Happy reading:)
"Omaygat, omaygat, omaygat!" Saking gregetnya, cewek bernama Melva berteriak histeris sambil menepuk bahu Shila dan Tiesha berkali-kali.
"Mel, lo gak malu apa? Ini koridor sekolah, banyak orang yang liatin tau." Shila mencibir kesal. Tiesha mengangguk setuju.
"Lagian, lo kenapa sih, Mel? Kayak orang kesurupan aja," ucap Tiesha, "Coba deh, lo cerita sama kita-kita."
"Lo tahu gak? Tadi Samuel kedipin mata sama gue!!" jawab Melva tak kalah heboh dibanding ucapan sebelumnya. Mata Tiesha hampir terlonjak dari tempatnya.
Sementara Shila masih terdiam kebingungan, ia jadi berfikir bahwa dirinya adalah gadis yang terlalu kegeeran. Samuel memberi kedipan mata untuk Melva, bukan dirinya! Ingat itu, Shila. Eh, lagian buat apa memikirkan hal tidak bermutu itu?
"Shila, gue seneng banget lho. Secarakan Samuel cowok ganteng di kelas," ucap Melva pada Shila. Dan Shila hanya membalas dengan senyuman kikuk lalu berkata, "Hahaha, iya ... iya."
"Halah, katanya Marvin yang paling ganteng. Giliran Samuel kedipin mata, sekarang bilang Samuel ganteng juga. Dasar, mata genit!" sindir Tiesha tanpa memikirkan bagaimana keadaan Melva saat ini.
"Udah-udah, malu diliatin banyak orang. Meningan kita langsung pulang aja sekarang," intruksi Shila, lalu disetujui anggukan oleh Tiesha.
"Yuk, kita pulang berdua aja, Shil. Dan ingat, lo jangan terlalu percaya sama apa yang Melva bilang. Lagian, cowok kayak Samuel mana mungkin genit sama cewek."
Shila hanya tertawa kecil menanggapi ucapan Tiesha. Sementara Melva mulai berteriak nyaring. Shila dan Tiesha segera berlari dan siap-siap menutup telinga. Takut-takut telinga mereka rusak.
=Bring a Feeling=
Shila merebahkan tubuh di atas kasur. Pikirannya terus berkelana mengingat kejadian tadi siang.
"Sebenernya Samuel kedipin mata sama gue atau Melva, sih?!" geram Shila. "Eh, kenapa gue jadi kayak gini? Lagian, kalau Samuel ngelakuin itu buat Melva kenapa gue harus kesel?"
"Cieee yang lagi ngomong sendiri." Entah sejak kapan cowok berkulit putih itu berdiri di balik pintu kamar Shila.
"Kak Arthur!" Shila menoleh, Arthur masih melebarkan senyuman. "Sejak kapan lo ada di situ?"
"Sejak lo mikirin cowok," celetuk Arthur, lantas dia menghampiri Shila. "Lo lagi suka sama cowok ya?"
Shila membelakkan mata. "Apaan, sih? Kalau ngomong tuh jangan aneh-aneh."
"Hayoo ngaku, bilang sama gue. Lo lagi suka sama cowok, kan? Iya, kan?" tanya Arthur.
"Bahkan gue gak tau apa yang gue rasain sekarang," balas Shila menghela gusar. "Kak, apa gue lagi suka sama cowok?"
"Lha, lo yang rasain kenapa malah nanya sama gue?" Arthur memutar kedua bola mata. "Gini ya, tanyain aja sama mbah google."
"Ih, kampret!" Shila melemparkan bantal pada Arthur. Membuat sang kakak langsung pergi berlari.
=Bring a Feeling=
"Shila, daritadi lo pegang ponsel terus. Lagi ngapain, sih?" Tiesha mendekat pada Shila. Namun cewek itu langsung menyembunyikan ponselnya.
"Jangan liat," balas Shila.
"Kenapa? Lo nonton ... kissing ya?" tanya Tiesha membuat Shila mengeram kesal.
"Yakali gue nonton drakor gituan di kelas. Gue tuh lagi ngegoogle," jelas Shila yang akhirnya mulai terbuka.
"Ngegoogle apa?" Tiesha ikut melirik layar ponsel Shila. Seketika dia menahan tawa begitu membaca artikel itu. "Hahaha ... lo searcing tanda-tanda orang jat--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring A Feeling [✔]
Teen FictionBuat apa mengharapkan seseorang yang tidak pantas untuk diharapkan? Lebah saja tahu bahwa yang manis itu pantas untuk diperjuangkan. Lalu bagaimana dengan Shila? Dia sudah mencintai Samuel lebih dalam, dan tidak semudah itu dia melepasnya. Meskipun...