Kangen (2) [2]

2.6K 369 55
                                    

"Ngapain kesini yaampun. Ini udah tengah malem, sun go kong"

Kalimat pertama yang Jihoon ucapkan ketika melihat sesosok manusia tampan yang tengah berdiri di depan mobilnya. Ia sedang membuka kunci pintu gerbang saat dilihatnya Yoonbin berdiri dengan kedua tangan yang merentang. Meminta Jihoon untuk masuk dalam pelukannya alih-alih menjawab pertanyaan Jihoon.

Pintu terbuka. Jihoon tertawa kecil ketika Yoonbin dengan tidak sabaran menariknya dalam pelukan. Tubuh keduanya sedikit bergoyang karena memang Yoonbin menggerakkan tubuhnya kekanan dan kekiri.

"Gapapa. Kangen aja", balasnya. Wajahnya sudah ia benamkan di kepala Jihoon yang menguarkan aroma citrus yang lembut.

Jihoon mendongak dan menatap Yoonbin apatis. "Kan besok bisa ketemu, abiiiinnnn. Nekat banget malem-malem gini kesiniii".

Yoonbin menunduk. Mencuri satu kecupan di hidung sebelum menjawab. "Heh, kangennya gue itu kayak rumus fisika yang di apalin pas mau ulangan. Kalo dibawa tidur besoknya ilang", katanya ringan yang mana mengundang tawa dari pemuda di depannya.

"Ada-ada aja sih. Udah kan kangennya? Pulang sana. Besok kesini lagi"

"Ga ah. Belom selesai"

"Yaudaaah iyaaaa"

Mereka mempertahankan posisinya sampai beberapa menit kemudian. Hingga akhirnya Yoonbin mulai menjauhkan Jihoon dari tubuhnya untuk mengamati wajah polos Jihoon yang malam ini terlihat begitu bersinar dimatanya. Hehe.

"Kenapa sih? Ngeliatinnya gitu banget"

"Gapapa"

"Gapapa gapapa mulu ah. Minta di pukul ya?"

"Minta di sayang aja. Gamau di pukul"

"Halah gembel"

Jihoon membalas dengan wajah cemberut. Mengundang tawa menguar dari makhluk di hadapannya itu. "Becanda, yaaanngg. Gausah marah gitu. Gue bawain sesuatu nih. Bentar ya"

Yoonbin berlari kecil menghampiri mobilnya. Mengubeknya sebentar dan kembali menghampiri Jihoon dengan bungkusan ditangannya kemudian menggiring Jihoon untuk duduk di sebuah sofa yang ada di teras rumah Jihoon.

"Nih", ujarnya seraya menyodorkan bungkusan di tangannya.

Jihoon mengerutkan wajahnya sebal. Di tangan Yoonbin, terjulur sebuah bungkusan dengan logo restoran ayam terkenal favorit mereka berdua. Tapi perlu di ingat bahwa ini sudah tengah malam dan Yoonbin malah membawa makanan.

"Kok di bawain makan siiihhhh? Kan gue mau diiieeetttt"

Yoonbin menghela napas dengan wajah datar. Tangannya mengibas sebentar. "Udahlah gausah diet diet. Apasih. Nyiksa doang. Lagian kalo gendut begini kan gue gampang jagainnya. Gaada yang mau ngelirik orang gendut kayak lu". Kemudian dahinya panas karena sentilan Jihoon.

Jihoon mendelik. Tangannya bergerak mencubit bibir Yoonbin dan menariknya. "Iya maaf, astaga. Sakit bego"

"Tabok nih kalo ngomong lagi"

"Iyaaaaa ampuuunnn. Udahlah mending lu makan ini. Makin dingin ntar gaenak"

Tatapan garangnya perlahan berubah memelas. Mencoba untuk membujuk. Ayolah, Jihoon mau diet. "Besok aja ya? Udah tengah malem. BB gue udah naik 5 kilo dari terakhir gue timbang. Plissss yaaaaaa?"

"Gue ga pulang kalo ga dimakan"

"Yoonbin maaahh. Gue udah gendut banget Yoonbiiiiiinnnn. Ga liat ini lemak udah dimana-mana?"

Yoonbin geming. Tangannya hanya bergerak untuk saling menyilang kemudian diam lagi. Pandangannya menyorot datar seakan tetap memerintahkan Jihoon untuk menurutinya.

Jihoon mengehela napas berat. Dengan berat hati, ia pun mulai membuka kotak nasi tersebut. "Nyebelin banget sih. Orang diet aja gaboleh. Kalo gue gembrot enak dianya tinggal cari baru", cibirnya.

"Makan makan aja. Gausah ngomel begitu", ucap Yoonbin dibarengi dengan jarinya mendorong pelan kepala Jihoon yang kemudian di balas dengan lirikan mautnya.

"Lo boleh diet kalo emang lo butuh. Orang obesitas aja masih asik minumin soda dan makan junk food dengan santai dan lo disini, dengan badan.. Oke mungkin kedengeran pervert kalo gue yang ngomong tapi ya gitulah. Masih mau diet? Udahlah, gausah. Nurut sama gue", kata Yoonbin masih dengan posisi chillnya. Matanya menatap ke arah Jihoon yang tengah melahap ayam goreng dan french friesnya brutal. Meskipun dalam hati ia terharu.

"Lo juga makan dong! Gue gamau gembrot sendirian!". Ia berujar pedas dan menyodorkan kotak nasi yang lain kepada Yoonbin dengan kasar. Mulutnya tidak berhenti mengomel bahkan saat sedang mengunyah potongan es batu dari lychee floatnya.

"Gue makan jam segini juga ga bakalan gendut. Kan gue Yoonbin. Bukan Jihoon"

"Ngomong lagi gue siram lo ya!"

Baru tadi ia senang, sekarang sudah di buat kembali sebal oleh oknum di depannya ini.

---

Hai? Maaf ya saya ngespam notif kalian😂. Dan mungkin chapter ini juga bener-bener mengecewakan karena saya buat dalam keadaan down. Untuk saat ini saya mau ngasih tau kalo untuk beberapa bulan kedepan saya bakalan hiatus. Saya akan menghapus aplikasi wattpad dan chapter ini adalah update an terakhir saya. Maaf kalo ini mendadak banget apalagi kemarin berniat ngasih kalian book baru. Sekali lagi maaf ya. Tapi kehidupan pribadi saya sedang dalam masalah dan saya yakin saya nggak bisa mengatasinya kalo saya masih kukuh buat tetep disini. Jadi saya mau pamit sama kalian. Saya janji, kalo ada waktu dan masalah saya selesai, secepatnya bakalan balik lagi. Terimakasih atas dukungan kalian selama dua bulan terakhir pada book ini.  -Fier

Stupidity [yoonhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang