San: Rahasia Sesama Fudan

3.5K 411 112
                                    

Warning: Spoiler, gambar dewasa, not for kid, tapi kalau maksa silahkan scroll cepat saat ada picture
.
.
.
Happy reading, minna-sama~
.
.
.

Lee Taeyong mengusap-usap kedua pipi tirusnya yang agak memerah, bukan karena riasan, namun akibat tamparan Jennie dan Seulgi. Taeyong kadang memang bisa dibilang lelaki kurang peka, tapi kali ini jujur saja dia tidak tahu apa urusannya kenapa pacar sekaligus teman sekelasnya mendadak marah dan memberinya tamparan perih hanya karena dia merobek buku contekan PR milik Seulgi (yang mana ini salah Seulgi juga karena menarik bukunya sendiri).

Lee Taeyong 17 tahun, tidak mengerti pikiran wanita.

Pulang sekolah dengan menaiki kendaraan umum sudah menjadi rutinitas yang dilakukan Taeyong selama 2 tahun dia di SMA. Rumahnya tidak terlalu jauh, namun juga tidak dekat-dekat amat. Sembari menunggu kedatangan bus, dia membuka smartphone untuk membalas chat Johnny yang biasa dia anggurin sejak sepulang sekolah.

From: Chicago Nakama
'Yong, ke game center biasa. Gue tungguin.'

Begitu isi wasiat di inbox Taeyong dari Johnny.

Ya, berhubung PR keramat hasil nyonteknya sudah selesai. Dia pun berniat langsung capcus ke Game Center buat mabar dengan teman-temannya. Lagi asik-asiknya bales chat, tiba-tiba bus yang ditunggu pun datang, berhenti tepat di halte tempat Taeyong menunggu. Dia menunggu sendirian karena ini sudah terlalu sore untuk pulang sekolah. Teman-temannya yang lain memilih langsung pulang tet setelah bel berbunyi, tapi Taeyong yang agak disensiin ama Kyuhyun-ssongsaengnim pun memilih mengerjakan PRnya--coret--hasil nyotek terlebih dulu, mumpung ada Seulgi--yang entah kenapa selalu rela dia contekin.

Taeyong memasuki bus yang cukup penuh itu. Matanya menelisik ke dalam bus. Mencari-cari tempat duduk kosong, beruntungnya dia pun menemukan kursi kosong. Ia segera mendudukinya. Tepat di dekat jendela, dari sana dia bisa melihat pemandangan di luar yang sebenarnya hanya berisi mobil lewat. Namanya juga jalan raya.

Suasana sore itu agak mendung. Agar makin menghayati suasana, Taeyong pun memasang hetset bututnya yang sudah mati sebelah. Alunan Baby don't like it membuat kepala pemuda usia labil itu mangut-mangut, entah menghayati atau ketiduran. Di saat kedua matanya hendak terpejam, sang supir bus tiba-tiba menginjak rem mendadak hingga membuat kepala Taeyong nyungsruk ke kursi di depannya. Baru mau mengumpat tapi ibu Taeyong mengajarinya agar jangan mengumpat, pengecualian jika sedang main game bersama Johnny.

Setelah berhenti kurang lebih 5 menit, bus pun kembali berjalan. Taeyong kembali menghayati musik yang memanjakan melalui hetset kesayangannya. Hingga Taeyong merasakan seseorang tiba-tiba duduk di kursi sebelahnya. Karena matanya kebetulan sedang terpejam, dia pun berusaha mengabaikan orang tersebut. Tapi bau harum yang tak biasa akhirnya memancing si pemuda Lee untuk membuka kedua matanya.

Duh, nikmat mana yang kau dustakan wahai Lee muda?

Sepertinya Tuhan kehilangan 1 bidadarinya karena sekarang Taeyong melihat sosok cantik yang beberapa hari terakhir mengisi lamunannya. Nakamoto Yuta duduk di samping Taeyong. Healing smile yang terus terukir di wajah rupawannya membuat Taeyong seketika lupa daratan. Jangankan berkedip, author aja sanksi apa jantung tokoh utama kita ini masih berfungsi.

Sebuah polisi tidur membuat laju bus yang mereka tumpangi sedikit bergoncang. Seketika Taeyong tersadar dari lamunannya. Dia berkedip beberapa kali, lantas berusaha menahan gugup dengan membuka asal smartphonenya. Melakukan hal random apapun agar tampak normal. Sesekali dia memberanikan diri melirik ke samping hanya untuk mendapati sang pujaan sedang asik juga dengan smartphone, hetset hitam pun menyumpal kedua telinganya. Tampak jelas dari samping wajah Yuta yang berseri-seri. Bahkan langit senja di luar jendela bus pun kalah indah.

Beautiful FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang