Setelah membeli nasi goreng kesukaan bubunnya Ata dan Ayahnya bergegas melanjutkan perjalanan ke rumah.
Setelah sampai dirumah ia mendapati bubunnya yang terlelap di sofa."Bunbun."panggil Permata mencoba membangunkan bunbunnya.
"Bunbun bangun."panggilnya lagi seraya menepuk pipi bunbun pelan karna tak mendapati bunbun bangun.
"Sini biar ayah yang bangunin bunbun.
Ata kedapur gih ambil piring untuk kita makan bareng."Ucap sang ayah"Siap laksanakan kapten."
Setelah beberapa menit Ata didapur lalu ia membawa ke meja makan.Saat sedang memindahkan nasi goreng tadi ke piring tiba tiba terdengar derap langkah seseorang.
"Bunbun udah bangun ayo makan."ajaknya setelah melihat bunbunnya yang mengarah ke meja
makan."Hmmm."Ucap bunbun
Mendengar itu Ata bergegas mendekati bunbun lalu memeluknya dan mengucapkan maaf karna tak pamit sebelum pergi tadi.
"Iya udah bunbun maafin, lain kali jangan diulang lagi."larang bunbun seraya mengelus rambut putrinya.
"Pelukan kok gak ngajak ayah."terdengar suara berat yang disertai dengan langkah mendekati mereka.
"Ayah datangya telat."Ejek permata
"Kamu sih kecepatan minta maafnya."ucap ayah tak mengalah.
"Tap.."
"Sudah-sudah kenapa kalian malah berdebat, kita disini mau makan. "Ucap bunbun memotong perkataanya Permata.
"Maaf bunbun."
"Maaf bunbun."
--------Setelah selesai makan dan mencici piring yang mereka pakai tadi.Permata pun melngkah menuju kamar sebelum itu ia berpamitan kepada bunbun dan Ayahnya.
"Bun yah ata kekamar dulu ya."pamitnya
"Iya sayang."
Setelah itu Permata pun melangkah menuju kamar lalu ia tidur setetelah menggosok gigi dan membasuh mukanya.Sementara itu didalam ruangan Ayah dan bunbun terlihat sedang membahas sesuatu.
"Ayah tau kenapa Ata memilih sekolah disana?"tanya bunbun
"Ayah gak tau bunbun saat ayah tanya tadi ata bilang itu rahasia."Ucap ayah menjelaskan.
"Bunbun Khawatir sama ata ayah."ucap bunbun dengan raut wajah yang berubah menjadi Khawatir.
"Kenapa bunbun khawatir?"tanya ayah bingung atas sikap istrinya yang tiba -tiba menkhawatirkan putri mereka.
"Bukanya baik kalau anak kita sekolah disana dia akan mengikuti jejak bundanya dong."Sambungnya."Karena Ata pernah cerita kebunbun kalau ia akan sekolah dikampung ditempat yang sama dengan sepupunya itu."
"Mungkin ata berubah pikiran,sudahlah putri kita itukan masih labil."Ucapnya mencoba menenangkan sang istri.
"Aku hanya takut kalau putriku itu sedang bermasalah. Mas tau kan aku sangat menyayanginya."Ucap bunbun seraya menelungkupkan kepalanya diatas meja lalu terdengar suara idakan tangis.
"Hiks..."
"Iya,aku tau adek sangat menyayanginya.Aku pun juga begitu." ucap ayah lalu mendekati sang istri dan memeluknya untuk menghilangkan kesedihannya.Ia juga mengganti panggilanya menjadi adek jika istrinya memanggilnya dengan sebutan mas.
"Sudah ya dek nanti kalau bunbun dengar kamu nangis bisa berabe loh."
Iya
"Sekarang kita kekamar lalu tidur ya dek."Ajaknya dan melangkah kekamar.
-----------
Sementara itu Di Sebuah Kampung seorang laki-laki terlihat duduk di sofa teras rumahnya sembari tersenyum manis melihat sebuah foto perempuan. Foto itu ia dapatkan dengan memotret perempuan tersebut secara sembunyi-sembunyi.Untung saja saat dia mengunjungi sepupunya dikota ia sempat membeli Ponsel yang canggih ini. Jangan tanyakan bangaumana ia isa mempunyai uang untuk membeli ponsel yang cukup mahal ini.Mempunyai Keluarga yang terpandang dan kaya dikampung ini tak sulit baginya untuk membeli ponsel yang bahkan lebih canggih dari ponselnya sekarang namun kaena ia tak suka boros makanya dia beli ponsel yang hargainya 5 juta saja.Sudah cukup baginya.Tiba -tiba seseorang meneriaki nama pria itu dari atas balkon rumahanya
Siapakah nama pria itu??
Apakah ia Tampan??TBC
Like and Komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Man Ana?
SpiritualPermata adalah seorang gadis remaja yang tengah mencari jati diri di sebuah Sekolah bernuansa islami. Tiba -tiba dikejutkan dengan Kenyataan yang menyakitkan dan membuat ia terpuruk kembali. Setelah itu tanpa disadarinya lilin harapanpun mulai...