Bagian 1

12 2 0
                                    

"Pertemuan kita memang tak terduga, begitu pula dengan kisah kita kedepannya"

-Ardian Adinata Praksana-


Happy Reading :)

Kini Resya tengah berbaring di kasur king sizenya. Ia begitu lelah melewati hari pertama menjadi seorang murid pindahan. Ternyata menjadi murid pindahan tidak semengerikan bayangannya kala itu, ia berfikir bahwa akan mendapatkan caci maki, atau bahkan kasus bully. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan senyuman yang merekah dibibir mungilnya. Ia berharap semoga kehidupannya di kota Jakarta akan lebih baik.

tok... tok... tok

"Sayang?,kamu didalam kan?, buka pintunya, ini mama bawain susu sama roti kering," panggil Nara dari luar sambil mengetuk pintu

Sadar ada ketukan pada pintu kamarnya, Resya bergegas bangun dan berlari ke arah pintu, saat pintu telah terbuka senyum dibibir Resya semakin lebar. Di hadapannya ada mamanya yang membawakan satu gelas susu dan camilan roti kering untuk dirinya.  Ia pun menyuruh mamanya masuk ke dalam kamarnya dan mengajaknya bercerita.

"Mah, tadi Resya sempet telat loh, karena mamah enggak bangunin Rasya!," adu Resya pada Nara

Nara yang merasa bersalah meminta maaf pada putrinya, karena ia tadi terburu-buru hingga tak sempat membangunkan putrinya.

"Maafin mama ya,soalnya mama tadi buru-buru harus nyelesain orderan catering,"

"Hmm,iyadeh mah gapapa, besuk Resya pasang alarm aja, biar enggak keulang jadian ini," ucapnya sambil memamerkan deretan gigi putihnya.

"Gitu dong biar praktis, jadi mama gaperlu repot-repot ke atas dan bangunin putri kebo,oh iya katanya kamu tadi telat, terus dihukum apa enggak?," tanya Nara

"Enggak kok mah, justru Kepala Sekolahnya itu baik banget, apalagi Resya ditempatin dikelas unggulan, wali kelas sama teman-teman Resya yang baru juga baik dan mudah bergaul sama Resya, jadi sekarang aku enggak takut tentang rumor murid baru atau pindahan selalu jadi bahan bully maupun dikucilkan," jawab Resya.

"Syukur deh kalau begitu, jadi mamah enggak terlalu khawatir," ucap Nara senang karena ternyata putrinya disambut baik oleh teman-teman disekolah barunya saat ini.

*****

"Adi," suara bariton dari ruang tamu mengintrupesi langkah seorang remaja laki-laki yang baru saja memasuki rumah. Saat mendengar ayahnya memanggil,ia hanya menoleh dan melanjutkan langkahnya untuk menaiki anak tangga, namun baru menginjak empat buah anak tangga, lagi-lagi terdengar suara yang begitu menjengkelkan ditelinganya.

"Apa ini sikap sopan anak terhadap orangtuanya Ardian Adinata praksana?!," bentak Adrean pada anaknya, karena sikapnya yang semakin hari semakin semena-mena dengannya.

Karena tidak mau mendengarkan kalimat yang membuat telinganya sakit, ia pun menghampiri ayahnya yang tengah duduk di single sofa yang ada diruang tamu. "Apa?," tanya Adi to the point pada ayahnya.

"Minggu depan kamu ikut ayah ke Singapura selama satu minggu,ayah enggak menerima penolakan,"

"Cih dasar, sukanya semena-mena,dan bukannya ayah tau kalau Adi itu enggak suka dipaksa ya?," ucapnya dengan sinis.

"Adi, ayah mohon sama kamu!,ayah butuh bantuan kamu, dan kamu sebagai penerus ayah harus mulai belajar dari sekarang, walau ayah tahu kamu pasti sudah bisa, tapi ayah mohon kali ini kamu ikut ayah, karena ayah enggak bisa menyelesaikannya sendiri," ucapnya lirih memohon pada anaknya semoga ia mau membantu dirinya menyelesaikan masalah perusahaannya yang ada di Singapura.

Karena tidak ingin pusing karena permohonan ayahnya, ia pun mengangunggukkan kepalanya, dan berkata. "Oke kali ini aku ikut ayah, tapi kalau berhasil,perusahaan itu Adi yang akan mulai kelola saat itu juga,gimana?ayah setuju?," tanya dia pada ayahnya.

Adrean mengehela napasnya gusar, ia yakin saja bila anaknya akan mengurus bisa perusahaannya, namun ia takut bila Adi tidak bisa membagi waktunya dan sifatnya yang bebal dan keras kepala juga susah untuk dihilangkan. Setelah berfikir lumayan lama, akhirnya ia menyutujui permintaan putranya. "Oke ayah setuju,jaga baik-baik perusahaan yang telah ayah berikan ke kamu," ucapnya pada Adi.

"Baik, akan aku tunjukkan bagai mana aku mengelola perusahaan ayah dengan baik," ucapnya dan kemudian pergi meninggalkan ayahnya,menaiki anak tangga satu persatu menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

*****

Saat ini waktu menujukkan pukul 06.25 cahaya matahari mulai memasuki kamar seorang gadis melalui celah jendela kamarnya. Karena merasa terusik,ia pun mengerjapkan matanya berkali-kali menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Resya pun melirik jam dinding di tembok samping tempat tidurnya. Matanya terbelalak kaget, ia bangun kesiangan lagi. Tidak menunggu lama dia segera berlari ke kamar mandi setelah selesai bersiap diri ia berlari ke depan rumah menunggu taksi yang lewat.

"Sial gerbang udah ditutup lagi, terus gimana dong mau masuk," ia pun memikirkan cara agar bisa memasuki gedung sekolahnya sambil mondar mandir, dan mengetuk ngetuk dagunya dengan jari telunjuknya. Saat ia sedang berfikir tiba-tiba terdengar suara klakson motor yang membuat ia terjengkit kaget.

Pengemudi motor itupun turun sambil memamanggil satpam yang menunggu gerbang, ia pun menyodorkan selembar uang seratus ribuan, dan gerbang pun dibuka. Ia sempat melirik gadis dibelakangnya yang melihatnya dengan mata terbuka lebar. "Ayo masuk,keburu ketahuan guru piket," ucapnya sambil menaiki motornya kembali dan meninggalkan cewek tersebut. Resya yang sadar pun segera lari memasuki gedung sekolah sebelum gerbang ditutup kembali.

Karena kelasnya berada dilantai dua, kini Resya harus berlari menyusuri koridor kelas, karena takut guru pertamanya sudah memasuki kelas,karena saking terburu-buru Resya sampai menabrak bahu seseorang dan ia pun jatuh.

Bruukk

Resya pun mendongak keatas, mendapati sesosok laki yang sama persis di depan gerbang tadi.Saat ia sedang melamun,tangan cowok tersebut terulur. "Ayo berdiri," ucapnya. Akhirnya Resya pun menerima uluran tangan cowok tersebut.Ia segera berdiri dan hendak berterima kasih,namun saat ia akan berkata sudah disela dengan suara yang berat dari arah belakang. "Kalian berdua ngapain masih diluar?!, bukannya masuk kelas malah berduan dikoridor, atau kalian mau saya hukum?," tanya Pak Yudi guru BK yang terkenal killer.

Resya dan Adi pun saling bertatap muka, hingga Adi lebih dulu menjawab. "Maaf pak tadi cewek ini sempet nabrak saya, jadi saya bantuin dia,". Pak Yudi pun melihat ke arah mereka berdua tidak ada gelagat aneh pada mereka berdua. "Yasudah segera masuk ke kelas kalian masing-masing!," ucapnya.

Resya bernafas lega karena tidak dihukum dan membolos karena terlambat datang ke sekolah. Ia pun menoleh ke sampingnya ternyata cowok yang sudah membantunya sudah tak ada, ia pun segera melihat kedepan ternyata siluetnya masih bisa dilihat dan berbelok ke kelas 11 MIPA 1.

"Ternyata satu kelas sama gue?, tapi kok kemarin gue enggak lihat dia ya seharian?," batin Resya

Gimana sama part ini? ^_^
Semoga suka yaa
Maaf kalau masih gaje, ini cerita pertama aku, jadi minta dukungannya vote+komennya ^_^

Thankyou readers❤

24-4-2019

INESPERADOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang