Eps. 04

59 13 0
                                    

Mau kemana?
Balik!

=====

Usaha IU untuk kaburpun sia-sia, Jimin menarik tangan IU paksa untuk kembali menuju kelas, sedang IU hanya bisa diam pasrah mengikuti langkah Jimin dari belakang.
Sesampainya di depan pintu kelas, Jimin berbalik dan kedua tangannya memegang bahu IU
"Kalau mau ngatur rencana kabur konsultasi dulu ke BK minta acc Bapak Lim Song trus pamitan ke temen2 yang masih disini biar kaburnya berkah"

"Apaan sih, mau cepet mulai gak kelasnya?" Dengan sinisnya IU membalas ucapan Jimin

Kelas tambahan dimulai, Jimin menerangkan pelajaran dengan runtut dan jelas bahkan lebih baik dari guru aslinya, ketiga teman IU mendengarkan dengan penuh semangat berbanding terbalik dengan dirinya yang sedang melamun memikirkan bagaimana nanti ia pulang, "Angkutan umum pasti udah gak ada, yang lainnya berlawanan arah pulang, nelfon ayah kasian baru sampek rumah" Bisik IU

IU terkejut merasakan hembusan nafas manly yang begitu dekat di telinga kirinya "Pulang bareng gua aja" Lirih Jimin

IU seketika tersadar dari lamunannya

"Loh yang lainnya kok gak ada semua?"

"Pelajarannya udah selesai 5 menit yg lalu putriii"

IU berusaha keras menelan salivanya "Kenapa kamu gak bilang dari tadi??" Tanyanya kesal

"Udah... Makanya orang ngomong di depan tuh didengerin, untung gak gua tinggal"

"Hehe iya maap dah, abisnya gua bingung pulangnya gimana, biasanya ngangkot"

"Kalog ngode emang paling pinter, gua anterin dah"

"Ih PD banget gua gak ngode kali' " Masih mempertahankan harga diri

"Yaudah bye.." Jimin beranjak pergi dari kelas

"Gitu aja? Tunggu anak baru i iya aku mau pulang bareng" IU berlari mengejar Jimin menuju tempat parkir

"Dasar gengsi sialan" Umpat IU dalam hati

Merekapun melesat, IU yang memang pada dasarnya suka ngoceh memecah keheningan malam itu dan Jimin dengan senang hati menanggapi setiap topik yang dilontarkan, tapi tiba2 Jimin menghentikan motornya di pinggir jalan yang disesaki stand makanan "Makan dulu ya, gua laper"

"Boleh deh gua juga lapar, nasgor yaa??"

"Ogah ah nasi dikasi bumbu gitu doang, gua mau ngebakso aja"

"Yaelah mending nasgor  daripada bakso kenyang sama air, nasgor aja yaa hehe" Jurus muka kucingpun terpaksa IU keluarkan demi memerdekakan perutnya

Jimin tidak memiliki pilihan lain selain mengiyakan pesanan IU, baginya sekarang yang penting perut keisi dulu. Sembari menunggu masakan disajikan sekarang Jimin-lah yang memecah keheningan
"Yu lo emang gak suka bahasa inggris ya?"

"Yup, dari lahir"

"Kenapa?"

"Hmm, gak tertarik aja belajar bahasa asing" Jawab IU singkat

"Lo orang tersimpel yang pernah gua temuin emang, kalau hobi?"

"Baca novel, tapi gak semua novel gua suka"

"Trus novel yang kayak gimana?"

"Novel itu harus bergenre romance atau komedi, dikit halamannya, ringan bahasanya dan minimal setiap chapter ada gambar visual" IU dengan excited menjelaskan syarat menjadi buku favoritnya

"Oke fix gua tarik kata-kata gua"

IU terkekeh mendengar jawaban dari Jimin, tapi itu fakta bahkan hampir sangat jarang untuk IU sendiri bisa menemukan novel yang seperti itu

"Kalau cowok kriterianya gitu juga?"

"Wah kalau itu kriterianya lebih ribet dari sekedar novel"

Perbincangan mereka berlanjut saat pesanan tiba, canda dan tawa memenuhi stand nasi goreng dan untuk pertama kalinya IU mulai terbuka lagi pada teman laki2nya hingga IU sadar bahwa ia lupa untuk mengatakan pada mamanya bahwa ia akan pulang malam kali ini, IU pun bergegas mengambil ponsel di sakunya yang sudah seharian dianggurin,
Boommmm 10 panggilan tak terjawab dari sang mama bertengger di display hp IU
"Kamu tau rasanya duduk di kursi persidangan PBB?"

"Enggak, emang kamu pernah?" Tanya Jimin heran

"Belum tapi bentar lagi, antar aku pulang sekarang juga Jimin!!"

IU langsung bergegas pergi menuju sepeda motor meninggalkan Jimin yang masih terdiam heran,
"Aku jelasin di jalan" Teriak IU dari kejauhan yang dibalas Jimin dengan anggukan,

Di jalan IU menceritakan betapa bingungnya ia saat mengetahui bahwa orang dirumahnya panik karna dirinya yang tak memberi kabar apapun, membuat Jimin merasa semakin bersalah atas kejadian ini.

Sesampainya di depan rumah terlihat kepanikan kedua orang tua IU menanti anak kesayangannya pulang
"Makasih Jimin... maaf ngerepotin"

"Sanss aja, aku balik dulu ya" Lambaian tangan Jimin pergi meninggalkan IU

Di depan sana kedua orang tua IU sudah siap memberi 1001 pertanyaan, sedang IU hanya membalas dengan senyum nakalnya. Untuk urusan jam pulang sekolah orang tua IU memang sangat ketat semua bisa ditolerant asalkan ada kabar tapi kalau kali ini punishment siap menjemput di depan mata.

Ruang tamu kini berubah menjadi ruang sidang, mama dan papa IU silih berganti melontarkan pertanyaan, semuanya IU jelaskan tanpa ada yang direkayasa tentu saja mereka percaya apa yang IU katakan, karena selama ini IU tidak pernah merusak kepercayaan mereka.

"Biar gak telatan lagi papa akan jemput setiap pulang sekolah kali ini"

"Gak usah pa, tempat kerja papa kan berlawanan sama sekolah IU, papa juga nanti capek, IU bakal bareng temen IU aja rumahnya searah dan kita satu kelas" Pinta IU yakin

"Oke tapi papa minta nomer telpon temenmu, takut kalau kamu gak bisa dihubungi lagi nanti"

"Siapp pak, IU ke kamar dulu ya" IU lantas pergi meninggal kedua orang tuanya di ruang tamu, ia membersihkan diri kemudian merehatkan diri sejenak di atas ranjang tebalnya

"Ting Tung"
(Notifikasi pesan dari ponsel IU)

"Siapa sih malem2 kek gini, mengganggu ketenangan surgawi deh"

Unidentified Number
"Ini aku Jimin
Udah tidur?"

=====
*Part ini akan dipublish lebih cepat karena besok sudah aktivitas kuliah seperti biasa

Tapi gak usah bingung gak usah gelisah cerita ini akan tetap dilanjutkan
So...

Jangan sungkan, jangan ragu, jangan bingung buat vote😉










Unexpected StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang