01 - Pertemuan

16 5 0
                                    

Anastasya POV

06.15 WIB

"Tasya,udah siang ini.Cepet bangun, masa pertama kali masuk sekolah terlambat"teriak mamaku dari dapur, walaupun keluarga ku orang kaya, mamaku tetap turun tangan sendiri jika perihal dapur. Aku pun hanya menggeliat pelan dan berjalan menuju kamar mandi dengan wajah khas orang bangun tidur.

Saat ini aku sedang sarapan bersama orang tua ku dan kakakku.Nama kakakku Samuel Aryanta Reynandra.Ya, wajahnya tampan.Aku sangat menyayanginya begitupun dengannya.

"Pa,ma,kak, Tasya berangkat sekolah dulu ya" ucapku lalu mencium pipi mereka bergantian dan menyalaminya.Aku berjalan menuju garasi dan menaiki mobil sport hitam milikku. Lalu menancap gas dan membelah jalanan dengan cepat.

Dan benar apa yang dikatakan mamaku.Saat aku sudah sampai, gerbangnya sudah ditutup.Sial, baru masuk sekolah, harus urusan sama BK.

"Hey, lo telat?" tanya lelaki yang baru saja sampai memakai motor sport.
"Menurut lo?" ucapku tanpa menoleh kearahnya.Dia hanya mendengus mendengar pertanyaan ku.

Lalu dia dengan gampangnya menyuruh satpam membukakan gerbang. Satpam itu pun menurut,bahkan guru piket pun tidak menegurnya karena terlambat berangkat ke sekolah. Menurutku, ada yang aneh.

Tanpa pikir panjang, aku pun mengikutinya dari belakang. Kesempatan tidak datang dua kali bukan?Saat aku sudah sampai di parkiran, guru piket langsung menghampiri ku.

"Kamu masih anak baru, kenapa berangkat sekolah terlambat?"ucapnya sambil berkacak pinggang.
"Maaf pak, bangun kesiangan" ucapku santai lalu berjalan melewatinya.Itulah kebiasaanku saat aku masih di sekolah yang dulu, berangkat sekolah telat, bahkan tidak takut dengan guru.

"Sekarang kamu berdiri di lapangan sampai istirahat!" perintahnya.Aku pun berjalan dengan santainya menuju lapangan.

Satu jam berlalu,tetapi hukumanku belum juga selesai. Sampai aku merasakan kepalaku yang agak sedikit pusing. Lalu aku terhuyung ke belakang, dan aku merasakan ada benda yang menahan tubuhku agar tidak jatuh. Kemudian aku pingsan di tubuh lelaki itu.

Daniel POV

Aku menggendong gadis itu ala bridal style dan berjalan menuju UKS. Aku menurunkannya di ranjang UKS dan duduk di sebelahnya sembari melihat lekat lekat gadis itu.

"Cantik" gumamku.

Aku terus memandanginya sampai tiba tiba dia terbangun, dan aku langsung pura pura bermain ponsel agar dia tidak melihatku sedang menatapnya.

Anastasya POV

Aku membuka mataku. Aku tidak tahu,aku dimana sekarang. Di UKS mungkin,pikirku. Aku pun melihat ke sekeliling dan tepat di sebelahku ada seorang lelaki yang sedang bermain ponsel. What? orang yang tadi terlambat, mengapa bisa disini?.

"Lo udah bangun ternyata" ucapnya sembari berjalan mengambil minum.
"Nih minum dulu"
Aku pun hanya menurut.

"Lo siapa?kok bisa ada disini sama gue" ucapku sembari memberikan gelas kepadanya.
"Gue Daniel Ferdian Rakata, panggil aja Daniel" jelasnya.

"Oh, gue mau pulang" ucapku lalu bangun dari ranjang.
"Yaudah gue anter"
"Gak perlu"
"Gue anter"
"Gak"
"Gue anter"
"Gak"

"Ganteng juga, perhatian lagi, ehm idaman" -batinku

Dia hanya mendengus setelah mendengar pernyataan ku. Karna aku merasa tidak enak karna dia sudah menunggu ku selama aku pingsan. Lebih baik aku terima saja, kepalaku juga masih sedikit pusing.

"Yaudah deh lo anterin gapapa, tapi mobil gue gimana?" tanyaku.
"Gampang kalo itu" ucapnya.
"Mm yaudah ayok" ajakku. Aku dan dia pun berjalan beriringan menuju parkiran.

"Nih buat nutupin paha lo" ucapnya lalu melempar jaket ke arahku. Aku pun hanya menurut dan mulai menaiki motornya.

                            *****

"Makasih udah mau nganterin gue" ucapku sembari memberikan helm yang ku pakai tadi. Daniel hanya mengangguk. Daniel langsung pergi meninggalkan rumahku. Aku pun berjalan memasuki rumahku.

"Assalamualaikum, Tasya yang cantik, baik hati dan tidak sombong udah pulang" teriakku saat sudah memasuki rumah.

"Kebiasaan teriak teriak,berisik tau gak?" protes Kak Sam.
"Enggak" aku hanya nyengir kuda. Lalu aku duduk disamping Kak Sam dan kepalaku ku sandarkan pada bahunya.

"Kak, ayo jalan jalan" ajakku padanya.
"Enggak ah, panas, nanti gue gosong. Nggak ada yang naksir gue entar" sombongnya sembari menarik turunkan alisnya.
"Ayo Kak, gue bosen di rumah" ajakku sembari menarik narik tangannya.
"Hm cepetan ganti baju" ucapnya. Lalu aku berlari menaiki tangga menuju kamarku untuk mengganti baju. Kak Sam hanya menggeleng - gelengkan kepalanya melihat aksiku.

                          *****

Saat ini aku sedang berada di taman kompleks. Padahal aku tadi ingin mengajak kakakku ke pekan raya. Ujung ujung nya dia juga tidak mau. Dari pada aku bosan dirumah, ke taman tidak ada salahnya.

"Emm kak?" panggilku pada Kak Sam.
"Ya?" ucapnya lalu menoleh padaku.
"Beli itu" tunjukku pada kedai es krim di ujung taman.
"Yaudah ayo"

Aku dan kakakku berjalan menuju kedai itu layaknya seorang sepasang kekasih, karna bergandengan dengannya. Saat sampai di kedai itu gue lihat cowok itu. Yap, Daniel. Bersama wanita cantik yang bisa ditebak kalau itu pacarnya. Dia juga melihatku sekilas lalu mengalihkan pandangannya menuju gadis di sebelahnya.

"Gue kira dia belum punya pacar, ternyata udah" batinku.

Daniel POV

Aku sedang berada di kedai es krim bersama pacar ku. Dan sebenarnya aku sudah bosan dengannya, biasa lah orang ganteng mah bebas. Saat aku menengok ke samping, tak sengaja aku melihatnya. Gadis yang ku tolong tadi, bersama lelaki yang ku yakin bahwa dia pacarnya.

"Cantik, mau gue jadiin target pacar gue selanjutnya, eh udah punya cowok" batinku.

Saat aku menengok ke arahnya tanganku ditarik Franda,pacarku.
"Sayang, itu es krim nya udah jadi, buruan dibayar" ucapnya. Dengan malas aku membayarnya karna dia hanya memanfaatkan kekayaan ayahku. Matre memang.

Saat aku sudah di rumahku, aku langsung menuju kamar tanpa menyapa papa dan mamaku. Rasanya aku sudah putus asa untuk mendapatkan gadis itu. Oh ya, aku tidak tahu nama gadis itu.

Tetapi aku sangat ingin memilikinya, gadis itu beda dari yang lain, pikirku.





AndanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang