Draf 3: kelas yang mana?

22 4 0
                                    

Kebetulan eskul (ekstrakurikuler) Sifa lagi ada acara ya kayak dispensasi untuk demo eskul, eskul kami latihan dari istirahat ke dua Sampai jam 5.. ada serunya ada gak enaknya. Kebetulan pulang sekolah udah waktunya, kami diperbolehkan istirahat

Felita

Ya seperti biasa gua ngajak SIFA untuk jelajah lagi.

"Eh! Jelajah lagi yuk" ajak gua

"Gak ah gua males ke atas" tolak Intan

"Ya udah di bawah aja" gerutu gua

"Lah di mana?" Tanya Alya

"Kan gua bilang di bawah!" Ucap gua yang mulai kesal

"Ya di mana!!?" Ucap Alya dengan tegas

"Ya udah di kelas bawah yang dekat UKS" ucap gua yang mulai menurunkan nada

"Berarti kelas SMK?" Tanya Saskya

"Ya iya lah lu liat nya gimana!" Gerutu gua yang mulai kesal

" Ya udah sih gosah ngegas" ucap gua

Intan

"Udah apa! Gosah berantem" ucap gua " yaudah nanti kita cek dulu kelasnya ada siswa gak" lanjut gua

"Iya iya"


SIFA jalan untuk kearah kelas SMK. Kami berempat sudah sampai di depan kelas tersebut, posisi pintu kelas terbuka. Dan kami berdiri di samping pintu

"Eh gua yang nge cek ya" ucap gua. Tanpa menunggu jawaban dari mereka gua langsung mengecek apa yang ada didalam kelas, yang pertama kali gua liat suasana kelas yang gelap terus selanjutnya gua ngeliat ada banner

 Tanpa menunggu jawaban dari mereka gua langsung mengecek apa yang ada didalam kelas, yang pertama kali gua liat suasana kelas yang gelap terus selanjutnya gua ngeliat ada banner

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terus gua melirik ke atas papan tulis ada foto foto bpk. presiden, bpk. Soekarno, dan lainnya. Gua masuk perlahan, baru saja langkahan pertama gua masuk seperti ada yang menyambut kehadiran SIFA. sepertinya atau mungkin tidak suka dengan kehadiran kami, karna foto foto tadi bergerak secara tiba tiba dan membuat tembok berbunyi untung saja foto itu tidak jatuh. Gua yang mendengar suara tembok itu dengan tiba tiba refleks gua hampir lari ke belakang dan hampir ingin terjatuh untung aja belakang gua ada Felita

"Ish lu kenapa? Hampir aja jatuhin gua" omel Felita

"Ya ya maaf, yaudah gih masuk" ucap gua yang berusaha menyembunyikan apa yang tadi gua dengar. Gua jadi dibelakang Felita, belakang gua ada Saskya, dan belakang Saskya ada Alya.

1 langkah

2 langkah

3 langkah

Ya kami berempat sudah ada di dalam kelas namun masih dekat dengan pintu.

Hmm.. gua masih aja ngeliat sekitar kelas ini, ada cermin juga. Entah apa yang terjadi Saskya langsung menutup mata dan berbalik badan, dia seperti ingin teriak tapi seperti ingin menjaga keheningan. Gua langsung menghampiri Saskya

"Eh Sas. Kenapa?" Tanya gua

Dia menarik nafas panjang kemudian perlahan membuka matanya.

"Hmm"

"Coba dah. Liat" dia menunjuk ke arah kursi dekat banner yang mungkin tak ditempati oleh siswa dengan membelakanginya

Gua pun menghadap ke banner dan mencoba melihat sekelilingnya..

Dan gua baru sadar ternyata Felita terpaku menatap kursi yang tadi Saskya bilang. Gua pun menepuk bahu Felita

"Heh Fel. Jangan bengong"

"Hah?" Raut muka Felita yang bingung

"Kenapa?" Tanya gua

"Liat" jari Felita menunjuk ke arah bangku dekat banner

Gua pun melirik lagi ke arah bangku tadi

Dan benar aja ada sosok wanita yang sedang berdiri membungkuk menghadap ke arah sisi belakang kelas. ke arah tempat cermin berada, jadi kami melihatnya dari samping.

Gua pun sempat menutup mata saat melihat itu tapi gua membuka mata untuk memberanikan diri.

"Woy kalian ngeliat apaan? Masa gua gak liat sih.." ucap Alya dengan nada merajuk

Alya

Gua agak kesel sih.. akhirnya gua beraniin diri untuk masuk lebih dalam ke kelas itu. Gua berhenti di posisi tengah tengah papan tulis dan gua menghadap ke cermin.

"Eh Alya! Ngapain lu? Ayo ke sini" ucap Intan, tapi gua gak menghiraukan

Gua menatap cermin itu, awalnya sih biasa saja. Tapi entah kenapa, ada yang buat mata gua menatap lebih dalam ke arah cermin itu. Entahlah tapi gua melihat ada satu tangan muncul keluar dari cermin itu, gua berusaha mengedipkan mata untuk memastikan bahwa itu tadi cuman halusinasi tapi mata gua gak bisa dikendalikan oleh gua. Ada yang menepuk bahu gua, gua ingin menoleh tapi tak bisa.

"Alya! Ini gua" ucap Intan "udah ayok keluar kelas"

Gua ingin menjawab tapi seperti mulut gua terbungkam. Perlahan tubuh gua bisa di kendalikan lagi, dan akhirnya Intan menarik tangan gua untuk keluar kelas dan membawa gua ke saung. Mungkin Intan peka karena dia langsung mengambil air untuk gua, iya mungkin karena gua keringet dingin.


Okee segini dulu. Jangan lupa vote, komen, share, dan tambahin ke perpustakaan kalian biar yang nulis makin semangat..

Jangan lupa follow: @sifa_penjelajahoror

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"SIFA" PENJELAJAH HORORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang