Jembatan panjang kira-kira 160 × 15 meter. Berdiri dipinggir ramainya jalan dan sejuknya angin menerpa menatap derasnya air yang jernih.
Menoleh kesamping
"Laki-laki itu? seperti aku kenal." Batinnya kepo melihat dari kejauhan.Ia berjalan menuju laki-laki di sana. Laki-laki itu terlihat keren dengan jaket hitam dan helm full facenya dan duduk diatas motornya yang terparkir di pinggir jembatan.
Sampai tepat dibelakang laki-laki itu, Distal menatap laki-laki itu dari belakang dengan sedikit memiringkan kepalanya dengan wajah polosnya.
Laki-laki itu menoleh dan berkata "Ya, ada yang bisa saya bantu?"
"emhh...anu...bisa lepas helm nya dulu nggak?" Dengan bodohnya Distal berkata.
"Ok" Setujunya.
Laki-laki itu mulai membuka helm nya, dan Distal mencoba mengintip sedikit-dikit waktu ini terasa sangat lama. Sampai sedikit lagi....
"hyak..." Distal terbangun.
"Eh anjir, cuma mimpi" Ucapnya lirih.
Ia menyadari sejak kemarin malam Ia masih memikirkan Si helm full face.
"Aduh kenapa sampai kebawa mimpi, kenal aja enggak."
Distal melihat ke jendelanya "hmm..terang banget ya hari ini!"
Ia tersadar "what? apa? jam berapa?" Teriaknya kaget karena ia bangun kesiangan.
Ia segera beranjak dari tempat tidur dan mandi. Menuruni tangga melihat meja makan, Ia memakan roti selai dengan terburu-buru sambil memakai sepatunya.
"emh...Amku mberangmkat emdulu" Pamitnya dengan mulut yang masih penuh dengan roti.
Tak terdengar apapun, Distal terdiam sejenak. Sudah biasa Ia ditinggal sendiri semua keluarganya sibuk dengan urusan masing-masing.
Distal berjalan cepat keluar pintu rumah, melihat halamannya kosong.
"jalan kaki? really?"
Ia menghela nafas dan melanjutkan perjalanan panjangnya itu.
Ramai sekali orang berduyun-duyun berangkat kerja, maklum lah ini adalah lingkungan orang sibuk.
Jalan biasa
.
Mempercepat jalannya
.
Lari
.
Jalan biasa lagi
.
Mempercepat jalannya
.
Lari lagidan...
Terlihat dari kejauhan, gerbang sekolahnya. Distal berusaha mempercepat langkahnya dan berlari agar tidak terlambat.
Sampai melewati pagar, berhenti sejanak dengan nafasnya yang masih tersengal-sengal.
Terlihat sekerumunan siswa berbaris di depan tiang bendera. Ia menghampirinya,
"Yah..telat deh!" Katanya dengan lesu.
"Ayo kamu murid baru...cepat gabung ke barisan!" Seru guru dengan tegas.
Distal bergabung ke barisan, di tengah terik matahari pagi, mungkin ada sekitar 15-an anak mulai dari SMA kelas 10 dan kelas 11. Tampaknya tak ada satupun anak kelas 12 yang terlambat.
"Hmm...mungkin mereka semua (kelas 12) semangat belaj.......eichh.." Kata hati distal.
Terlihat ada seseorang datang, dengan baju yang sedikit berantakan dan terburu-buru.
Wajahnya tak terlihat karena masih memakai helm, ia datang dengan menggunakan motor.
"Wah itu kan Si helm full face, parah....telat 30 menit_-" Dalam hati sambil melihat jam tangan hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dam²
Teen FictionWritten by : @reaLisaa ✴✴✴✴✴✴✴ d . a . m Dingin ini menyiksa hati yang memanas. Ini hanya khayal yang terjadi. Tapi tak sebenarnya terjadi. "Ini aku dan semua pemikiranku, terjebak dalam dunia dingin tapi membuat terbakar rasa" :D (d.a.m)² (d.a) +...