"Adek! Baju seragam Febri sekalian disetrikain."teriak Ibu yang sedang memasak di dapur."Iyoo." Lena mendengus tipis dan mengambil seragam TK adiknya yang baru disodorkan kakak perempuannya, Mbak Ayi.
Setelah menyetrika, Lena mengambil handuknya dan memasuki kamar mandi tak lupa berdoa dulu.
15 menit kemudian ia keluar dan butuh waktu 10 menit untuk mempersiapkan dirinya.
"Febri diantar sama Mbak Ayi dulu ya, Bapak mau menggarap laporan penting."jelas Bapak Tio, bapaknya Lena yang menjabat sebagai Kepala Desa.
"Lahh.." Febri pun cemberut sebelum ditarik gemas pipinya oleh Mbak Ayi.
"Bu, Pak. Lena sudah selesai, mau berangkat dulu." Lena beranjak dari tempat duduknya dan ke kamar untuk mengambil tasnya lalu kembali ke tempat kedua orangtuanya berada untuk salim.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."jawab keluarga Lena.
Gadis berkerudung putih itu memakaikan earphone di telinganya yang tertutup ciput putih. Menyetel musik dan berjalan santai menikmati pagi yang segar. Perjalan menuju sekolahnya tak begitu jauh kok, hanya 10 menit dengan berjalan kaki.
"Assalamu'alaikum Pak Dono! Beuh pagi-pagi dah dhahar opo sih Pak?"tanya Lena begitu sampai di pos satpam samping gerbang sekolah.
"Hehe, maem gorengan aja neng. Oh iya namanya neng siapa yo? Bapak lupa padahal pas MOS neng dah ngenalin diri."
"Nama saya Lena Pak. Oh iya udah ada yang berangkat?" Lena menajamkan pandangannya menatap parkiran yang masih sepi.
"Baru satu dua murid paling, satu lagi pak kepsek yang lagi di ruangannya." Pak Dono kembali mencomot pisang gorengnya.
"Oh yauda deh, Lena ke kelas dulu yah!" Lena tersenyum riang menuju kelasnya yang berada di lantai dasar.
Di kelas, Lena menatap sekitar yang sepi. Ia membuka sedikit lengan seragamnya untuk melihat jam, hmm.. Ternyata masih pagi, masih jam 06.15 a.m.
Lena membuka buku novelnya. Ia amat suka membaca. Terlalu hanyut dalam buku bersampul merah di tangannya hingga ia tak memperhatikan bahwa suasana kelas sudah ramai. Ya mungkin ada sebagian yang menyapanya tapi gadis itu justru tak mendengar lantaran sibuk membaca serta earphone yang masih bertengger di telinganya.
Lena melepas earphone miliknya dan memasukkan buku novelnya ke dalam laci. Ia tersentak begitu tiba-tiba ada yang duduk di sebelahnya.
Lena tersenyum kepada gadis itu yang menunjukkan giginya.
Gadis di sampinya menyodorkan tangan untuk berkenalan.
"Jehan Alandra Rizki. Kamu siapa?"
Lena menjabat tangan itu lalu tersenyum, "Alena Ghina Restu Adji."jawabnya.
"Nice. Oh iya, kenapa milih kelas IPS?" gadis berkerudung di sampingnya bertanya.
"Mmm.. emang bukan bakatnya di bidang angka-angka hehe."
****
Teng Tong.. Teng Tong.. Teng Tong..
Jam istirahat tiba, Lena di tarik oleh Jehan, Ari, dan Brenda.
"Pelan-pelan to!" Lena menepuk keras tangan Brenda yang menariknya hingga si empunya kaget.
"Hehe, mon maap abis laper banget." Brenda mengusap-usap pergelangan tangannya yang memerah, malangnya..
"Yauda hayuk,jan maen narik-narik emangnya aku kambing?" Lena menggandeng tangan Ari dan Jehan sementara Brenda langsung menggandeng tangan Ari.
Mereka duduk di bangku kantin menanti pesanan datang. Lena tiba-tiba berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Kakak Kelas
Teen FictionAlena Ghina Restu Adji, gadis yang lahir di tanah Jawa itu mempunyai wajah polos walau kadang gak polos, badung tapi teladan, rajin berangkat pagi, muslimah, dan juga baik hati. Tapi hati hati ya kalau doi dah marah plus kecewa, Lena bakal berubah d...