Chapter 00 : Insiden Malam Biru

16 0 0
                                    

🍂Bagian awal🍂

Musim gugur sudah ambil bagian- menyelimuti seluruh bagian daratan Jepang. Langit cerah tanpa awan memperlihatkan matahari yang akan terbenam lebih awal dari biasanya. Pohon-pohon ditepi jalanan yang kini daunnya kuning keemasan pun gugur berjatuhan. Memang bukan sesuatu yang istimewa- tapi aku tahu, kisahku akan dimulai dari sekarang.

(Cafe Yelf' Latte, 4.00 P.M.)

Disini, aku sedang menghabiskan akhir pekanku untuk menikmati secangkir coffee latte panas favoritku- mungkin lebih tepatnya fokus berkutat dengan ponselku yang tak henti-hentinya berdering. Mungkin sudah lebih dari puluhan email yang aku balas sejak aku berada disini.

Sebenarnya aku tidak sendirian, karena seorang wanita juga menemaniku saat ini. Jika sesekali kami bertukar pandangan, kurasakan tatapannya yang tajam kearahku. Berkali-kali kakinya juga bergantian ia silangkan. Ia terlihat sangat jenuh menungguku sampai selesai.

Seperti air yang mengalir, email yang kuterima masih terus berlanjut. Aku memang terlihat tenang namun tak bisa terelakkan bila aku merasa tak enak hati dengannya. Bagaimana tidak, ia sudah menungguku selama hampir 20 menit. Dan setelahnya kesempatan untuk berbicara pun akhirnya tiba. ia pun melontarkan sebuah pertanyaan padaku sebagai pembuka bahan pembicaraan.

"Apa aku sedang mengganggumu, futaba-san?"

Pertanyaan yang terdengar begitu sederhana namun sudah sangat cukup membuat nyaliku bergetar. tanpa sadar kopi yang sudah mulai dingin karena belum kusentuh kuhabiskan dalam satu tegukan sangkin gugupnya, diusiaku yang sekarang malah bersikap seperti anak-anak. Tapi asal kalian tahu, aku sangat yakin wanita cantik berpakaian formal yang bersama denganku sekarang ini bukanlah wanita biasa sejauh yang dikira.

"Ti-tidak sama sekali! Maafkan aku..."

Sebentar ia merogoh saku jasnya dan memberikanku sebuah kartu tanda pengenal miliknya, disana tertulis 'Hayakawa Minami'. Dan sayangnya, aku begitu familiar dengan kartu tanda pengenal seperti miliknya. Untuk itu aku tak bisa memberinya tanggapan, karena ia memintaku untuk pergi darisini segera.

"Sepertinya tempat ini semakin ramai, bagaimana kalau kita pergi ketempat lain?"

"Hmm- Baiklah.." jawabku singkat.

☆☆☆☆☆

(Love Hotel, 4.50 P.M.)

Bukanlah hal yang sulit mencari tempat privat disebuah kota besar seperti Tokyo, dan kami pun menemukan sebuah tempat yang cocok untuk kami. Ya, kami menemukan love hotel tak jauh dari cafe yang kami kunjungi- sekitar 10 menit berjalan kaki dari cafe yang kami kunjungi tadi.

Kami check-in di hotel tersebut dan langsung menuju kamar hotel yang sudah disediakan. Disana kami tidak saling berbicara sama sekali. Ia malah langsung menuju ke bathroom sementara aku ambil tempat duduk diatas matras tidur.
Seorang wanita mengajakku kesini, dan hanya berdua? Pikiranku sempat melenceng kemana-mana karenanya.

Beberapa menit berlalu, ia pun keluar dari bathroom menemuiku- membuat jantungku berdebar kencang. Kulit putih mulus yang dibalut jubah mandi berwarna putih dengan belahan dada yang terlihat jelas, belum lagi bagian bawahnya yang tidak sampai selutut itu membuat darah kejantananku mendidih dengan cepat. Ia lalu duduk, mendekatkan wajahnya kepadaku sambil terus mempertontonkan belahan dadanya yang besar itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Magicka : Wreck The World!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang