kuade

11 0 0
                                    

Matanya menangkap di kejauhan seorang laki laki jangkung sedang mengisi buku tamu, sesekali laki-laki itu menyapa tamu lain yang dia kenal, bibirnya terus tersenyum, sesekali juga tertawa karna terus digoda teman-temannya. Sementara rasa bak terpanah tepat dijantung tiba-tiba dirasakan seorang gadis, sesak, pedih, sangat menyakitkan. Ia berusaha mengendalikan raut wajah dan menahan air mata. Ia menoleh pada laki-laki lain yang berdiri disampingnya yang sedari tadi memperhatikan lagaknya, laki-laki itu tersenyum lemah, senyum yang sama menipunya dengan tawa laki-laki disana, karna mungkin yang dirasakannya juga sama.

Ia merasa tokoh paling jahat dikisah mereka, dua laki-laki yang baik. Tak sepantasnya mereka merasakan pedih-pedih ini, begitu juga mungkin dengan dirinya yang tak mau ini terjadi. Mau bagaimana keadaan yang memaksa. Percayalah jika kau benar jadi dia tak akan semudah tinggal asal menanggapi, siapa yang salah siapa yang benar. Waktu mendesak kita maju, mau kaki kita berlari atau cuma diam kita akan tetap terdorong terus kedepan, tak kenal dengan kata menunggu.

Seperti perahu walau tak bertujuan, cepat atau lambat dia harus berlabuh pada daratan, karna ombak terus bergulir, sebab angin tetap berhembus.

Story Without TitleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang