Gugurnya kasih sayang ibu😔

11 2 1
                                    

Ina POV

Aku duduk lemas memandang ayah tercintaku .detak jantungku seakan terhenti ketika melihat ayahku nyaris tak dapat di kenali,Ibu ku pun tak kuasa menahan kepedihannya hingga jatuh pingsan,sedangkan aku meronta sejadi - jadinya tidak peduli dengan baju dan jilbabku yang belepotan darah segar.

Duniaku seakan hancur berkeping-keping saat aku harus menerima nasibku yang malang.ya allah kuatkan hamba
Bukan hal yang mudah untuk menerima kenyataan ini,Aku sangat butuh ayah
Ayah yang selalu menghiburku,ayah selalu menyuapi aku saat makan,memandikan bahkan mengantarku ke sekolah.

Aku memeluk tubuh ayahku yang kaku dan dingin,ku rasakan betul-betul kasih sayang ayahku.Aku merasakan kalau ayah tidak akan pergi meninggalkanku ayah sangat menyayangiku dan aku pun begitu

✨✨✨✨

Sudah hampir seminggu mereka berduka,kehilangan sangat terasa di rumah kecil itu tak jarang terdengar suara isak dan sesekali nampak ibu dan anak itu berpelukan saling menguatkan.

Kadang mereka tidur dengan keadaan perut kosong,begitulah keseharian Ina dan ibunya. Mulai dari berat badan yang menurun drastis hingga tubuhnya pun menjadi tak terawat.

Tulang punggung keluarga kecil itu telah terkubur tanah. Mbah Asih,tetangga terdekat ,turut hanyut dalam kesedihan ina dan ibunya . Selain sebagai tetangga mbah asih juga orang tua angkat dari pak pian dan istrinya,kepada mbah asih lah mereka sering berbagi suka duka. Hal yang wajar jika mbah asih sangat terpukul atas kepergian pak pian.

Terkadang Mbah asih membawakan makanan untuk ina dan ibunya,walaupun hanya makanan sekadarnya tetapi mbah asih tetap bersyukur bisa membantu ina dan ibunya yang telah dianggap anak dan cucunya itu.
Meski penglihatan mbah asih sudah mulai kabur ,namun penderitaan itu bagai cahaya terang benerang di matanya.

🌜🌜🌜🌜
Masih pagi buta,Mbah asih dengan langkah sempoyongan menuju ke rumah ina, ia berjalan dengan pelan sambil membawa rantang yang berisi makanan untuk keluarga ina.
Mbah Asih sangat tidak tega melihat mereka
hanya menangis dan menahan lapar.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh " Ucap mbah sambil mengetuk pintu.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,siapa ?"jawab ina
"Ini mbah cuk..uhukk..uhukk"kata mbah sambil batuk
"Sebentar mbah,,"

Krekkk(suara pintu tuh wk 😂)
Setelah pintu terbuka,nampak lah seorang gadis kecil dengan keadaan yang sangat memprihatinkan. Wajahnya lesuh,matanya bengkak sangat terlihat jika ia habis menangis,badannya pun sangat kurus dan pakaiannya kusut.

"Mbah,sedang apa pagi buta seperti ini kemari?"tanya ina sambil menyalami tangan keriput sang mbah
"Maafkan mbah cuk jika mengganggu,mbah hanya ingin mengantarkan sedikit makanan untuk kalian"jawab mbah sambil mengelus rambut ina lembut.

"Alhamdulillah terima kasih mbah..."
"Sama-sama cuk,jangan lupa di makan yah "Kata mbah asih
"Maaf yah mbah ina jadi ngerepotin mbah"
"Jangan bicara begitu cuk,mbah senang bisa bantu ina "kata mbah sambil tersenyum
"Ya sudah mbah pamit dulu cuk,
assalamualaikum "kata mbah asih sambil melangkah pergi.
"Walaikumsalam mbah,hati-hati di jalan yah mbah"sahut ina memperhatikan mbah

Setelah kepergian mbah ina segera menutup pintu dan menghampiri ibunya yang sedang duduk termenung,Terpuruk .yah itu lah kata untuk menggambarkan kondisi ibu saat itu.matanya sembab khas orang habis menangis.bahkan masih ada sisa air mata di pipi nya.

"Siapa yang datang nak?"
"Mbah Asih bu,ia mengantarkan makanan untuk kita"Jawab ina sambil meletakkan rantang yg berisikan nasi serta lauk pauk.
"Makan lah bu,dari kemarin ibu belum makan apapun"perintah ina
"Kau saja yang makan ibu masih kenyang"jawab ibu datar
"Tapi bu.."
"Cukup inaa ibu bilang masih kenyang apa kau tidak mengerti apa yang ibu ucapkan ! "Teriak ima

Ina terkejut,sebab baru kali ini ibunya membentaknya bahkan berteriak .hati ina sangat sakit bahkan ia bingung apa yang telah mengubah ibunya itu.

Syahban ikut sedih atas kepergian pak pian.
Ia sering berkunjung ke rumah almarhum pak pian. Ima sendiri masih bungkam.suaminya telah pergi,tidak akan kembali.hanya ina yang aktif bicara. Itu juga hanya kalimat tanya yang selalu terdengar , "kapan Abi pulang ?" . Sampai bosan syahban menjawab,"Abi tidak pulang. Abi sudah tenang di surga". Tangisnya pecah kembali.

Jika malam tiba,kesedihan lebih terasa. Sangat terasa.Sepi sekali. Lapar yang memuncak tak mampu memalingkannya. Ina hanya ingin bertemu Abi . Rasa ingin yang sangat tidak mungkin terpenuhi.
Satu-satunya yang mampu mengentaskan derita ini hanya Allah Swt . Tapi, Allah punya perhitungan waktu tersendiri . Jika tiba saatnya, pasti itu yang terbaik.

Tidur. Kalau sudah lelap,seakan tak ingin siapapun membangunkannya. Jika bangun,kesedihan kembali memeluk. Abi yang dipanggilnya . Ratusan kali dipanggil,ribuan sepi mencekiknya.

Pagi-pagi menjadi kacau sekali.
"Ibu.. bu... Ina mau mandi,Bu. "Jerit ina di depan kamar mandi. Ima mematung di kamar mandi seperti orang bingung . Lebih tepat seperti raga yang kosong. Jerit ina seperti tidak terdengar di telinganya.

"Ibuu.. ina mau mandi !"
Jerit yang kesekian kalinya baru terjawab, " Mulai sekarang kamu harus mandi sendiri . Harus Mandiri ! "
"Tidak bisa,Bu"
"Harus bisa.kapan kamu akan bisa mandi sendiri kalau tidak mulai sekarang?"

Ina menelan ludah.Menggigit bibir,badannya berkeringat dingin dan gemetar . Wajahnya mendadak bingung . Dia tidak bisa di bentak. Selama ini intuisinya hanya mengenal sayang. Dia belum siap untuk mandiri. Harus darimana anak yang selama ini sangat dimanja itu tiba-tiba di suruh mandiri? Orang tua frustasi yang menyuruh begitu.

"Buka bajunya !"pinta Ima sembari menyaka air mata.
Ingin sekali Ima bersikap lembut,namun sekarang dia bukan hanya seorang ibu,tapi juga ayah bagi Ina.pikirannya mulai terbuka. Seandainya Ina terus-terusan manja,tidak mandiri,Ima bisa-bisa mati berdiri.


"Tidak mau!" Teriak ina sambil meronta-ronta. Ima mendekat,amarahnya memuncak,dan di lepasnya secara paksa pakaian ina dengan kasar.
Ina berontak tidak mau mandi,tapi ia tak kuasa melawan seretan ibunya itu yang lebih kuat dari ina.

"Aaa..bii.."
Panggilan yang sia-sia.
"Begini caranya mandin ina!" Bentak ima.
Ima menggenggamkan gayung,mengambil air,lalu menyiramkan ke seluruh tubuh lna.

Ina diam kaku,tubuhnya bergetar karena kedinginan. Mengigil.lebih tepatnya.
Ina sudah biasa di mandikannair hangat tiap pagi.Namun,kali ini ibunya tidak peduli lagi.

Mbah asih mendengar dan mengetuk pintu.
"Kalau sudah tidak sanggup merawat ina katakan saja.tapi mbah mohon jangan siksa dia.berikan saja pada mbah,biarkan mbah yang membesarkan nya"kata mbah sambil menatap sendu.
"Biarkan saja mbah,kalau tidak beginj bagaimana mau mandiri! "Ketus Ima sang ibu.

Seluruh anggota badan nenek itu terasa lemas. Nampak Payah membendung air matanya.
Dia tahu bagaimana manjanya Ina . Sehingga tindakan kasar ima,dianggapnya sebagai kejahatan.

.
.
.
.
..😘😘😘😘

Hayy para readerss zeyenggg♥️
Duhh typo di mana- nih
Sorry guyss wkk maklum masih beljar nih

Doakan cerita pertama aku nih bisa update trus yah


Hembusan Angin SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang