Allah syg Ayah

8 3 3
                                    

 
                                   ✨✨✨✨

   Hangat mentari menambah kehangatan keluarga kecil pak pian.Cahaya matahari menembus sela-sela di balik pepohonan,Pak pian mengendarai motornya dengan kecepatan sedang membelah jalan kota.Sesekali terdengar canda tawa ina bersama ayahnya,menambah kehangatan pagi ini.

  Tepian sungai mahakam ya itu lah tujuan ina dan ayahnya pagi ini.Tak sabar ,putri manis pak pian itu langsung berlari tangkas begitu turun dari motor,seperti hendak bertemu sahabat lamanya.Ia berlari sambil sesekali melompat penuh semangat. Keceriaannya tumpah bersama gemuruh gelombang sisa-sisa pasang tadi malam.Terdengar suara tawa geli ina saat kakinya menyetuh air sungai.Bagaimana tidak belum lama kaki ina menyentuh air ikan-ikan kecil berkumpul di kaki ina sehingga membuatnya tak kuasa menahan geli di kaki nya.
      Meski tak seramai pantai,tepian mahakam tetap di kunjungi.puncak keramaian biasanya pada malam tahun baru,bulan ramadhan,dan ketika menjelang lebaran.Lebih ramai lagi ketika festival mahakam atau peringatan erau,Orang-orang dari berbagai macam wilayah akan beramai-ramai memenuhi tepian ini,bukan hanya itu di tepian ini biasa di jadikan tempat untuk memancing dan juga duduk santai dengan orang terdekat.

Lampu warna-warni cafe  menambah kesan indah di tepian,belum lagi berbagai bentuk lampion yang sangat lucu menghiasi tepian sungai mahakam ini,Siapapun yg berkunjung ke tempat ini pasti akan merasakan nyaman,tempat ini juga cocok untuk menenangkan pikiran loh,,hhee😄

"Jangan terlalu kepinggir ina,nanti ina jatuh !"teriak ayah ina dari kejauhan.
"Iya ayah,tenang aja ina hati-hati kok."jawab ina dengan manjanya.
"Ina sayang bagaimana hapalan al-quran mu nak?"Tanya ayah pada ina
"Alhamdulillah yah,lancar kok hanya saja ina cuma menghapal 1 surah setiap hari,tak apa kan ayah?"jawab ina
"Tak masalah sayang,tetap istiqomah nak,insya allah ina bisa selesaikan hapalan ina"lanjut ayah sambil mengelus lembut kepala ina yg tertutup hijab syarinya.

Yah,Orang  tua mana yang tidak bangga dengan anak gadisnya yang tumbuh  menjadi gadis sholehah,tumbuh menjadi gadis kecil yang sangat rindu akan sejuknya hembusan angin surga.
Tak terasa setelah menghabiskan seharian di tepian sungai bersama sang ayah,pagi yang cera telah berganti menjadi sore,yang berarti sebentar lagi akan masuk waktu sholat magrib.
Pak pian pun segera mengajak anaknya untuk kembali ke rumah mereka.

"Ina sayang,pulang yuk nak"ajak ayah ina
"Sebentar lagi ayah,ikan-ikan kecil ini sangat lucu"tolak ina sambil bermain air
"Hari sudah sore nak,ibumu pasti sedang menunggu kita di rumah"bujuk pak pian pada anaknya
"Baiklah ayah,tapi ayah janji yah setelah ayah libur kerja,ayah akan ajak ina ke sini lagi,okeh ayah"kata ina.
"Iya ina sayang,ayah janji deh,ayo kita pulang nak"jawab ayah ina
"Ayok ayah,ina akan ceritakan ke ibu kalau di sini sangat nyaman"kata ina sambil menggandeng tangan kekar ayahnya.
Pak pian hanya tertawa pelan mendengar ucapan anaknya itu,ia sangat senang melihat putri kecilnya itu bahagia.

Setelah beberapa menit,pak pian dan anaknya telah sampai di rumah,seperti dugaan pak pian,istrinya sangat setia menunggu mereka pulang.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"ucap pak pian dan anknya bersamaan.
"Waalaikumsalam waramatullahi wabarakatuh sayang "jawab ima dengan lembut.

"Apa ayah dan ina hanya ingin berdiri di luar saja,baiklah kalau begitu biar ibu yang makan semua makanan di dalam"kata ima kesal melihat ayah dan anak yang daritadi hanya berdiri di depan pintu sambil sesekali tertawa,entah apa yang sedang mereka tertawakan.
"1..2..3... Kaburrr ayahhh"teriak ina sambil tertawa
"Hiyaaaa tangkap.."kata ayah ina sambil mengelitik anaknya itu,"hhehehe sdh ayah am..pummmm..yah geli "ucap ina sambil tertawa karena geli.
"Ayah,ina sudah main nya mandi dulu sudah sore!"perintah sang ibu,yang membuat ayah dan anak itu menghentikan main nya.
"Siapp ibu negara,,aa..ya..hh "jawab ina sambil berlari mengejar ayah nya yg lebih dulu masuk ke kamar mandi.Ima hanya tertawa pelan melihat tingkah suami dan anaknya.Bahagia?Tentu saja.

Hembusan Angin SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang