Joysefa | 1

37 9 40
                                    

"Jika benar ini hanyalah sebuah mimpi, aku hanya berharap janganlah ini menjadi sebuah kenyataan"

🍀

KEBAHAGIAAN. Semuanya pasti ingin bahagia, apalagi kalau ini tentang suatu perasaan bahagia yang terbawa karena adanya rasa kagum terhadap seseorang. Namun, apa yang akan terjadi jika itu hanya sebatas mengagumi tanpa memiliki!? Rasanya... perlu banyak hal yang harus dipikirkan lagi akan itu. Karena hanya bisa mengagumi dalam diam bisa saja membuat orang selalu terbawa dalam dunia yang penuh dengan imajinasi belaka tanpa adanya realita sepenuhnya. Dan hanya berada diantara dunia imajinasi dan ekspetasi, beda-beda tipislah. Seakan-akan pikiran melayang.

Dengan susah payah Sefa membawa setumpuk buku-buku paket yang tersusun sesuasi dengan gradasi. Meskipun buku itu hanya berjumlah lima buah tetap saja itu bisa dibilang beban yang berat bagi Sefa karena itu sangat tidak sebanding dengan tubuh mungilnya. Dengan malas Sefa berjalan keluar kelas sebisa mungkin.

Belum juga sempat keluar sepenuhnya dari kelas dan belum juga tiba di depan pintu, tatapan Sefa teralih pada sosok cowok bertubuh tegap dan tinggi itu serta parasnya yang tergolong tampan. Itu Joy.

"Kasihan. Sini aku bantuin," ucap Joy dengan tersenyum sambil mengacak-acakan rambut Sefa dengan gemas.

Degg!!
Rasa itu... Sungguh tak bisa dipungkiri, karena tingkah Joy barusan hampir saja membuat Sefa salah tingkah dan gila rasa. Alasannya sendiri rada salting gitu yah karena ada...Iya rasa, karena ada rasa, lengkapnya.

Karena postur tubuh Joy yang terlampau tinggi dengan malas Sefa mendongakkan kepalanya mendapati Joy yang sedang tersenyum jahil padanya. Pasti Joy sedang menghinanya secara halus karena Sefa memiliki postur tubuh yang pendek dan sangat beda jauh dari kehidupan empuk milik Joy, pikir Sefa.

Sefa tersenyum paksa,"Aku bisa bawa sendiri kok," cetus Sefa semaunya. Kata-kata tersebut diucapkan Sefa agar nervous-nya tidak nampak dengan jelas.

"Nggak usah sok kuat, dasar cilik," ujar Joy seraya mengambil paksa buku-buku yang sedang dipegang Sefa lalu mencubit pipi sebelah kiri Sefa dengan gemas.

"Enak aja kamu. Bukan aku yang terlalu pendek tapi kamu yang terlampau tinggi, dasar raksasa jelek," sarkas Sefa tak terima dengan tindakan Joy. Padahal niat Joy itu baik, biar hubungan olok-mengolok mereka kembali terjalin baik seperti dulu.

"Siapa juga yang bilang kamu pendek? Yahh... geer amat kamu jadi orang," cibir Joy seenak jidatnya seakan-akan dia lebih sempurna dari Sefa meskipun itu hanya guyon saja, tetap saja Sefa menganggapnya dengan serius.

"Emang kenyataannya gitu kan? Kamu mau hina aku, kan? Dasar!! Nyebelin banget jadi orang," tukas Sefa yang langsung kicep. Sesungguhnya Sefa melakukan ini semua karena terpaksa. Niatnya besar sekali agar Joy membantunya dengan setulus hati.

"Jadi ceritanya kamu lebih hebat dan lebih kuat dari aku?" tanya Joy sedikit menjeda dengan melayangkan tatapan prihatin kearah Sefa, "Yaudah ini bukunya."

"Arghhh... Kamu ini mau bantu aku setulus hati atau semulus daun talas, eum sama nggak ya?" Sefa terdiam dan berpikir sejenak.

"Ahh bodoh amat. Jadi gini, kamu niatnya mau bantu aku atau gimana, nih?" umpat Sefa karena gugup harus omong apalagi bukan itu tapi kehabisan kosa kata.

"Kamu kalau marah tambah imut deh. Jadi tambah sayang," goda Joy dengan satu kedipan mata yang diberikannya kepada Sefa yang masih memasang wajah masam.

"Joy, temen aku yang paling baik hati dan tidak sombong," Sefa mengekspresikan wajah memelas dan memohon, "Bantuin aku, pleasee."

Sefa memandangi isi kelas, mencoba mendeteksi apakah ada orang lain lagi selain dirinya dan Joy yang ada disitu. Dan untungnya tidak ada. Kalaupun ada dan ada yang mendengar ucapan Sefa barusan, pasti saja telinganya sudah tersumbat karena debu-debu tebal alias huraan dari teman-temannya yang lain itupun kalau ada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Joysefa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang