Jeonghan ngomel-ngomel ke temannya Seungkwan karna bikin dia harus terjebak di kerumunan orang ramai kaya gini. Kalau aja si Seungkwan gak mohon-mohon ke dia buat di temenin ke acara kampus pasti sekarang dia lagi nyantai di rumah.
Jeonghan itu anaknya mageran banget!
Acara kampus menurut dia cuma bikin capek. Makanya kalau ada acara ya dia ga datang. Tau aja 'kan jenis mahasiswa kupu-kupu? Nah, Jeonghan masuk di jenis ini.
Untungnya di sini banyak makanan. Jadi si Jeonghan gak bete-bete banget. Sekarang jam 6 sore dan Seungkwan itu ngincar acara puncak jam 8. Acara mereka ngundang anak band buat meriahin gitu dan ini band favorit yang sering Seungkwan kepoin karna yang main bass ganteng banget.
"Masih lama ini jam 8. Kecepatan kita, Njir."
Seungkwan nyedot minuman dia sebelum ngejawab, "Ya, mending kecepetan lah Han, kalau kita lambat ntar ga dapat tempat di depan. Guw mau liat yayang beb gue."
"Yayang beb, yayang beb, laki orang itu!"
"Lah, mereka 'kan baru pacaran ya gapapa dong, belum nikah juga kok. Aman, masih bisa ditikung."
Jeonghan mutar bola mata dia malas. Iya, jadi si pemain bass ganteng kesukaan Seungkwan ini udah punya pacar. Pacar dia itu putih tinggi langsing. Kalau Seungkwan mau nikung mah gak ada kemungkinan.
"Eh, itu mereka baru datang!"
Jeonghan noleh ngeliat rombongan cowok-cowok ganteng yang udah dikerubunin cewek-cewek gatel.
Semua ganteng tapi hari ini ada yang bikin dia pangling!
Cowok dengan tas gitar putih di punggungnya itu tersenyum ramah ke setiap orang yang ia lewati. Gak terkecuali waktu dia lewat di depan Jeonghan. Senyum biasa yang harusnya direspon biasa juga. Tapi, Jeonghan gak bisa biasa!
Bagi Jeonghan senyum cowok tadi memiliki sejuta makna. Makanya sekarang dia yang paling semangat ngambil tempat berdiri di depan panggung. Masih jam 6 lewat tapi Jeonghan gak mau tempat dia diambil. Pokoknya dia harus di depan biar jelas liatin cowok tadi.
***
Suara teriakan-teriakan dan dentuman musik yang biasanya Jeonghan hindari harus ia tahan dulu sekarang. Pangeran bergitarnya di depan sana sedang memainkan gitarnya. Astaga, gantengnya nambah. Jeonghan gak bisa berhenti senyum.
Bahkan sampai acara selesai Jeonghan masih senyum-senyum aja. Si Seungkwan yang di samping dia lama-lama heran juga.
"Lu masih waraskan?"
Langsung aja geplakan sayang mendarat di kepala Seungkwan.
"Anjir, ya masihlah!"
Seungkwan meringis kesakitan, "Ya, makanya berhenti senyum-senyum. Gue takut dikira bawa pasien rumah sakit jiwa."
Geplakan kedua berhasil dilayangkan ke kepala Seungkwan.
"Kurang ajar!"
"Lagian senyum-senyum kenapa sih?"
Jeonghan kembali tersenyum.
"Gue suka sama yang main gitar tadi."
"Yang mana? Yang namanya Joshua?"
"Iya, yang itu. Ganteng banget."
"Oalah, kalau dia mah gue ada kontak linenya, mau?"
"MAU!"
"Anjir, santai mas, gak usah ngegas. Nanti gue kirimin. Udah ah gue ngantuk mau cepat pulang."
"Oke, oke!!!"
Jeonghan seneng banget sampai senyum lebar sepanjang perjalanan pulang.
***
"Udah dichat?"
Jeonghan noleh ke samping liat Seungkwan lagi main hp di samping tempat duduk dia. Sekarang mereka lagi di kantin soalnya jam makan siang.
"Gue gak berani."
"Ah elah, kayak anak SMA aja lu gak berani. Sini hp lu, gue yang chat."
Seungkwan langsung ngambil hp Jeonghan cepat. Sampai yang punya gak sempat nahan.
"Anjir, jangan, Kwan! Eh, siniin gak?!"
Terlambat Seungkwan udah ngechat ke Joshua. Tamat sudah riwayat Jeonghan.
"Dah, beres, tunggu dia balas deh ehehe."
Line!
Bunyi dari ponsel Jeonghan bikin keduanya cepat-cepat noleh. Jeonghan neguk ludah sebelum buka isi chatnya.
"Dia balas, aduh gue balas apa?"
"Udah tenang aja. Lu ikutin aja instruksi gue, tenang aja gue udah berpengalaman sama ginian."
"Gue kok ga yakin sama tampang lu ya?"
"Udah ikutin aja."
***
Jeonghan manyun. Hari ini chat dia lagi-lagi dibalas jutek sama Shua.
Iya. Shua. Itu panggilan sayang dia buat Joshua.
Jeonghan itu orangnya baperan jadi kalau dibalas jutek gini dia kadang niat mau berhenti chat si Shua. Tapi, ya karna ada si Seungkwan yang selalu ada di samping Jeonghan pasti gagal niatnya.
"Manyun aja. Udah mirip ikan koi tau gak sih tampang lu."
Jeonghan langsung noleh malas ke Seungkwan. Mau marah tapi dia lagi gak ada tenaga. Masih kepikiran chat dia sama Shua yang progressnya gitu-gitu aja.
"Shua, jutek sama gue Kwan."
"Terus?"
"Ya, gue sedih lah!"
"Yaelah gitu doang. Gak usah dipikirin kali Han. Wajar dia jutek di awal, belum kenal, belum akrab. Makanya lu gencar dong dekatinnya."
Jeonghan mikir sebentar, "Oh, gitu ya?"
"Iya. Makanya sekarang gak usah manyun lagi. Mending lu chat dia."
"Oke, oke! Makasih ya!"
Jeonghan senyum lagi. Buru-buru ngambil hp terus chat si doi. Bener kata Seungkwan. Dia harus gencar biar Joshua gak jutek lagi sama dia.
Tbc/end (?)
Lohaaa~~~
Kembali lagi Sin meneruskan work garing ini😂
Semoga suka, salam teman perecehan💰
KAMU SEDANG MEMBACA
Jihan Chats
Fanfiction[Discontinued] Jeonghan suka chat gaje ke Joshua, tapi respon Joshuanya biasa aja. Jeonghan harus apa? [Jihan fiction Non-baku!]