two

13 1 6
                                    

Taehyung menatap jendela ruang kesehatan yang berada dilantai dua, mengusak wajahnya kasar. Lalu memanjat palaron yang menghubungkan ke jendela ruang kesehatan.

Taehyung membuka jendela tersebut, kemudian melongokkan kepalanya mencari sosok jimin, ah itu dia, terbaring dengan selimut sampai dada sedang mengompres wajah yang tadi kena tonjok

"Ternyata gak separah yang aku kira..." Ucap taehyung sambil memanjat naik ke dalam ruang kesehatan

"... Wah, aku gak percaya, ini lantai dua kan?" jimin memandang taehyung dengan heran

"Manjat palaron sih soal mudah" bangga taehyung

Jimin terkekeh "kamu ini terlalu berlebihan, ya"

"Habis, si kim seokjin bilang, aku gak boleh besuk. Makanya aku manjat"

"Cuma gegar otak ringan. Sebenarnya, katanya aku sudah boleh bangun. Tapi masalahnya, mukaku kalau tak dikompres dengan betul, bisa-bisa bengkaknya jadi dua kali lipat" jelas jimin

Taehyung menoleh keluar jendela "ya, gara-gara itu aku dicemberutin sama jungkook cs. Katanya, pokoknya sampai bisa dipastikan kalau kamu gak apa apa, aku baru boleh masuk ke kelas"

"... seumur hidup baru kali ini aku kena pukul kayak gini..." Tatapan jimin menerawang

"Um, maaf ya... Tapi, tadinya kupikir kamu pasti bakalan mengelak. Kamu terlalu lamban sih, biasanya nggak ada loh orang polos seperti itu" sesal taehyung

"...aku paling tidak bisa olahraga"

"Oh! Yasudah, kamu masuk klub sepakbola saja? Levelnya disini rendah kok, pasti seru deh! Cuma pelatih seokjin saja satu-satunya orang yang selalu penuh semangat" ujar taehyung antusias sambil mendudukkan diri dijendela

Jimin menatap taehyung "kamu...   Kenapa tidak masuk ke smu yang punya regu sepakbola yang bagus, sih?"

"He?" Taehyung balas menatap jimin dengan polos

"Aku tidak begitu mengerti soal sepakbola, tapi mininal aku tahu kamu ini sebenarnya jago"

"Hm yaa... Waktu smp sebenarnya sudah ada 2-3 smu yang mengajak aku gabung" taehyung tersenyum sambil melipat tangan didada kemudian melanjutkan "tapi aku gak mau, lagian aku masih punya hobi lain misalnya, naik motor balap... Kalau dari sekarang sudah menentukan arah, dan kita berlari terus dijalan yang itu-itu saja, rasanya gak benar juga, deh"

Jimin mendengus "... kedengarannya, keren juga, ya. Padahal arti sebenarnya, kamu cuma tidak percaya diri kan?"

Taehyung reflek berdiri. Dia tersinggung.. Jimin pun tau taehyung marah, namun dia tetap melanjutkan ucapannya

"Memang ya, daripada jadi pecundang diregu terkenal, mungkin lebih asik jadi jagoan di regu yang lemah ..."

"Kamu mau nantang berantem lagi hah?!"
Cukup sudah. Taehyung benar benar marah. Kesabarannya sudah habis, gak ada gunanya dia beramah-ramah dengan park sialan ini.

Taehyung menarik kerah baju jimin dan mengangkat tangan siap menonjok, namun taehyung berhenti, entah kenapa.

"...kenapa? Ayo, cepat pukul saja. Apa kau takut melukai si tuan jiminie ini?" Sinis jimin

'sial, kenapa aku ini, padahal tinggal tonjok saja' batin taehyung

Taehyung melepas kasar kerah jimin lalu berbalik bersiap keluar dari jendela
"Heh park! Kalau mau berkelahi seimbang denganku, kau harus tambah berat badan dulu minimal 10 kilo" sehabis berucap begitu taehyung langsung menghilang dibalik jendela, meninggalkan jimin yang terpaku di atas ranjang.

Looks like rain [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang