Sudah sangat biasa bagi Reyhan berpindah-pindah sekolah karena ulahnya. Hari ini hari kedua Reyhan tinggal di Jakarta dan hari pertamanya masuk sekolah. Sekolahnya kali ini tidak sebesar dan seluas Sekolah lamanya di Pekanbaru namun lebih sejuk dan hijau tentunya. Ya, SMA Santo Mikael nama sekolah baru Reyhan.
Sesampainya Reyhan diruang kelasnya, yaitu XI IPS 1 Ia memilih bangku baris tengah paling belakang. Baru saja mendaratkan bokongnya dibangku, seseorang menyapanya.
"Hai, lo anak baru ya? Gue Edo, gue duduk samping lo ya.'' Ucapnya memperkenalkan diri sembari mengulurkan tangan. Reyhan pun menerima jabatan tangannya.
"Gue Reyhan, salam kenal ya. Iya sans, duduk aja bro." Sedang asik berbincang dengan Edo, tiba-tiba seorang siswi datang dan berteriak heboh.
"Pagi gengs! Pada kangen ga nih sama gue?!" teriaknya dari pintu
" Apa sih Din, berisik banget lo masih pagi!" laki-laki yang duduk di sebrang Reyhan menyahut.
"Apasi Ravy! Sirik ae lo haters." Lalu pandangannya terarah ke Edo yang melihatnya malas.
"Edo..!! lo ga kangen gue apa? Gue kangen nih sama lo" teriaknya lagi lalu berlari kearah Edo dan menjitak kepalanya.
" Astaga Dinda! Bisa gasi lo gausa jitakin gue mulu, lama-lama botak nih gue!" jawab Edo kesal. Dinda hanya menjulurkan lidah mengejek.
"Padahal sih gue mau kasih milkita coklat nih, elonya cari gara-gara sih jadi males gue." Jawab Edo lagi, Ia paling tau cara meluluhkan hati Dinda. Ya, dengan permen milkita coklat favoritnya. Pemikiran Dinda sangat sederhana menurut Edo, dia sangat mudah dipengaruhi hanya karna permen milkita. Namun, bagaimanapun juga Dinda adalah kekasihnya hampir setahun belakangan ini.
"Ih Edo, jahat lo!" Dinda memasang wajah kesal.
"Cute." Kata Reyhan dalam hati.
"Iye-iye, tar gue beliin dikantin ya beb. Eh, kenalin nih Reyhan, anak pindahan dari Pekanbaru. Dinda pun mengulurkan tangannya kepada Reyhan.
"Hai! Gue Dinda, cewek idaman kaum Adam di SMA ini." Reyhan tertawa mendengar perkataan Dinda serta ekspresi lucunya itu lalu membalas jabatan tangannya.
"Gue Reyhan, salam kenal ya." Ucap Reyhan sambil tersenyum.
"Eh jangan senyum gitu dong, gue meleleh nih." Ucap Dinda ingin membuat Edo cemburu.
"Masih gue liatin ya Din, belom juga gue lempar ke kolam lele belakang sekolah lo!" sahut Edo dengan wajah pura-pura kesal. Ia tidak marah, begitulah Dinda yang Edo suka. Kehadirannya selalu menghibur orang-orang disekitarnya. Gadis ceria dengan wajah cantik dan ramah, biarpun sering membuat orang kesal karena tingkahnya tapi tetap ada yang kurang jika brkumpul tanpa Dinda.
"Becanda ih beb, gue cari si Qeren dulu ya, mau gue seret biar mau duduk sebangku sama gue." Ucap Dinda lalu mengacak lembut rambut Edo dan pergi mencari Qeren. Baru sampai depan pintu kelas Dinda kembali menghampiri Edo, ada sesuatu yang terlupa.
"Ngapain balik lagi?." Tanya Edo.
"Tadi lo bilang mau lempar gue ke kolam lele belakang sekolah kan beb?" tanyanya.
"Iya, mau lo?"
"Bukan gitu beb, kemaren kan baru panen, udah ga ada lelenya."
"Serah lo Din, udah ah pergi sana sebelum gue lempar lo beneran ke kolam lele yang udah ga ada lelenya."
"Gemesnya cowo gue kalo marah-marah." Ucap Dinda sambil mencubit pipi Edo gemas lalu pergi mncari Qeren.
" Cewe lo Do?." Tanya Reyhan setelah Dinda keluar kelas.
"Iya, udah hampir setahun masih aja gesrek ga berubah dia." Reyhan tertawa singkat mendengar ucapan Edo.
"Oh udah punya pacar." Ucap Reyhan dalam hati.
-
Bel masuk berbunyi, tak selang lama Bu Wuri selaku wali kelas XI IPS 1 memasuki kelas.
"Selamat pagi anak-anak."
"Pagi bu." Jawab murid XI IPS 1 kompak.
"Oke hari ini kita bentuk pengurus kelas dulu ya, sebelumnya untuk Reyhan siswa baru dikelas ini untuk maju kedepan memperkenalkan diri."
Reyhan pun berjalan kedepan diikuti tatapan-tatapan terpesona oleh siswi kelas. Reyhan memang memiliki wajah tampan, tinggi, dan juga penampilannya yang memperlihatkan Ia adalah badboy menambah kesan cool. Namun tidak seperti di novel-novel dimana tokoh utama badboy mempunyai sifat dingin, Reyhan tipe orang ramah dan mudah bergaul. Ia juga memiliki kekasih, kekasihnya di Pekanbaru dan sekarang mereka sedang menjalani hubungan jarak jauh. Namun bukan Reyhan namanya jika hanya setia dengan satu orang, sangat mudah baginya untuk mendapatkan kekasih. Reyhan ingin sekali memutuskan hubungannya dengan kekasihnya sekarang, namun kekasihnya mengancam jika Reyhan memutuskannya, Ia akan menyakiti dirinya sendiri. Begitulah hubungan Reyhan, bertahan karena ancaman.
"Perkenalkan, nama saya Reyhan Mahaputra pindahan dari Pekanbaru, salam kenal."
"Hai Reyhan!" sahut Dinda dengan semangat, yang sukses membuat seisi kelas menatapnya.
"Yee.. semangat banget lo din, inget Edo tuh."
"Eh enak aja bilang hai hai, calon imam gue tuh."
"Etdah Dinda gercep bat."
"Bukan Dinda emang kalo ga nyaut aja kayak kabel putus."
Begitulah kira-kira sahutan yang didapatkan Dinda, Ia hanya menunjukkan cengiran khasnya lalu menoleh kebelakang untuk melihat ekspresi Edo yang ternyata biasa saja.
"Nape Din?" Tanya Edo
"GAPAPA!" Sahut Dinda dengan kesal
Setelah memperkenalkan diri Reyhan kembali ke tempat duduknya, Ia tak bisa melepas tatapannya pada Dinda, sulit sekali mengontrol dirinya untuk berhenti menatap Dinda. Dan tanpa Reyhan sadari Edo memperhatikan gerak-geriknya, dan sadar tatapan Reyhan ke Dinda tidak biasa, sulit diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNA
Teen FictionMenurut Reyhan tidak ada yang salah dengan suka terhadap kekasih orang selagi Ia tidak mengganggu hubungan mereka. Reyhan si badboy anak pindahan dari Pekanbaru yang langsung jatuh hati dengan Dinda yang notabene adalahan pacar dari Edo teman baru s...