i

699 66 6
                                    

i could never be far from himhe always kept me by his sidelike a lover,like a prisoner

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

i could never be far from him
he always kept me by his side
like a lover,
like a prisoner.

-

The words 'I want to die' constantly makes its way back into Juyeon's head.

Seriously, Juyeon tidak tahu apa yang terjadi namun belakangan ini mood-nya sedang sangat buruk, seperti wanita PMS.

Padahal dia lelaki!

Belum lagi ketiga rekan kerja-nya itu yang terus bertanya tentang wajah masam-nya tanpa mengetahui bahwa cerocosan mereka membuatnya semakin malas. Kevin, Chanhee, dan Changmin, we appreciate your effort, tapi dia lagi gak butuh itu saat ini.

Untung saja jam kerja-nya sebentar lagi berakhir, yang artinya ia bisa keluar dari setelan kemeja dan dasi tak nyaman ini, mandi air hangat dan tidur bersama Jaehyun di ranjang mereka.

Oiya, Juyeon lupa dengan Jaehyun untuk sesaat.

Lee Jaehyun, fotografer yang namanya sudah dikenal oleh banyak orang, terutama di Korea Selatan, adalah kekasih-nya sejak 2 tahun yang lalu. Mereka bertemu di salah satu photoshoot, dimana Juyeon menghadirinya untuk bertemu dengan CEO perusahaan modelling tersebut untuk bekerja sama. Saat itu Hyunjae pikir Juyeon-lah model yang akan ia potret nantinya. Bayangkan saja wajah bingung dan pelanga-pelongo Juyeon ketika disuruh untuk berdiri ditengah set.

Mereka sudah mulai tinggal bersama setelah satu tahun menjalani hubungan mereka. Awalnya hidup berdua memang sedikit sulit--pasalnya, Jaehyun yang gemar main game malam-malam itu sering kali mengganggu waktu tidur Juyeon yang singkat karena pekerjaannya.

Tinggal dalam satu unit apartemen yang sama bukan berarti mereka akan terus bertemu satu sama lain setiap hari, mereka malah semakin menjauh. Jaehyun yang selalu bertugas di luar negeri, dan Juyeon yang selalu pulang larut malam.

Nonetheless, they try their best.

Menyempatkan dirinya untuk menjemput Jaehyun di bandara, atau sesekali membawa Juyeon untuk makan di luar. Terkadang saat akhir pekan, kalau Jaehyun tidak kerja, mereka akan bergantian membuat sarapan.

Namun, di hari luang mereka berdua, Jaehyun tak pernah melepaskan Juyeon. Sekalipun ada meeting, Jaehyun memaksanya untuk mengambil izin sakit atau acara dadakan.

Bahkan, kalau Juyeon mau pergi ke supermarket saja tidak boleh.

("Terus kamu mau mati kelaparan, Hyung?" Tanya Juyeon, merapihkan jaket yang sedang ia pakai.

"We can order Chinese takeout." Ucapnya dari kasur, dagunya ia taruh di atas telapak tangannya, netra-nya tidak meninggalkan refleksi Juyeon dari cermin.

Juyeon mengerutkan keningnya. "You still want to eat takeout even if we can have a nice dinner?" Juyeon memutar tumitnya untuk menghadap kekasihnya.

Jaehyun tersenyum lucu. "As long as I'm eating it with you, its fine."

Mereka berakhir memesan pizza dan ayam goreng.)

Contohnya sepeti hari ini.

Pagi ini, Jaehyun yang tidak memiliki jadwal kerja memaksa Juyeon untuk bolos satu hari saja. Tentunya, Juyeon menolak keras, karena besok sudah hari Sabtu, jadi ia memilih kerja hari ini dan menghabiskan waktunya bersama Jaehyun esok hari.

Tentunya, Jaehyun tidak mengalah begitu saja, Juyeon mengawali hari ini dengan pertengkaran yang cukup hebat--hanya karena Jaehyun tidak menginginkannya untuk pergi kerja.

Ya, Jaehyun memang kekasih yang keras kepala, berbanding balik dengan Juyeon yang biasanya selalu santai dan easy-going.

Biasanya Juyeon memang mengalah, namun kali ini ia harus menyelesaikan satu laporan yang deadline nya hari itu juga, maka ia memaksakan dirinya untuk hadir kerja.

Maka dari itulah hari ini Juyeon benar-benar malas.

Ia menghelakan nafasnya kemudian melemaskan ototnya, memejamkan matanya selama beberapa saat. Ia kembali membukanya dan melihat bahwa jam dinding sudah menunjuk pukul 21.30, dan ia juga sudah menyelesaikan semua kerjanya.

Juyeon merapihkan mejanya dan beranjak dari tempat duduknya, sudah siap meninggalkan kantornya.

"Eh, Juyeon!" Panggilan namanya itu membuatnya menengok ke belakang. "Gue nebeng dong, searah kan?" Tanya Changmin yang sudah siap dengan tasnya.

"Oh, yaudah, yuk. Chan, Kev, gue balik duluan ya!" Tukasnya, melambaikan tangannya ke arah kedua rekannya yang atensinya masih tertuju pada laptop mereka.

Kevin mengangguk. "Titip salam buat Jaehyun-hyung ya, Yeon."

"Iya, gue juga!" Tambah Chanhee.

"Oke, nanti gue sampein." Juyeon memutar badannya dan berjalan disamping Changmin.

Perjalanan mereka menuju mobil Juyeon dipenuhi dengan perbincangan enteng, dan selama perjalanan di dalam mobil, Changmin tertidur. Sesampainya di apartemen Changmin, yang lebih muda itu mengucapkan terima kasih kepadanya, meninggalkan Juyeon sendiri dalam mobil.

Kedua netra Juyeon menatap jalanan Seoul malam yang gelap, dan secara perlahan, hujan mulai melanda, membasahi aspal dengan tangisan bumi.

Perjalanan pulangnya ditemani dengan album American Teen karya Khalid, dari ponselnya yang disambung ke speaker mobil.

-

keringet dingin aq

aslinya udah selesai lama cuman banyak typo mau dibenerin lupa terus hehe

jangan lupa di vote dan comment ya guys!!

fool ft. jujaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang