Chapter 1

325 36 21
                                    

-- The Heir (Sequel "Suffer Boy") --

Disarankan untuk membaca "Suffer Boy" terlebih dahulu sebelum membaca cerita ini.

-
-
-

Kebahagiaan dan kesulitan terus berputar mengiringi kehidupan manusia

Tidak ada yang tahu kapan kedua hal itu akan berlabuh

Manusia sebagai pemeran utama hanya bisa mengikuti alurnya

Semua sudah tertulis rapi dalam suratan takdir Tuhan

Jika kau cukup tangguh mungkin saja takdir bisa berubah

Usaha dan kebulatan tekad akan menggetarkan dunia

Menembus batas yang tak wajar hingga kau sampai di satu titik pencapaian

Semua tergantung apa yang ada pada dirimu

Pikiranmu, hatimu, setiap gejolak yang ada di aliran darahmu...

-

-

-

Berpuluh pasang mata menatap bersamaan layar putih di depan mereka. Tidak ada satupun yang bersuara selain seorang pria paruh baya yang berdiri di belakang podium. Hanya tangan-tangan yang sesekali bergerak menggoreskan pena di atas kertas menjadi pengiring. Beberapa menit berlalu kondisi di dalam ruangan itu tetap sama. Tidak ada yang berani hanya untuk sekedar menoleh ke samping. Sampai jam dinding menunjukan pukul empat sore suara berat nan dingin milik pria itu berlalu bersamaan dengan menghilangnya suara sol sepatu kulit yang menggema ke setiap sudut ruangan. Suasana di dalam ruangan itu pun seketika berubah riuh dengan helaan napas dan gerutuan kesal.

"Akhirnya selesai juga."

"Astaga. Udara serasa terus menipis tiap kali dosen killer itu berbicara."

"Aku bahkan sampai keringat dingin saat matanya mengarah padaku."

Seorang pemuda tampan yang duduk di bangku paling depan hanya tersenyum kecil mendengar keluhan teman-temannya. Setelah memasukan buku dan alat tulis lainnya ke dalam tas, pemuda itu bangkit sambil menyampirkan tas ransel di bahu kanannya. Sepasang kaki jenjangnya kemudian melangkah pasti untuk meninggalkan kelas yang mulai ditinggalkan satu persatu penghuninya.

"Choi Kyuhyun!"

Si pemilik surai kecoklatan itu menoleh saat mendengar seseorang memanggilnya. Matanya langsung tertuju pada segerombolan pemuda seusianya yang tampak masih betah berdiam diri di sana. Salah satu di antara mereka menghampirinya seraya menepuk pelan bahu kanannya.

"Yak! Tidak bisakah sekali saja kau ikut? Kita akan menonton pertandingan baseball dan bersenang-senang di club."

Kyuhyun tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Maaf aku harus langsung pulang, Eunhyuk-ah."

Pemuda bertubuh kurus yang dipanggil Eunhyuk itu mendengus sebal, "Aigoo, ayolah masa muda akan cepat berlalu jangan sampai kau menyesal."

"Aku pergi sekarang." Potong Kyuhyun sebelum Eunhyuk kembali membujuknya. Pemuda itu pun bergegas meninggalkan Eunhyuk dan teman-temannya yang hanya bisa menatapnya heran.

Gedung fakultas kedokteran yang berdiri kokoh di tengah kawasan Korea University itu tampak ramai. Banyak mahasiswa yang berkeliaran di setiap lorongnya. Bangunannya sangat luas dan terdiri dari berpuluh-puluh ruangan dan laboratorium untuk fasilitas belajar mahasiswa yang menempuh pendidikan di sana. Kyuhyun berjalan cepat melewati lorong yang akan membawanya menuju elevator. Beberapa mahasiswa menatapnya takjub saat berpaspasan. Meski baru satu setengah tahun menimba ilmu di sana, Kyuhyun sudah sangat populer. Latar belakang keluarga, paras rupawan dan otaknya yang cerdas cukup membuatnya menjadi buah bibir di antara mahasiswa lainnya.

THE HEIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang