Seolah aku hanya satu dari sekian yang berada disekitarnya. Sering kali aku merasa aku tak pantas bahkan tak sebanding dengannya. Namun, takdir sepertinya sedang ingin bermain-main dengan kami. Dia lelaki yang menikahiku tanpa status sebelumnya, dia...
Hari ini aku bangun seperti biasa, menyiapkan makanan untuk seseorang yang telah menjadi suamiku selama dua bulan ini.
Aku bertemu dengannya disebuah acara. Saat itu aku menjadi staff di acara tersebut dan dia adalah artis tamu yang diundang. Ku pandangi tubuhnya yang masih terbungkus selimut, selalu saja seperti ini dia tidur shirtless.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Masih tak ingin bangun, Oppa?" Tanyaku padanya, dia hanya menggerakan tubuhnya sebentar. Ku dekati dia dan duduk disamping ranjang kami.
"Bukankah hari ini kamu ada latian dance? Aku tak mau kamu telat seperti kemarin" ucapku lagi dengan memegang wajahnya, tanpa kusadari dia telah menatapku dan tentu saja membuatku terkejut.
"Mwo? Apa aku terlalu tampan sampai kau memandangku seperti itu." Ucapnya dan bangun dari tidurnya.
"Mandi, dan aku akan menyiapkan pakaian oppa"
"Males, aku akan bangun tapi satu permintaan."
"What is that?" Tanyaku ragu
"Morning Kiss" Ucapnya di telingaku sambil berbisik
"Ya! Byuntae! Cepat mandi aku tunggu di bawah" Aku tinggalkan dia begitu saja tanpa peduli dia memanggilku dengan keras.
"Ya! Choi Eun Mi! Kembali dan cium aku! Toh lagi pula kita semalam ki-"
"Yak! Byuntae! Cepat mandi!"
BRAKKK
...
Aku telah menunggu dia di meja makan, hanya terdiam dan membayangkan kegiatan semalam. Yak! Kenapa aku jadi ikutan byuntae.
Chupss
Aku terkejut namun aku sadar dia yang mencium pipiku. Dia langsung duduk di depanku.
"Kamu jahat"
"Apa salahku?" ucapku datar sambil mengoles selai di roti yang akan dia makan.
"Hari ini aku tak ada jadwal latiahan dance, apa kau tidak tau?"
"Hah?! Beneran? Aku lupa oppa, Mianhae"
"Gwaenchana, aku juga ingin melakukan sesuatu padamu hari ini."
"H-Hah? Maksud mu?"
"Menghukummu karena membangunkan aku terlalu pagi" Ucapnya tepat kurang lima senti di depan wajahku. Tentu saja aku bergidik ngeri dan takut, bagaimana tidak seringai di wajahnya saja aku sudah maksud apa yang akan terjadi setelah ini.
Hufft! Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan laki-laki byuntae seperti dia.
"Hei! Nyonya Choi apa yang kau pikirkan? Apa kau berfikiranan mesum?" Tanyanya padaku.
"Aku hanya ingin kita berkencan dengamu dengan pergi ke mall menghabiskan uangku." Lanjutnya, aku langsung tersenyum dan senang seketika, namun aku tersadar sesuatu.
Bagaiamana jika ada fans yang melihat? Hubungan kami tak pernah terpublish, bukan karena dia yang meminta.
Namun aku yang meminta nya, hanya karena aku tak mau dia di benci publik dan fansnya. Aku seketika menunduk dan melanjutkan makanku tanpa menjawabnya.
"Kim EunMi, aku tau kau pasti memikirkan fansku kan? Berapa kali aku bilang, cukup percaya aku. Apapun itu aku tak pernah meninggalkanmu, Mengerti?" ucapnya menenangkanku dan aku sadar dia memang mencintaiku.
"A-Aniya, mianhae selalu membuatmu dalam keadaan sulit Oppa." Ucapku sambil menunduk. Dia ambil tempat disampingku dan memelukku, dia sangat baik padaku.
"Aku benci kalimat itu, kamu adalah kebahagiaanku. Ingatlah itu! Kamu adalah nafasku! Ingat itu! Kamu adalah Cintaku! Ingat itu juga! Kamu adalah..."
Chupss
Aku mencium bibirnya, kulihat dia yang terkejut karena aku melakukannya.
"Saranghae Choi Seung Cheol-ssi"
"Nado Saranghae Choi Eun Mi"
Dia memelukku lagi, kali ini sangat erat. Aku memang tak pernah bisa lari darinya. Dia selalu seperti rumah untukku. Semua bagian dari dirinya adalah kebahagiaanku.
"Tapi ada satu hal yang harus kau tau, Eunmi" Aku melepas pelukan kami, karena perkataannya yang membuatku bingung.
"Apa itu oppa?"
"Tadi itu bukan sebuah ciuman, tapi inilah sebuah ciuman."
Dia tiba-tiba menciumku, aku pukul dadanya aku hampir mati karenanya mungkin.
"Yak Oppa! Kau ingin membuatku mati yah?!"
"Mana mungkin kamu mati hanya karena ciumanku. Cepat bersiap aku akan mengajakmu ke tempat yang akan sangat kau sukai."
"Baiklah aku akan berdandan sangat cantik."
"Aniya. Tidak boleh, aku tak mau kecantikanmu dibagi-bagi. Ini hanya milikku" ucapnya sambil mencium setiap inchi di wajahku.
"Bersiaplah, aku menunggu di Mobil."
"Ne"
Selalu seperti ini, perlakuannya terhadapku sangat manis dan selalu membuatu mabuk setiap harinya. Dia adalah cintaku.
~~~~~AYO AYO~~
NEW FF NIH
DONT FORGET VOTE AND COMMENT YAA
lanjut? Entah kenapa gue kepingin buat cerita ini.. Ehe.. Sebenernya ini cerita udah lama gue buat dan belum gue publish. Akhirnya gue publish juga deh ehe.
