O1

418 61 29
                                    

Dibaca perlahan dan akan lebih baik gunakan lagu yang saya rekomendasikan nanti, selamat membaca.

Song Recommended : Best Part - Daniel Caesar. Cover By Feby Putri.

Akan ada suatu masa, dimana satu hubungan yang mulai renggang dan membosankan. Jika selesai, apakah akan mudah untuk dilupakan?

Sudah dua tahun Araya dan Jean berpacaran. Namun untuk satu minggu ini, Jean bertindak aneh dan dingin. Tentunya itu bukan sifat Jean yang biasanya.

Jean yang sesungguhnya selalu tertawa tersenyum, bahkan tidak malu melakukan hal manis untuk Araya didepan banyak orang. Juga sesekali membacakan puisi manis untuk Araya.

Tapi sifat itu pergi seketika, entah hilang kemana. Digantikan dengan sifat yang membuat Araya tidak nyaman.

"Araya, kok kamu ngelamun? Tugasnya belum beres loh!" sahut Yirena membuyarkan lamunan sahabatnya itu.

"No i'm sorry, mikirin Jean," jawab Araya sambil terkekeh pelan.

"Duh Jean kenapa sih ah bikin lo geger aja!" omel Yirena.

Pasalnya Araya dan Yirena berteman akrab sejak kecil. Yirena tahu persis gelagat Araya jika sedang sedih maupun galau. Apalagi orang yang membuat Araya galau adalah Jean.

Jean adalah laki-laki yang selalu membuat mahasiswi tertegun dan terbawa perasaan. Jean ini sangat kalem nan manis, namun selalu saja membuat orang terbawa perasaan.

Tapi menurut Yirena, Jean adalah laki-laki yang mampu merusak dan bukan membahagiakan kehidupan Araya.

"Lo udah kumpulin puisi sastra buat besok?" tanya Yirena.

"Udah sih, kok lo tau ada tugas puisi sastra?" balas Araya.

Sebuah pertanyaan dari Araya membuat mahasiswi kedokteran itu tertawa hingga hampir menangis. Tentu hal itu membuat Araya mengernyit heran.

"Lo lagi ngapalin puisinya! Astaga Tuhan Araya, gara-gara bucin jadi lemot!" omel Yirena yang tidak berhenti mengatai Araya.

Araya memang sudah hapal dengan bait bait puisinya itu. Memang karena Jean, Araya menjadi berhenti menghapal puisinya.

Kemudian keduanya menghela napas bersamaan dan menuju balkon kamar Araya, iya Yirena sedang menginap dirumah Araya. Tentu saja untuk menemani Araya.

Yirena takut jika temannya itu menangis tiba tiba hingga tidak mau kuliah besoknya.

"Lo kenapa bucin banget sama Jean, sih?!

"Emang iya, Ren?" Araya menoleh. "Padahal gue enggak bucin-bucin amat "

Tak lama kemudian, Yirena tersenyum kecil dan meminum air teh hangat sambil menatap langit cerah. Seperti adegan pada film, Yirena menunjuk satu bintang yang ada dilangit.

"Kamu tau? Bintang itu sulit digapai, kayak kamu waktu itu gapai Jean," ujar Yirena tiba-tiba.

"Kamu bisa mengejar Jean jika memiliki suatu hal yang mendorong kamu lebih dekat dengan dia, contohnya kejujuran," sambungnya.

Sadar bahwa Araya sedang frustasi, maka Yirena mengeluarkan kata-kata yang membuat Araya sedikit tersenyum. Cerita bintang yang selalu Yirena bacakan tidak pernah bosan didengar Araya.

"Araya kejujuran lo udah bikin Jean luluh sama lo, you should to talk with him."

"No! Gue malu, pasti Jean malah blokir nomor gue lagi. Atau handphone dia dikasih ke Jeno biar Jeno yang bales."

Klandestin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang