Pertemuan dan kenangan itu beriringan.
Satu kalimat menohok tak sengaja ku baca saat duduk di warung "bakso cinta" di samping gedung kampusku seorang diri. Kalimat itu ku temukan di atas bangku yang ku singgahi. Ku alihkan pandanganku ke arah lain dan mataku menabrak tulisan besar di kaca gerobak penjual bakso cinta ini.
Ketulusan mengantarmu pada kebahagiaan.
Ah, syialan!
Seorang pelayan mengantar pesananku yaitu bakso komplit dan segelas es jeruk siap menemani siangku yang bisa dibilang seru. Karena sebelum aku ke warung ini, aku berhadapan dengan tugas menumpuk dan beberapa revisian yang baru ku kumpulkan pada dekanku. Maklumlah, menjelang semester akhir. Waktunya dosen pembimbing mencari mangsa untuk dikerjai habis-habisan.
Oh, ya. Namaku, Lilyanna Flora. Biasa dipanggil Anna. Kecuali si kutu kupret Andrean, abangku yang kurang ajar memanggilku dengan sebutan "lele". Katanya itu panggilang yang sangat cocok untukku.
Cih
Padahal banyak cowok di kampusku yang memanggilku "Flora" dengan alasan namanya cantik seperti...
Wajahku.
khem
Bukan bermaksud menyombongkan diri, tapi memang mereka bilang begitu. Kakakku saja yang sewot dan gengsi mengakui kecantikanku yang mengalahkan Dewi Aphrodite.
Ah, sudahlah. Terlalu lama membahas kecantikanku akan membuat kalian jatuh hati padaku. Jadi aku mau makan bakso dulu.
Perbedaan membuat kita merasa tercukupi. Melengkapi rasa yang bercelah.
Aku harap ini adalah kalimat bohong terakhir yang tak sengaja ku baca. Selera makanku nggak setinggi tadi. Berlama-lama di tempat ini hanya membuat pikiranku mencelos pada kisah masa laluku saja. Menarik rindu yang telah lama ku usir.
Memunculkan satu nama di kepalaku " Kana ". Tanpa sadar mengundang buliran halus lolos dari bola mataku.
SIAL SIAL SIAL.
" Gue gak boleh nangis"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lilyanna
RomanceHadirmu memberi warna memberi makna mengembalikan rasa Tapi kita beda Seperti sepatu Saling melengkapi, namun tak bisa bersatu. Jika begini, lalu bagaimana?