00.02

4 1 0
                                    

Segalanya putih,                                                                                                                                                            Segalanya Hambar,                                                                                                                                            Segalanya membosankan,

~Arra

             Pagi ini aku terbangun lebih pagi dari biasanya,bukan karna alarm bukan juga karna gedoran pintu yang dilakukan para pelayan yang setiap hari mengurusku di rumah.Tapi,
samar aku mendengar suara hantaman barang pecah belah dan tangisan seorang wanita merintih menahan sakit.

             Perlahan aku mulai tidak tahan dengan suara" yang mengganggu ketenanganku. Aku keluar dari kamar nyamanku dan mulai turun ke bawah menuju dapur dan pemandangan pagi yang menyambutku sungguh mengejutkan!!.Aku melihat lelaki paruh baya yang ku panggil ayah sedang memukuli gadis seumuranku yang ku tahu adalah Riska hingga lantai dapur berwarna merah segar.Aku tak ingin menghentikan ataupun ikut campur,aku hanya akan menyaksikan tontonan yang cukup menghibur ini.

           Ayahnya sedang membuat karya seni yang cukup indah,Warna merah segar itu sudah memenuhi wajahnya.Tak berapa lama sang gadis sudah tidak mengeluarkan suara sama sekali dan disitulah ayahnya sadar bahwa gadis itu sudah tiada.Dari kejauhan Arra mendengar ayahnya sedang berbicara dengan seseorang di handphone nya.

"Urus bangkai ini cepat!! Aku tidak ingin gadis busuk ini menjadi masalah lagi bahkan saat dia sudah mati"

".......?" Orang di seberang sana sedang bicara dan entah apa yang dia bicarakan.

"APA KAMU BILANG?? Tunggu besok!! Mau kehilangan kepalamu? Asal kau tahu,Aku tidak mau anak gadisku mengetahui semua ini!!"

"....."

"Cepatlah!! Jika dalam waktu 15 menit kau tidak sampai disini... Akan kuhancurkan seluruh hidupmu!!"

            Tak lama kemudian,Ayah mulai beranjak dan dengan cepat aku pun kembali ke kamarku karna aku tau dia ingin menutupi masalah ini dariku.Aku masuk kamar dan berpura-pura tidur lagi.Beberapa menit kemudian,Aku merasakan ada yang masuk ke dalam kamarku dan duduk di samping tempat tidurku.

"Ayah sangat menyayangimu asal kau tau!! Maaf jika ayah berdosa besar terhadap kehancuran hatimu.Cepatlah dewasa dan jadilah orang baik terlebih bersih!! Karnaq ayahmu sudah terlalu kotor untuk menjadi panutanmu" Ucap ayahku sembari mengecup keningku,rasa hangat itu menjalar di seluruh tubuhku namun,tidak dengan hatiku yang terlanjur beku.

            Aku bisa saja menjadi orang baik jika aku mau namun,nyatanya aku lebih suka menjadi diriku yang seperti ini.Entah pikiran darimana? yang pasti aku menyukai apa yang dilakukan ayahku tadi.Haruskah aku menirunya?Bukan seorang ayah adalah panutan bagi anaknya.

~SEKOLAH

           Hari beranjak siang,Arra dan teman"nya sekarang berada di kelas karna ini adalah mata pelajaran kesukaan Arra.Terlebih Materi yang sedang diajarrkan adalah mateni seni rupa yaitu seni ukir.Perlahan sang guru seni sedang menjelaskan tekhnik ukir yang bisa di praktekan dalam berbagai media ukir.

"Ehh...Ra?"Panggil Alip

"Da Apa?" Sahut Arrfa yang masih fokus dengan pelajaran itu

"Kadang gua suka heran,kenapa lue suka banget sama pelajaran seni ukir kaya gini? Padahal lue sendiri kan mageran.Gua sendiri ngga yakin lue bakal praktek ukiran yang dijelasin sama si botak." Heran Alip

"Iya jg!! Gua jg ga pernah tau lue nyoba-nyoba buat praktek ngukir di ruang seni?"
Cella ikut berkomentar

"Belum."Singkat Arra

"Terus kapan? Kita kan pengen tau hasil dari ke fokusan lue waktu pelajaran kaya gini." Lintang mulai ikut-ikutan.

"Tunggu aja!! Gua bakal nunjukin ke lue,Seberapa paham gua tentang seni ukir bahkan di atas media yang ga pernah kalian duga." Sarkas Arra sembari tersenyum remeh.

"Let me see!! Dear..."Niken hanya tersenyum miring karna dia sudah tau seberapa ajaib nya teman nya yang satu ini.

Perlahan tapi pasti,Aku mulai Kehilangan diriku sendiri!!                                                                        Entah apalagi yang harus kudustakan?                                                                                                                   Aku mulai menyukai kehampaan ini,                                                                                                                      Aku mulai menyukai Jeritan dan rintihan yang dulu terasa mengganggu,

Now!! You saw the DEVIL on me!!.

~Arra

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

~Bersambung

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 26, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GoresanWhere stories live. Discover now