Prologue

334 57 21
                                    

 

Choi Soobin menyibakkan rambutnya yang sedikit berminyak. Hari ini, pekerjaannya sebagai seorang fotografer memang benar-benar melelahkan.

Berkeliling di sekitar jalan Jakarta untuk mencari spot foto yang bagus membuat banyaknya gadis-gadis muda mengerumuninya demi berfoto bersama dikarenakan wajah tampannya bak pangeran.

Bukan hanya itu, bahkan beberapa dari mereka juga membuntuti Soobin hanya untuk menikmati ketampanannya. Sehingga Soobin merasa terganggu akan hal itu.

***

Saat ini, Soobin tengah berjalan menuju sebuah stasiun. Keindahan langit di sore hari membuatnya sesekali memberhentikan langkahnya, mengambil kamera dari tas kecilnya dan memotretnya sembari tersenyum tipis. Setelah itu melanjutkan langkahnya, terus menerus seperti itu.

Sesampainya di stasiun, ia memakai masker putihnya, berjalan menuju loket pembayaran untuk memesan tiket, lalu menunggu keretanya datang.

BRUK!

"M-maafkan aku"

Seorang pria manis nan mungil menabrak Soobin tak sengaja, dengan panik ia bertanya kepada Soobin.

"A-ah, M-maaf, apakah kamu baik-baik saja?"

Si penabrak itu menatap Soobin khawatir sambil sesekali melirik jam tangannya. Soobin yang ditatap, membalas tatapan pria itu. Menatapnya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

'Astaga manis sekali.' Batin Soobin.

"Um, hello?", Soobin tersentak dari lamunannya ketika pria itu melambaikan tangannya didepan mukanya, lalu terfokus lagi pada si pria yang didepannya sekarang.

"Hehehe aku baik-baik saja. Kau berasal dari mana? Sepertinya kamu bukan berasal dari sini kan?", Soobin bertanya dengan nada hati-hati.

"Whoa~ iya! Aku dari Korsel. Kau juga, sepertinya kau juga dari sana yah?" Pria manis itu membungkukkan badannya, lalu setelah itu menepuk tangannya bahagia, sambil tersenyum lebar.

'Astaga terlalu manis, aku tidak tahan'

Soobin tersenyum di balik maskernya lalu mengangguk, mengiyakan pertanyaan pria manis itu.

Setelah percakapan tersebut, pria manis itu nampak kaget setelah melihat jam tangannya lagi. Ia memajukan bibirnya sambil menggerakkan- gerakan badanya, gelisah.

"Aishh lama" Gerutu pria itu.

Chu! Chu!

Akhirnya kereta yang sedari tadi ditunggu telah datang. Entah sudah pergi kemana, pria itu menghilang, jadi Soobin langsung memasuki gerbong kereta dan duduk. Keadaan kereta lumayan ramai. Tetapi ia masih mendapatkan tempat duduk.

"Permisi, excuse me, permisi"

Suara itu, adalah milik Hueningkai, pria yang tadi menabrak Soobin yang ternyata satu gerbong dengan Soobin.

Soobin yang menyadari kehadiran Huening, dengan pelan-pelan mengeluarkan handphonenya dan memotret foto Huening dengan diam-diam.

'Mungkin keterlaluan sedikit tidak apa-apa' batin Soobin, sambil tersenyum tipis.

To be continue~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hae ghaes-!
knamjn here! This is my first story yang kutulis. hiya hiya. Maaf kalau misalnya ini ngga jelas banget. But, I hope you guys like it.

Vomment ogee?? ~

Stranger [ SooKai TXT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang