[#1] Orientation

357 24 3
                                    

Aku melangkahkan kakiku masuk ke halaman sekolah. Aku memandang gedung sekolah ini dengan kagum. Jujur, aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan diterima di sekolah menengah atas favorit ini dan akan satu sekolah dengan kakakku. Kakakku yang sangat aku banggakan. Ya, meskipun aku tidak terang-terangan bicara padanya.

Namanya Na Jaemin.

Dia sangat cerdas. Kecerdasannya selalu membawanya memenangkan tropi kejuaraan olimpiade sains dan matematika ditingkat nasional, bahkan beberapa diantaranya kejuaraan internasional. Aku tidak heran mengapa mendiang ayahku selalu menghabiskan waktu bersamanya membahas hal-hal terikat bisnis sedari ia kecil. Bahkan dalam berkas ahli waris, tercatat perusahaan ayah diwariskan seluruhnya pada kakak yang akan di pegangnya langsung setelah ia lulus kuliah.

Sedangkan aku hanya seorang anak perempuan yang sama sekali tidak menonjol dalam bidang akademik. Meskipun passion-ku di seni, tapi itu tidak ada apa-apanya kalau tidak pintar matematika. 'Mau jadi apa nanti?'  kata orang di sekitarku. 

Hanya bunda yang benar-benar mendukung minatku. Mengantarku setiap ada pameran seni di pusat Kota Seoul dan menemaniku ketika ada undangan untuk mengikuti kompetisi violin. Itu pun terjadi sebelum beliau pergi jauh setelah bercerai ayah karena ayah ketahuan memiliki kekasih lain dan hak asuh berada di tangan ayah penuh. Dadaku sakit ketika mengingat masa itu. Masa yang membuat diriku tidak percaya pada laki-laki lagi, kecuali kakakku dan adik dari ayah, Om Suho.

Sudahlah.

Aku melanjutkan langkahku masuk ke gedung sekolah ini. Banyak siswa baru yang berdiri di depan kelas masing-masing, saling berkenalan dan mengobrol. Mereka terlihat akrab satu sama lain. Ekor mataku menangkap ekspresi mereka ketika aku lewat.

Yahh, siapa yang tidak aneh melihat gadis dengan model rambut wolfcut menggunakan rok. Terlihat tanggung untuk menjadi feminin atau pun maskulin.

Perlahan aku memasuki ruangan yang aku yakini itu adalah ruang kelasku setelah melihat dokumen pembagian kelas. Jantungku berdegup lebih cepat. Aku takut menjadi pusat perhatian ketika memasuki kelas. Eh, tapi memangnya siapa aku? Idol? Aku menyingkirkan segala pikiran berlebihan yang memenuhi kepalaku.

Aku bernapas lega ketika mendapati hanya ada beberapa anak di dalam kelas yang sedang fokus pada ponsel masing-masing. Aku berjalan menyusuri tempat duduk, mencari meja yang belum terdapat tas.

Kakiku terhenti di samping meja dekat jendela yang terlihat kosong. Sebelum duduk aku memastikan belum ada orang lain yang memiliki meja ini. Ku senderkan tubuhku pada kursi. Bosan.

Poselku yang ada di dalam saku bergetar. Aku mengambilnya dan melihat nama kontak kakakku pada notifikasi.

Kak J

Jangan kasih tau siapapun kalau lo adek gue

Ok.

Helaan nafas keluar dari mulutku. Aku tidak habis pikir mengapa kakakku selalu menyembunyikanku dari teman-temannya sejak berada di bangku sekolah menengah pertama. Aku tahu aku tidak sepintar dia, tapi aku tidak sebodoh itu sehingga membuat kakakku malu.

Suara derap langkah terdengar dari luar ruang kelas hingga para murid terlihat mulai memasuki kelas disusul oleh para guru. Rasanya seperti deja vu ketika pertama kali masuk sekolah menengah pertama. Maksudnya basa-basi yang sama. Mulut yang tidak bisa diatur ini malah menguap di tengah penjelasan sistem pembelajaran dan les tambahan.

"Nona Haneul, kau bisa mencuci muka terlebih dahulu." Suara dari guru membuatku tersentak. Dingin menyelimuti tubuhku ketika seluruh mata di dalam kelas tertuju padaku. Ah, rasanya ingin menghilang saat itu juga. Segera aku izin untuk pergi ke toilet sebelum bertambah malu.

Karena pikiranku yang masih terpusat pada kejadian memalukan tadi, tak sengaja aku menabrak seorang murid laki-laki hingga kita berdua terjatuh. Entah apa yang ada di dalam diriku saat itu, bukannya minta maaf malah bentakkan yang keluar dari mulutku.

"Gak punya mata lo!?" Dan yang terjadi adalah aku langsung pergi begitu saja tanpa mengacuhkannya.

Yang kutabrak hanya memasang wajah kaget sekaligus bingung.

Loh, kok? Ada masalah apa tuh cewek.

***

Thanks yang udah mau baca-!

Sincerely,


ai-chan (04/07/2023)

ENVIOUS [NA JAEMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang