Seolah aku hanya satu dari sekian yang berada disekitarnya. Sering kali aku merasa aku tak pantas bahkan tak sebanding dengannya. Namun, takdir sepertinya sedang ingin bermain-main dengan kami. Dia lelaki yang menikahiku tanpa status sebelumnya, dia...
Hari ini aku menyetir mobilku sendiri, Seung Cheol Oppa minta dijemput hari ini. Dia sedang comeback lagu terbarunya. Jadi aku datang sekalian untuk melihat penampilannya.
"Anyeonghaseyo, Nyonya Choi. Lewat sini." Ucap salah satu manager Seventeen yang menungguku di depan pintu masuk.
"Ih Oppa, jangan seperti itu biasa saja.."
"Seungcheol sedang menunggumu dari tadi, dia terus merengkek agar kau cepat disini."
"Heol! Serius?"
Bagaimana tidak kaget aku mendengar dia merengek. Padahal setiap hari dia berusaha bersikap keren dihadapanku. Saat aku tepat di depan pintu ruangan Seventeen aku memang mendengarnya merengek.
Aku membuka pintu dan beberapa member sadar akan kehadiranku. Tapi tidak dengan dia. Dia hanya duduk di bawah sofa dengan smartphone di tangannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yak! Kenapa dia belum sampai juga?! Hyung, coba jemput dia. Hah! Aku bisa mati jika dia belum sampai disini!" ucapnya
"Hyung, apakah dia tau sikapmu seperti ini?"
"Mana mungkin, aku selalu tampan dihadapannya. Kim Eun Mi!! Kenapa belum datang juga!?"
"Aku sudah datang Oppa, sepuluh menit yang lalu. Yang artinya Oppa sudah merengek sepuluh menit juga." Ucapku sembari mendekatinya
"Pfft..Kau ketauan hyung" Ucap Mingyu yang ada di depanku.
"O-Oh kau sudah datang. Duduklah aku akan make up sebentar." Ucapnya terlihat kaku
"Hyung, mana sikap merengekmu lagi. Kim Eunmi kenapa belum datang, dimana dia?" Ledek Hoshi menirukan sikapnya beberapa waktu yang lalu. Dan yang lain pun menertawakannya.
"DIAM!" Bentaknya
DAAAMM
dan seketika ruangan menjadi sunyi.
"Kau terlalu kasar Oppa" Reaksiku karena sikapny kepada Member Seventeen
"Biasa Nuna, kami sudah sering seperti ini" Ucap Dino maknae Seventeen
Aku mengambil duduk di sebelah Woozi selagi Seungcheol di make up.
"Kau bahagia kan?" tanyanya
"Tentu saja, wae?"
"Gomawo."
"Kau kenapa Jihoon?" tanyaku padanya. Ini aneh meskipun dia memang cuek tapi dia tak seperti biasanya.
"Kau menyembuhkan lukanya" ucapnya lagi
"Apa maksud-"
"Choi Eun Mi, kemarilah. Aku harus melihat wajahmu saat di make up jangan membuatku cemburu" Seungcheol oppa memanggilku.
"Dia sangat Mencintaimu, Eunmi"
"Ya! Kim Eun Mi jangan berduaan dengan Jihoon! Kemari Chagiya!" teriaknya lagi
"Ne, Oppa. Lagian kami hanya mengobrol sebentar"
...
Seventeen akan naik diatas panggung, mereka sedang menyemangati satu sama lain, disini aku lihat dia sangat dewasa, dia memang leader terbaik utukku. Bahkan karismanya selalu membuatku jatuh cinta.
"Saat aku dipanggung lihat aku saja jangan lain" Perintahnya
"Heii, baiklah Tuan Choi. Semangat!"
Chups
Dia mencium keningku sebelum naik ke atas panggung
Seventeen sudah diatas panggung fanchant Carat benar-benar paling bersemangat, jangan lupakan Seungcheol Oppa yang sangat keren dipanggung. Aku benar-benar meledak hari ini bukan karena marah tapi karena dia sangat Keren dan Sexy.
"Ya! Suamiku! Kau keren sekali! Choi Seung Cheol! Jjang!" Teriakannku yang tak terkendali membuat banyak carat yang memandangiku mungki mereka pikir aku gila, karena menyebut "Suami". Tapi bagaimanapun dia memang suami sah ku. Meskipun dia juga Idolku.
Setelah penampilan mereka selesai. Aku di tarik staff untuk ke belakang, namun aku terkejut melihat seseorang yang sangat aku kenal dan betapa sakitnya dia menghianatiku dengan gampangnya.
Aku tak sadar air mataku turun begitu saja.
"Anyeong Kim Eun Mi" sapanya padaku.
Dia bahkan melihatku dengan jelas kali ini, kenapa dia harus kembali. Kenapa kamu kembali
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ong Seong Woo
"A-Anyeonghaseyo Seong Woo-ssi" sapaku dan langsung menghapus air mataku.
"Apa kita bisa bicara sebentar?"
"Maaf, Seong Woo-ssi. Aku harus pergi" Aku pergi begitu saja. Tanpa kata hatiku masih sakit melihatnya.
Ku beri tau, aku bukan perempuan yang mudah memaafkan.
Mungkin jika itu tidak fatal aku bisa memaafkan tapitidak dengan dia.
