Time is what we want most, but what we use worst. Begitulah William Penn memberi pengandaian perihal manusia yang selalu merasa kurangnya waktu yang diberikan Tuhan. Padahal sejatinya, manusia itu sendiri yang tidak pandai menggunakannya. Tapi bicara soal waktu, aku tidak sedang ingin menjadi bijak seperti William Penn. Aku hanya butuh sebuah mesin yang akan membawaku kembali ke masa yang telah terlewat.
Demi kolor spongebob berbentuk kotak!
Aku malu setengah mati dengan kejadian di kantin kemarin. Gara-gara si caplang, Jennie dan Joy, trio brengsek itu, aku harus menanggung bisik-bisik banyak siswa lain. Ada yang mungkin menjadi shipper Sean-Krysy garis keras, pun pasti banyak yang merasa kesal bahkan menyiapkan boneka vodoo untuk menyantetku.
Uh ... serem!
"Pokoknya aku butuh mesin lorong waktu ...." gumamku seraya meletakkan wajah di meja. Jennie yang sepertinya mendengar ucapanku, memilih duduk di tempat duduk Joy yang belum terlihat batang hidungnya. Si caplang –sang biang keladi– yang duduk di belakangku tepat, terdengar tawanya. Entah menertawakanku atau apa, yang pasti menjewer telinga caplangnya tidak akan menghilangkan rasa malu ini.
"Seluruh sekolah gosipin lo, Krys." Jennie memang spesies paling tidak peka. Sudah jelas kalau semua ini terjadi berkat ulahnya juga.
"Lo seneng kan lihat sahabat menderita? Sekalian saja pasang banner gede banget dan bilang kalau gue suka sama si Sean." Kesal sekali. Selama setahun ini aku menutup rapat rahasia perihal mengagumi Sean Wiraguna. Tapi berkat mulut-mulut lemes itu, aku justru membongkar aibku sendiri tepat di hadapan orangnya.
"Bukan gue keleus, kan lo sendiri yang bilang 'gue sukanya sama Sean Wiraguna', lupa?" Asli, Jennie memang terlahir sejak bayi dengan tabiat menyebalkan. Dia malah mengulangi kalimat memalukan yang aku ucapkan kemarin. Dengan suara lantang pula. Tuh ... lihat. Anak-anak kelas terkekeh kembali. Sepertinya gosip menyebar secepat api membakar kayu. Plus disiram bensin.
Lanjutnya, "gimana tanggapan Sean?"
Aku diam. Benar juga. Aku yang terlalu panik bahkan tidak sempat melihat ekspresi apa yang dikeluarkan wajah dingin itu. Atau tanggapannya mengenai perasaanku. Sebab yang aku lakukan kemarin adalah berdiri, pergi secepat kilat, lalu bolos pelajaran terakhir.
"Mana gue tahu," jawabku tak acuh. Jennie hanya terkekeh. Ia kemudian berbalik ke belakang dan mengobrol dengan Chandra. Terdengar samar dari percakapan mereka, keduanya nampak sudah lebih akrab.
"Krysy ...!" Joy berdiri di depan pintu kelas dengan wajah murung. Matanya yang memerah nampak seperti habis menangis. Aku yang terkejut memilih dengan cepat menghampiri Joy dengan merenggangkan tangan, bersiap memeluk. Joy dengan kaki dihentak-hentakkan mendekat ke arahku. Pasti masalah dengan Rio lagi kalau sampai si cengeng satu ini kembali menangis. Padahal aku sudah berulang kali menasehatinya untuk mengakhiri hubungannya dengan Rio yang sudah nampak tak sehat. Sifat pencemburu Rio berada dilevel akut.
"Cie ...."
Ah ... sial!
Terlalu fokus memikirkan Joy dan Rio, tanpa sadar membuatku terus merenggangkan tangan yang sebelumnya memang aku niatkan untuk memeluk Joy. Tapi sejak kapan justru Sean yang ada di hadapanku? Walau tidak memeluknya, tapi gesture-ku pasti sangat mencolok. Ia bahkan menatap heran ke arahku yang lima langkah lagi pasti sudah benar-benar memeluknya. Lalu Joy? Dia berada di belakang Sean dengan tawa ditahan.
"Couple baru ini," celetuk Suho tanpa dosa. Aku mendelik ke arahnya, si ketua kelas yang sok kaya raya itu memang menyebalkan.
"Traktir dong." Entah siapa yang bicara, namun riuh satu kelaspun makin menjadi. Aku bergeming. Seperti perempuan bodoh, aku hanya menggigit bibir. Bingung akan mengatakan hal apa. Bingung harus berbuat apa. Pun Sean Wiraguna yang diam membuat keadaan semakin canggung. Ini seperti ditolak secara halus, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone You Loved (Oh Sehun x Krystal Jung)
Romance(On-Going) Saat itu, jarak yang jauh memisahkan. Menciptakan banyak ruang bagi kesalahpahaman untuk bermunculan di setiap celah. Sehingga, keputusan Sean Wiraguna untuk menceraikan Krysy tepat setelah si perempuan melahirkan, melahirkan duka yang me...