part 1

114 5 1
                                    

*ini cerita pertama aku, semoga kalian suka.

selamat membaca ^_^





"pagiku cerahku, matahari bersinar ku gendong tas EXO ku di pundak. Selamat pagi byun baekhyun ku nantikan dirimu di depan kelasku menantikan kamu. Oppaku tersayang!! Oppaku tercinta!! Tanpamu apa jadinya aku,,, tak bisa nonton konser .... "

BUGGHHH....

Sedang asiknya bernyanyi sambil berjalan ria di koridor, tiba-tiba stevi ditabak dari belakang sampe nyungsep ke pot bunga dekat pintu kelasnya,,, bayangin aja gimana keselnya stevi apalagi yang nabrak itu adalah seorang ARKAN. Manusia dingin yang menyebalkan.

"AAAAAAAAAAAAA............... Arkan kalo mau dorong itu pelan-pelam dong biar stevi ngga jatuh. " teriakan yang sudah tidak asing lagi di telinga  arkan. mungkin sudah menjadi candunya, entahlah.

"siapa suruh jalan lelet kayak siput" balas arkan yang hampir tidak bisa di dengar oleh siapapun.

Namun sayang, stevi mendengar itu.

BUGH BUGH BUGH

Pukulan bertubi-tubi datang dari tongkat berwarna merah bertulisan IKON yang mendarat dengan senang hati di seluruh tubuh arkan, itu pasti sangat sakit. Kasihan sekali arkan hari ini.

"Siapa suruh ganggu istrinya baekhyun, rasain tuh ciuman dari tongkat kesanyangan gue, HAHAHAA....." dan dengan secepat kilat berlari masuk ke dalam kelas meninggalkan arkan yang sedang mengabsen kebun binatang.

Dimana dia menemukan tongkat itu? Yang pasti bukan dari kantong doraemon.

Sebelum berangkat stevi memang sengaja membawa tongkat bassball IKON yang di dapat dari teman sesama KPOPnya. Jaga-jaga siapa tau arkan gangguin lagi, dan benar saja. nggak sia-sia dia membawa tongkat sebesar dan seberat itu dari rumah.

Pemandangan seperti ini sudah biasa terjadi setiap hari, dimana sang MOST WANTED sekaligus anak pemilik sekolah

FARREL ARKANA MAHARDIKA

Yang punya kebiasaan menganggu seorang gadis cantik yang sangat tergila-gila dengan KPOP. Siapa lagi kalau bukan

STEVANI ANDRIANA NICHOL

Mereka berteman sejak kecil, itulah kenapa arkan sangat usil dan menganggu stevi setiap hari, nggak di rumah nggak di sekolah sama aja.

Bicara soal rumah, jadi mereka memang tinggal di rumah yang sama. Rumah keluarga MAHARDIKA yang hanya di tinggali 4 orang yaitu, mereka berdua dan kedua adik kembar arkan yang saat ini sedang menginjak kelas 3 sekolah menengah pertama. Tidaklupa dengan beberapa asisten rumah tangga tentunya.

Orang tua arkan?? Orang tua stevi?? Mereka sangat sibuk. Dan memutuskan menetap tinggal di luar negri. Sesekali mereka berkunjung ke INDONESIA Cuma untuk mastiin keadaan anak-anaknya disini.

Kenapa stevi tinggal diumah arkan?? Yang pastinya bukan kemauannya sendiri. Arkanlah yang membujuk mati-matian dengan seribu alasan ke orang tua stevi sampai akhirnya disetujui. Licik memang tapi itulah arkan, sehari ga ketemu stevi bakal uring-uringan. Pas ketemu berantem. Aneh .

mmm.. mengenai sifat arkan yang dingin. Dia memang manusia terdingin di sekolah. Yang hanya akan bersikap hangat ke keluarga dan juga stevi pastinya.

Tidak ada yang tahu jika stevi dan arkan tinggal serumah, itu salah satu perjanjian yang di buat stevi sebelum benar-benar tinggal di rumah besar itu.

Teettt.. teettt...

Suara bel pertanda jam plajaran berakhir di gantikan dengan waktu istirahat. raut bahagia terpancar jelas di wajah para siswa yang sudah sangat siap bertemu dengan berbagai menu kantin.

Stevi?? Dia masih terlelap di bangku pojok belakang, belum menyadari waktu istirahat telah tiba. Biasanya dia akan di bangunkan gina, teman sebangku sekaligus sahabat terbaiknya.

Namun tangan arkan sudah terlebih dahulu menghalangi agar gina tidak menyentuh stevi. Dan menyuruh gina pergi, biar stevi dia yang bangunkan. Dengan berat hati gina bangun dari kursinya tidak mau berurusan dengan anak pemilik sekolah itu. Ribet, biar nanti dia yang berurusan dengan stevi saja, pikirnya.

Kelas sudah sepi, yang hanya meninggalkan arkan dan stevi disana.

"STEVI GEMPA STEV... BANGUN!!!" teriak arkan sambil menguncang meja yang saat itu menjadi tumpuan tangan dan kepala stevi.

Spontan stevi bangun dan memeluk  arkan erat sangat erat.

DEG.. DEG.. DEG..

Ada apa dengan jantungnya, ini memang pertama kalinya stevi memeluknya setelah beberapa tahun tidak di rasakannya.

"ARKAN JANGAN TINGGALIN STEVI.. STEVI TAKUTT!!! Hiks hiks" terikan stevi di sela-sela isakan tangisnya. jantung arkan semakin ga karuan. Untuk pertama kali ia menyesali perbuatannya.

"Shitt" umpatnya

Stevi yang menyadari jika arkan hanya berbohong mulai melepaskan tangannya dari leher arkan.

"ARKAN...!!!" cubitan demi cubitan mulai menusuk perut arkan. Bukannya marah akan malah ketawa dan berlari mengelilingi meja- meja yang ada di kelasnya.

"arkan.. jangan tinggalin stevi.. stevi takut.." beonya mengulangi perkataan stevi tadi dengan suara yang di buat-buat.

KESAL.. pasti. Menanggapi arkan tidak akan ada habisnya. Lebih baik ia menuju kantin, perutnya sudah sangat lapar. Tentu saja dia tidak sarapan, demi menyembunyikan tongkat IKONnya dari penglihatan arkan.

Merasa diabaikan, arkan membuntuti stevi dari belakang. Mengikuti kemana perginya princess kecilnya itu. Dengan rasa bersalah tentunya.

"Maaf stev,, tadikan Cuma becanda. Jangan diem dong!!" rayu arkan dengan senyum maut juga rasa bersalahnya.

"percuma, lo mau senyum sampe taun depan juga ga bakal gue maafin, dosa lo udah ga muat di buku harian malaikat atid" batin stevi dengan tatapan marahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"percuma, lo mau senyum sampe taun depan juga ga bakal gue maafin, dosa lo udah ga muat di buku harian malaikat atid" batin stevi dengan tatapan marahnya. Dan memilih meninggalkan arkan.

bohong jika stevi tidak luluh, dari pertama kali ketemu arkan. pada saat libur kelulusan kelas 3 smp dan bersiap untuk mendaftar sekolah kejenjang yang lebih tinggi yaitu SMA. dia sudah terpesona dengan paras arkan. 

bisa di sebut cinta pada pandangan pertama.

dulu stevi ikut kedua orang tuanya keluar negri selama 10 tahun, hal itu yang membuat keduanya terpisah jarak dan waktu. 

                                   *   *  *    *















Teman CintakuWhere stories live. Discover now