how long will i love you (1)

1.5K 280 44
                                    

( "how long will i love you,
as long as stars are above you
and longer if i canㅡ" )

*

Musim panas sudah berlalu sejak kemarin. Stasiun Kings Cross kembali dipadati oleh para murid yang akan kembali ke kastil Hogwarts. Felix yang baru saja datang bersama ibunya tergopoh-gopoh menaiki kereta yang semenit lagi akan berangkat. Bahkan peluk-cium perpisahan saja tidak sempat Felix berikan lantaran ibunya lebih cepat mendorong tubuhnya ke atas kereta sebelum pintu ditutup. Ia pikir mereka masih punya waktu. Namun begitu Felix menginjakkan kaki di lorong gerbong, keretanya pun mulai bergerak. Pemuda itu akhirnya harus puas dengan salam perpisahan berupa lambaian tangan dan cium jauh dari ibunya.

Begitu sosok sang ibu dan para pengantar murid-murid Hogwarts lain menghilang dari pandangan, Felix menghela napas sedih.

Saking larutnya dalam kesedihan, Felix nyaris terlonjak saat merasakan tangan seseorang mendarat di pundaknya. Ia menoleh cepat dan menemukan Changbin berdiri di belakangnya, wajah pemuda itu terlihat seolah menahan tawa karena kekagetan Felix.

"Hyung," rengek Felix ketika tubuhnya berbalik menghadap Changbin untuk memukul pelan lengan sang pemuda, "kaget tahu."

"Siapa suruh melamun," cibir Changbin. Tangan pemuda itu lantas meluncur ke pergelangan tangan Felix, menggenggamnya. Felix terkesiap pelan, "ayo cari kompartemen."

Ia tidak sempat menyuarakan protes karena Changbin serta merta menariknya menyusuri gerbong kereta. Dimana-mana penuh dengan murid baru yang berisik atau murid lama yang sibuk adu cerita liburan musim panas masing-masing. Beberapa dari mereka yang melihat Felix dan Changbin lewat sempat memperhatikan sejenak tangan mereka yang tergenggam. Namun tidak ada yang mengatakan sesuatu sampai mereka bertemu dengan Han Jisung di salah satu kompartemen.

Wajah Jisung yang semula cerah perlahan berubah masam. Matanya melotot ke arah tangan Felix yang bertautan dengan jemari Changbin. Felix hendak menarik tangannya diam-diam, tetapi Changbin justru mengeratkan genggaman. Felix memperhatikan tatapan menantang yang diberikan kekasihnya untuk Han Jisung, membuat perutnya bergolak tidak nyaman.

"Hyung, lepasin sebentar," Felix berbisik untuk membujuk Changbin. Namun pemuda itu tidak bergeming.

"Hyung..."

"Aku pinjam temanmu untuk tahun ini, Han," Changbin tiba-tiba saja berucap, membuat Felix maupun Jisung terkesiap. "Karena mulai tahun depanㅡdan entah sampai kapanㅡkami mungkin nggak akan bisa menghabiskan waktu bersama lagi."

Rasanya jantung Felix seolah jatuh ke lantai kereta. Ia bahkan tidak sadar menggenggam tangan Changbin terlalu erat jika bukan karena desisan samar yang tercetus dari bibir sang pemuda. Felix bergegas melonggarkan genggaman sembari meminta maaf.

"Terserah. Itu kan urusan kalian," Jisung menjawab dengan nada acuh tak acuh. Ia bergerak cepat melewati Changbin dan Felix tanpa menoleh, menuju ke toilet kereta yang berada di ujung lorong. Felix mendengar Changbin menghela napas.

"Temanmu masih marah padaku, ya?"

Jika saja ia tidak mengenal Changbin dengan baik, mungkin Felix tak akan mengenal nada sedih samar yang terdengar dalam suaranya. Namun Felix tidak mendapati dirinya menjawab. Ia hanya menggenggam jemari Changbin lebih erat sebelum meminta pemuda itu mencari kompartemen untuk mereka berdua.

Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya mereka menemukan kompartemen kosong di ujung gerbong. Changbin mempersilakan Felix masuk terlebih dahulu sebelum ia menutup pintu. Felix otomatis mengambil tempat di dekat jendela, terlihat enggan berbicara maupun menatap Changbin yang duduk di hadapannya. Sepertinya ia bisa mengenali sorot sendu dalam tatapan Felix. Changbin menghela napas sejenak sebelum membuka suara.

the heart wants what it wants ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang