Kamu berusaha menahan isak namun gagal, kamu berusaha sembunyi tapi tetap ketahuan. Semua orang tahu betapa cengengnya dirimu, nampak hanya sebuah kata namun mampu memporak-porandakan seisi hati. Kamu payah! Sangatlah lemah. Kamu berbisik entah pada angin atau dirimu sendiri. Satu kata, lirih "lelah,"
"Mereka yang beruntung ataukah aku yang sial?" lanjutmu. Sesakmu sudah lenyap, patah dan luka itu juga tak sepedih kala pertama. Kamu tak lagi ramai. Sudah tidak mengharapkan tatapan. Sedang memintal benang bersama diam dengan satu tujuan,
semua selesai.