Prolog

46 5 1
                                    

Aku mulai muak dengan semua orang. Mereka terus mengejekku tanpa alasan, membullyku dan menjadikanku bahan olok olokkan.

Statusku? Kau ingin mengetahui statusku? Status dari seorang namja desa yang hanya mampu melanjutkan pendidikan ditingkat perkuliahan dengan beasiswa.

Awalnya aku memang berharap akan di hargai dengan kepintaranku, berharap orang orang akan menghargaiku meski hanya di manfaatkan. Haruskah aku menjadi orang kaya agar bisa mendapatkan teman?

........

Aku mendengus, membenturkan kepalaku secara berulang diatas meja belajarku. Pening yang kurasakan sebelumnya melebihi segala-galanya, bahkan berkali-kali lipat gandanya dengan rasa sakit sebelumnya. Saat pintu kamar itu terketuk, aku langsung berotasi menatap pintu kamarku. Mengusap secara berulang keningku dan kemudian menutupinya dengan rambut legamku.

"Taehyung-ssi, kau tidak makan? Bibi sudah menyiapkan makanan kesukaanmu.."

Aku hanya menampilkan senyum kotak khas ku, menggeleng secara halus bermaksud menolak tawaran bibi Kim. "Tidak bi, aku sudah makan banyak di kampus. Mianhae, aku sangat lelah hari ini. Ssaem sangat keji karena memberikanku tugas banyak.." tuturku mematri senyum.

"Baiklah. Kerjakan tugasmu dengan cepat, ya. Jika kau lapar, bibi akan menghangatkannya untukmu..." ucap bibi Kim membalasku dengan senyuman dan kemudian menutup pintu secara perlahan.

Kembali berdengus, aku memijat pelipisku secara perlahan. Berharap ketenangan datang menghampiriku karena pijatan yang ku ciptakan. Namun, usaha sederhana yang ku lakukan nihil hasilnya. Dan akhirnya memilih untuk membaringkan diri dan istirahat sejenak, berharap usaha sederhana lainnya dapat memulihkan pening yang aku rasakan.

Irisku mulai menutup, menciptakan suasana gelap dalam tutupan mata. Posisi tubuhku sangat tak karuan, karena saat ini aku merasa sangat tidak memiliki mood apapun untuk merasa nyaman. Jujur, semua kenyamananku telah terengut tanpa sadar oleh teman temanku.

Kembali membuka mata, perasaan aneh tiba tiba datang dengan sendirinya. Rasa pening itu hilang, begitu pula dengan kamar yang ku tempati sebelumnya.

Aku mulai bangkit dan duduk mengedarkan pandang. Dunia aneh yang kutatap begitu memukau, dunia yang benar benar berada di luar imajinasiku.
Tiba-tiba tanganku mulai reflek menutup setengah wajahku, saat sebuah cahaya muncul dari atas kepalaku dan mengeluarkan sebuah suara yang begitu berat.

"Bagaimana harimu Kim Taehyung? Bukankah kau ingin balas dendam atas perbuatan teman temanmu? Bukankah kau ingin membunuhnya?"

🌴🌴🌴

Flower + Humble Boy || Taehyung Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang