Adara sudah kembali berada dirumahnya sejak 2 jam yang lalu. Dan sekarang sedang menonton film series di laptopnya sembari menguyah popcorn.
Konsentrasi Adara buyar setelah handphonenya berbunyi menandakan ada pesan masuk. Adara segara mengambil handphone yang ia letakkan diatas nakas kamarnya.
Sudah diduga. Cakra.
[Line]
Cakra Atrazine: daraaaa
Cakra Atrazine: udah dirumah kan?Me: udah
Me: udah pacarannya?Cakra Atrazine: yaampun adaraaa
Cakra Atrazine: gue beneran lupa dar kalo ada janji sama ayes
Cakra Atrazine: suerMe: iyaiya serah lo deh
Cakra Atrazine: besok gue janji batagor pak wahyu deh
Me: sama es bubble tea bu yuli
Me: deal?Cakra Atrazine: astaghfirullah temen gue
Cakra Atrazine: lo doang emangMe: ih banyak bacot amat lau
Me: deal nggak?
Me: kalo nggak mau yaudah siCakra Atrazine: DEAL
-
Adara's POV
"Al Cakra Atrazine,"
Bu Rulli manggil Cakra buat nanya mana tugas dia. Sebenernya kita ada tugas kelompok sejarah untuk presentasi. Cakra nggak buat tugas. Dan berhubung gue satu kelompok sama Cakra, gue juga nggak buat. Jadi kita berdua cuma nunggu ajal aja nih.
Secara, bu Rulli guru paling killer di SMA setelah pak Tito yang notabene-nya guru BK.
Bu Rulli ngeliatin Cakra dari atas sampe bawah, kayak polisi lagi interogasi pelaku, demi Allah serem banget, "Kamu kelompok siapa?"
Mati gue.
"Adara Callista, bu."
"Mana tugas kelompok kalian?"
"Belum selesai bu," buset itu anak enteng banget ngomongnya. Kayak nggak punya beban idup. Salut gue.
Pupil mata bu Rulli membesar. Oke, sekarang gue nyesel kenapa harus satu kelompok sma Cakra.
"Adara Callista, sini kamu!"
Dengan sangat tepaksa gue berdiri dan jalan ke depan buat berdiri di sebelah Cakra.
"Kalian berdua ini kenapa nggak bikin tugas, hah?!"
Gue sama Cakra cuma diem kicep. Mana berani gue ngalawan guru se-killer ini sist.
"Cakra, jawab pertanyaan ibu!"
"Saya kemaren ngurusin kucing saya bu. Diare dia. Gabisa ditinggal."
Goblok. Seisi kelas langsung ketawa denger jawaban Cakra. Ini anak kenapa sih masyaallah. Celaka nih.
"DIAM!"
Yha auto kicep lagi.
"Sekarang kalian keluar, hormat ke bendera sampai jam istirahat!"
-
"Lo sih. Kalo lo tadi jawabnnya nggak becanda, pasti hukumannya cuma mungutin sampah. Nggak akan panas-panasan gini."
Gue mencak-mencak karena bete. Emang salahnya Cakra kan. Kenapa coba pake acara bencandain bu Rulli.
"Lagian bu Rulli-nya serius amat. Ga seru. Ya diajak bercanda lah."
"Diem lo."
Ini gue bete beneran. Gue cuma nunduk sambil tetep hormat. Panas banget gila.
Eh tapi, ini kenapa tiba-tiba teduh? Mendung? Waktu gue ngeliat ke depan. Yang gue liat bed nama 'Al Cakra Atrazine'.
Iya, Cakra bediri persis didepan gue.
"Masih mau ngeluh panas, hm?"
***
Bengkulu, 9 Mei 2019
maapin partnya pendek-pendek
ntar juga manjang sendiri cgagaa
dan maapin juga kalo ada typo
males baca ulang hehe
mood gwa lg gabagus huhumulmed; aisyah aqillah as adara callista
KAMU SEDANG MEMBACA
l u p a ; dvno
Teen FictionSetelah kehilangan apa lagi yang akan terjadi? Hanya ada dua hal; melupa dan dilupakan.