reality? [4]

95 50 17
                                    

Selamat membaca 💫😂

###

Mau tidak mau mereka harus menjalankan hukuman yang mereka dapat. Mereka langsung bergegas menuju perpustakaan demi menuntaskan hukuman tersebut.

Tak ada yang memulai pembicaraan diantara keduanya, baik Naya maupun Reynal sama-sama diam tak mengucapkan sepatah kata apapun. Mereka hanya membersihkan buku tak terurus yang diselimuti debu dan menyusunnya di rak yang tepat

Buku tiap buku telah bebas dari debu dan tersusun rapi sebagaimana seharusnya. Namun ada satu buku yang Naya tidak tahu harus meletakannya di rak mana. Akhirnya Naya memulai pembicaraan

"Rey, buku ini dimana tarohnya?" Tanya Naya. Yaa...barangkali Reynal tau

"Buku gendre apaan?" Tanya Reynal balik

"Tau, bukunya kaya gak jelas gitu"

Sekarang buku tersebut berada di tangan Reynal. Buku yang cukup unik dengan motif bak kerajaan yang indah ditambah dengan para peri mengelilinginya dan disertai dengan banyak sekali bintang yang bersinar. Buku itu berjudul STARLIGHT

"Wah, baru liat gue kalo ada buku ini di perpus. Buku apa nih? Kek dongeng anak TK anj. Lo bawa balik nih buku!" ucap Reynal

"Lah, ngapain gue bawa? " balas Naya

"Yeu... sapa tau isinya ada tata cara belajar membaca"

"Ck. Gue udah bisa baca, ngapain belajar lagi?" Bela Naya pada dirinya sendiri

"Masa? Tapi tadi kok gue liat lo masukin buku Sastra di rak buku Sains." Titah Reynal melanjutkan

"Lah iya? Mana coba"

"Sini ikut gue. Tuh liat, Betul kan gue"

"Iya iya maaf, khilaf atuh"

Diam-diam Naya memasukan buku berjudul STARLIGHT tersebut ke dalam tas sekolahnya.Dan tanpa disadari mereka telah berdamai hari ini

###

Tak ayal hari ini adalah hari yang membosankan sekaligus melelahkan bagi Naya, luruh hukuman di sekolah namun belum lagi di rumah. Lagi lagi hari ini rumah nya kembali seperti biasa, pecahan vas bunga berserakan, sofa yang tak beraturan, dan kamar yang berantakan sudah biasa baginya.

'Hal kayak gini gak bisa di diemin terus' Naya mengeluarkan asumsinya lewat hatinya. Namun, sepertinya ia sudah terlambat.

Semuanya sudah berakhir...

Dan firasat itu semakin nyata saat dilihat dari sobekan sebuah surat yang berhamburan tak karuan di lantai tersebut.

Perlahan Naya mengambil surat itu dan membacanya, dada nya bertambah sesak setelah ia melihatnya, ia tahu pasti kejadian ini akan terjadi namun ia masih tak sanggup untuk menerima kenyataan.

Bahwa hal ini akan terjadi secepat ini..

Kenyataan bahwa ibu dan ayahnya akan bercerai membuat butiran demi butiran air mata perlahan membasahi pipinya yang  menyisakan mata sembab yang memerah.

Naya memasuki kamar dengan langkah gontai seolah kehilangan semua kebahagiaan yang ia miliki, lalu mendekati meja belajarnya dan duduk bersimpuh menelungkupkan wajahnya sembari menahan isakan yang membuatnya rapuh.

Wajahnya berpaling, terlihat sebuah bingkai foto yang menampilkan deret bahagia dari ketiganya. Naya kecil sangatlah bahagia, selalu tersenyum ceria dengan polosnya. Begitu pula ayah dan ibu nya, dua orang yang selalu siap menopang ketika ia jatuh, dan mereka pula orang yang pertama kalinya mengenalkan rasa cinta padanya.

Bingkai foto tersebut seolah memperkeruh suasana, air matanya terus luruh. Bagaimana bisa secepat ini? Tubuhnya tiba-tiba memanas, ia terkena demam.

Naya langsung berdiri lalu menyeka air matanya dan berkata "Ayo Naya, lo pasti bisa dan lo bukan orang yang paling menyedihkan di dunia ini" kata Naya menyemangati dirinya sendiri sambil menepuk-nepuk dada nya sekaligus kembali menyeka air mata yang tadinya membuat matanya sembab. Lalu mencoba tersenyum, walau hatinya masih tidak merelakan senyum di bibir manisnya.

Ia segera mengemasi barang-barang dan pakaian nya untuk pergi menginap ke rumah Amel untuk sementara waktu. Semoga hal itu dapat membantu mengurangi rasa sakitnya.

###

Jangan lupa tap⭐

See you🤗

LOVE DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang