambil tersenyum Radith berkata "Yaudah,lo mau nginep disini apa pulang?"

Seketika pipi Rayla memerah karena malu. "EHHH ya pulang dong kak,masa nginep?"

"Yaudah pulang sana,gue udah kenyang" ucap Radith sambil melambaikan tangan tanda ia mengusir Rayla

"Heuh udah kenyang aja gue diusir,dasar" Rayla berdecak.

Rayla bergegas pergi keluar dari rumah Radith dengan hentakan kaki cepat.Sesampainya di rumah,ia malah melupakan tempat makanan yg dikirim kepada Radith tadi.

"Kak,ko lama banget sih di rumah Radith nya,tumben." ucap Ibuku dengan nada yang menyebalkan."Apasih bu,cuman ngobrol bentar doang kok." Ucap Rayla sambil memutar matanya.

Ibu tertawa jahil "Hahaha bener kan Radith memang menantu idaman ibu." Rayla yang kesal dan pipi nya memerah itu segera menuju kamarnya.

"Huhh,kenapa sih cuman omongan gitu doang tapi bisa salting,"

Aduh besok gimana ya,ngedate bukan sih?!?

###

Jangan Lupa Untuk Vote
Cerita ini ^○^

Reply RATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang