Bagaimana bisa aku merasakan begitu kehilangan untuk hal yang belum pernah aku miliki.
Kau sempat membuat ku merekah, sampai akhirnya kau remasku hingga patah.
Kau ramaikan semestaku, lalu seketika kau melenyapkanku.
Kau datang bagai mentari yang menghangatkan, sebelum pergi bagai badai yang membinasakan.Kau bilang, kita tak bisa lagi beriringan, padahal dulu kau bilang aku adalah tempat untukmu pulang.
Apa aku sudah tak sehebat tuan yang sedang kau perjuangkan ?
Jika demikian, lebih baik ku mundur dengan perlahan.
Karena menjadi yang tak di harapkan, hanya akan mengganggumu tak berkesudahan.- nugraha