Konferensi Pers
Sepuluh tahun sebelum semuanya bermula. Sebuah penelitian rahasia berhasil dikembangkan di Mars. Namun, sebelum penelitian itu berhasil diselesaikan, para astronaut yang dikirim ke Mars terpaksa harus kembali ke Bumi, untuk menyampaikan sebuah pesan penting. Pesan yang akan mengubah kehidupan umat manusia.
12 July 2045
12.30 PM"Hari ini kita semua akan menjadi saksi dari sejarah baru umat manusia!" ucap seorang reporter yang berdiri di dekat sebuah podium dengan sebuah mikrofon yang tengah ia pegang, diiringi dengan tepukkan tangan.
"Ini dia! Mari kita sambut pendaratan para pahlawan baru umat manusia!" seru reporter itu kembali, sembari melempar pandangannya ke sebuah pesawat roket yang terlihat tengah mendarat di lapangan yang luas.
Para petinggi dunia, ilmuwan terkenal, cendekiawan, dan orang-orang paling berpengaruh dari seluruh dunia. Mereka semua berkumpul untuk menjadi saksi dari sejarah baru umat manusia. Sebab untuk pertama kalinya mereka akan menyaksikan keberhasilan umat manusia kembali dari planet Mars.
Sebuah tepukan tangan bergemuruh di sana-sini, sesaat sebuah langkah kaki keluar dari pintu roket yang terpajang dengan gagahnya. ZEUS-99 itulah nama roket yang mengangkut para astronaut yang gagah berani.
Re; Earth
"Tes--tes." suara berat keluar dari seorang pria bertubuh kekar dan tinggi. "Terima kasih atas kehadiran kalian. Salam Revolusi. Maaf sebelumnya kami harus berterus terang, kepulangan kami untuk membawa sebuah berita buruk!" lanjut pria itu yang membuat seluruh hadirin tercengang dan bertanya-tanya apa yang tengah terjadi.
"Jadi kepulangan kalian kemari, bukan karena keberhasilan penelitian kalian di Mars?" sahut seorang reporter.
"Tidak, itu tidaklah benar. Kami berhasil. Penelitian yang kami lakukan sukses besar. Namun, keberhasilan ini harus dibayar dengan resiko yang besar pula," ucap astronaut itu sembari memandangi para hadirin dari atas podium. "RE!" lanjut astronaut itu sambil memukul kuat podium yang membuat seluruh mata hadirin dan reporter dari berbagai dunia menatap ke arahnya.
"Apa maksudmu, Nak? RE!? Apa itu sejenis lelucon baru? Ayolah cepat katakan, apa hasil yang kami dapatkan selama lima tahun ini, jangan bilang jika semua ini gagal dan hanya buang-buang biaya dan waktu saja!" sahut pria berperut buncit dengan rambut klimis dan setelan jas yang tidak muat, yang tengah duduk di kursi hadirin di barisan paling depan.
"Maaf membuatmu tertawa, Tuan, tapi ini bukanlah lelucon!" astronaut itu mengeberak podium dengan kuat, membuat pria tadi duduk terdiam. "RE, kami menemukan sebuah kejanggalan pada alam semesta ini. Saat kami berada di Mars kami juga melakukan penelitian ke pada Bumi dan hasilnya--kami melihat bahwa Bumi mengalami perlambatan dalam rotasi dan revolusinya. Pada awalnya kami tidak terlalu terkejut dan menganggap bahwa hal ini adalah wajar, sebab kami berada di Mars yang mana periodenya berbeda dengan Bumi. Namun, waktu terus berlalu dan kejanggalan ini semakin membuat kami keheranan. Bukan hanya Bumi, bahkan seluruh planet yang berada di sistem tata surya mengalami perlambatan. Hingga akhirnya kami meyakini, bahwa ada hal yang tengah terjadi pada alam semesta ini dan kami memutuskan untuk--"
"Bohong! Kalian pasti berbohong!" cela seorang pria paruh baya dengan jambang berwarna putih yang terjuntai rapi. "Jikalau apa yang kalian katakan itu benar, mana buktinya? Jangan menakuti kami dengan teori semacam ini!" lanjutnya sembari menunjuk-nunjuk jarinya kepada para astronaut yang berdi di atas podium.
"Ya, mana buktinya?! Apa jangan-jangan kalian hanya mencari alasan untuk kega--"
"Tidak! Kami tidak berbohong!" seru salah satu astronaut yang berada di belakang astronaut yang berbicara tadi.
"Alan, jangan terpancing," ucap astronaut yang lain yang berada di sebelahnya.
"Maaf tuan, Edward, boleh kuambil alih podiummu sebentar?" ucap Alan kepada Edward yang berbicara di depan pers tadi.
"Silakan, Alan," jawab Edward mempersilahkan.
"Sebelum saya memaparkan bukti yang telah kami dapatkan, alangkah baiknya kalian duduk dengan tenang," pinta Alan kepada pada hadirin yang tengah berdiri. "Ambil ini," Alan melempar sebuah benda aneh kepada pria berjambang putih. "Itu adalah Sundial, sebuah alat sederhana penunjuk waktu, yang sudah digunakan manusia sejak 3400-1400SM di daerah Mesir. Hadapkan jam itu ke arah sinar matahari, lalu lihatlah ke arah mana bayangan itu akan jatuh, maka itulah waktu pasti saat ini," lanjut Alan sambil memperagakan cara menggunakan alat itu.
Pria paruh baya itu melakukan apa yang dikatakan Alan. Ia terlihat begitu serius memperhatikan ke arah mana bayangan itu jatuh.
"Coba beri tahu aku, Tuan, bayangan itu jatuh pada angka berapa?" tanya Alan.
"Pukul 11 tepat," jawabnya dengan mata terkejut.
"Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, sekarang lihatlah arloji, jam digital, atau pun jam android milik kalian. Pukul berapa saat ini? Apakah pukul 11?" tanya Alan sembari mengeraskan suaranya.
"Pukul 1 tepat," ucap seorang perempuan berpenampilan modis dengan rambut berwarna merah dan atribut serba merah.
"Pukul 1 lewat 2 menit," jawab wanita yang lain.
"Pukul 1 lewat 1 menit," sahut lelaki berjas coklat yang berdiri di baris paling belakang.
"Bagaiman bisa padahal jam kami selalu disetting sama dengan GMT+," ucap pria bertopi hitam yang keheranan.
"Bagaimana, kalian lihat bukan? Jam kalian semuanya cepat dua jam. Inilah bukti yang nyata, padahal jam kalian selalu kalian setting dengan GMT+ yang telah di tetapkan sejak 161 tahun yang lalu. Lantas, bagaimana bisa? Maka jawabnya adalah RE. Saat ini Bumi tengah memperlambat orbitnya, baik rotasi maupun revolusinya, semuanya mulai melambat dan hal itu sangatlah berbahaya!" Alan memukul podium dengan sangat kuat dan membuat seluruh hadirin dan para reporter terdiam melihatnya.
"Lalu bahaya apa yang dapat ditimbulkan dari RE ini?" tanya salah satu reporter tv luar negeri.
"Jika Bumi dan planet lainnya terus memperlambat rotasi dan revolusinya, maka akan tiba waktu di mana mereka akan berhenti mengorbit pada matahari. Bayangkan saja jika Bumi sampai berhenti berputar, bencana alam apa yang dapat ditimbulkan? Tsunami? Gempa bumi? Gunung meletus? Atau mungkin kehancuran masal? Bahkan seluruh bencana alam itu bisa terjadi dalam waktu yang bersamaan. Oleh sebab itu, kami datang untuk menunjukkan hasil kerja kami dan berita buruk ini!" tegas Alan dengan wajah yang begitu meyakinkan.
"Lalu adakah solusi yang kalian tawarkan?" tanya reporter berita yang lainnya.
"Ya, kami para Astronaut yang dipimpin oleh Tuan Edward D. Vers, menawarkan sebuah solusi. Solusi yang telah kami teliti selama beberapa tahun ini. Dan solusinya adalah--"
Setelah sekian lama yang tidak hadir di sini, akhirnya saya kembali dengan cerita lama dan nuansa baru. Maaf kepada para pembaca lama saya. Saya harus memperbarui jalan cerita saya, karena alasan tertentu. Semoga kalian suka.
Kritik dan sarannya mohon disampaikan dan jangan lupa voto sebab vote anda adalah semangat untuk penulis
Salam Kehancuran
Salam Endless_Dystopia
KAMU SEDANG MEMBACA
Re; Earth
Science FictionSepuluh tahun yang lalu sebuah berita besar menggemparkan dunia. Berita yang di bawa oleh sekelompok astronout yang dikirim ke Mars. Mereka berkata, bahwa alam semesta tengah mengalami keanehan, yang di mana seluruh planet termasuk Bumi mengalami pe...