1. Pity of Me

28 0 0
                                    

"Hey kakak bisa bantu aku menggunakan pedang?" ucap semangat dari bibir pucat itu. Daisy Luigi, sang adik.

"Terlalu dini untuk mu berlatih pedang Daisy." Hans menggelengkan kepala gemas melihat tingkah sang adik yang terlalu tomboy tersebut.

"Come on, aku hanya ingin seperti mu dan Sam yang bisa memimpin para warriors!" Bibir itu berucap sinis sangat berbeda saat dia meminta sesuatu.

"Baiklah ikut aku," itulah kelemahan seorang Hans Luigi, hatinya tidak akan tenang apabila tidak menuruti semua permintaan adik kesayanganya.

Hans mengajak Daisy keruangan pribadinya, di sana mereka berlatih teknik dasar menggunakan pedang, secara perlahan dan pasti, sesekali Hans mencoba menahan Daisy saat gadis cilik itu mulai tidak terkendali dalam memegang pedang yang dapat membahayakan dirinya sendiri.

Hans hanya tidak mau mendapatkan amukkan kekesalan sang Luna yang bahkan bisa menyiksanya seharian penuh.

Son, bisa temui aku di perbatasan

Baik Alpha aku akan segera ke sana

Sudah ku bilang panggil aku Dad atau apapun itu yang memiliki arti yang sama.

Akan ku coba

"Hans!!!" teriak Daisy memenuhi ruangan tersebut. Melihat sang kakak tiba-tiba terdiam membuat nya bertanya-tanya, apa yang sedang dipikirkannya.

"Daisy, aku harus pergi, Alpha memanggilku ke perbatasan, minta tolonglah sama Sam jika masih ingin berlatih." Hans mengusap rambut kelam lurus Daisy, dan meninggalkan gadis cilik itu

×_×-×_×-×_×-×_

Werewolf berbulu putih itu bergerak cepat melewati berpuluh-puluh pohon tinggi di sisinya, suasana gelap yang cukup mencengkang menyelimuti hutan itu, dinginnya dataran dipenuhi dengan putihnya salju, dan aunggan serigala yang saling menyahut satu sama lain menandakan pertanda suatu hal.

Hans melihat gerombolah sang Alpha disertai Beta White Snow Pack. Tidak ada tanda-tanda kehadiran Sam, menandakan bahwa Sam tidak mengetahui pertemuan ini. Para warriors kelas A berjumlah 7 orang di belakang Luke. Menambah rasa curiganya.

"Son," sapa Luke ke sang anak, rasa bangga terlihat jelas di wajah yang sudah tua itu walaupun masih terlihat sangat tampan, melihat serigala anaknya berwarna putih seperti salju, bermata merah, dengan tubuh yang tinggi, berbulu tebal, dan besar.

Max nama serigala Hans menundukkan kepalanya tanda hormat kepada sang Alpha.
Max selalu berfikir, warna bulunya terlalu mencolok dibandingkan keluarga White Snow Pack yang cenderung berwarna abu-abu bermata merah. Tapi pemikiran itu selalu di tepis Hans yang selalu bilang bahwa putih adalah warna ibu kandung mereka.

"Son, anggaplah aku ssbagai ayahmu bukan seorang Alpha" ucap Luke dengan tone Alphanya, tidak bisa ditentang.

Mendengar hal tersebut Max hanya mampu menggonggong tanda mengerti, jika sang ayah sudah bertahta bahkan sang Luna pun tidak mampu bersikap apapun. Bukan berarti Hans ataupun Max tidak mau mengakui Luke sebagai ayahnya, namun perasaanya selalu mengatakan dia tidak pantas menjadi keluarga Luigi.

"Son, pergilah ke Theron, negeri dimana sang King berada, umur mu sudah pantas untuk mengabdi di Theron" Luke mengucapkan itu tanpa melihat ke arah Hans, tersirat lirihan di setiap kata yang terucap dibibirnya.

"Apa maksud mu Dad?" Hans kembali kewujud manusianya, tanpa pakaian apapun, Beta memberikannya setelan baju yang memang sudah dipersiapkan untuknya.

"Jadilah tangan kanan King Reagan,"
Hans mencoba berfikiran positif dengan segala ucapan omong kosong kepadanya.

"Kau membuang ku?" Suara amarah itu terdengar jelas

"Tidak, aku hanya ingin yang terbaik untuk mu son!" Luke menatap Hans, memegang bahu sang anak yang menatapanya kecewa.

"Seterah padamu, aku lelah, kaupun lelah mengurusku, aku mencoba mengerti hal itu Dad" Hans melepaskan tangan Luke dari bahunya, bola mata itu berwarna merah, untuk sekian kalinya Hans selalu merasa menjadi anak yang terbuang, dan saat ini dia memang terbuang.

"Aku akan ke Theron malam ini sesuai perintah mu Alpha" ucap Hans dengan suara berat miliknya, pria itu pun pergi tanpa mau mendengar jawab Luke yang hanya mampu menatap kepergian sang anak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ThaerondiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang