2 • Childhood & Nightmare

115 15 2
                                    

🗓️ 3 Maret 2004

Singkat cerita Tuan Lee gagal mendapatkan hak asuk Chaewon namun ia berhasil mendapatkan Yongbok. Ia bersama istri barunya dan kedua anaknya yaitu Jisue dan Yongbok pun pindah ke Australia.

Disisi lain, Nyonya Kim telah dinikahi oleh seorang CEO perusahaan elektronik yang berkantor di gangnam, marganya juga Kim. Keduanya saling mencintai dan menerima satu sama lain. Nyonya Kim merasa lega karena ia dipertemukan dengan lelaki yang lebih baik.

Mereka pindah ke daerah Gangnam. Chaewon dimasukkan ke Taman kanak-kanak terbaik di kawasan itu. Kehidupan mereka telah berubah. Menurut Nyonya Kim, pepatah "Habis gelap terbitlah terang" memang benar adanya.

Selalu saja ada badai yang menerjang, namun badai itu pastilah berlalu dan kebahagiaan akan datang kembali. Begitu pikir Nyonya Kim.

Tak ada lagi yang namanya Lee Chaewon, karena marga gadis kecil itu telah berubah menjadi Kim.

"Kim Chaewon" ujar Guru Park , mengabsen setiap anak didiknya di Taman Kanak kanak itu.

"Nee Seonsaengnim" sahut Chaewon tanggap.

Setelah Guru Park mengabsen, ia memulai pelajarannya yakni membaca & menulis hangul.

Nyonya Kim sangat suka memutar CD musik bernuansa klasik, kadang ia juga ikut bernyanyi mengikuti alunan musik. Karena itu, Chaewon juga pandai bernyanyi.

Chaewon terpilih menjadi salah satu penyanyi paduan suara di taman kanak-kanak sekolahnya. Mereka akan bernyanyi di hari kelulusan mereka.

      *    *    *

Semuanya nampak tak nyata bagi Chaewon. Gadis kecil berusia 5 tahun umur korea itu masih sering mencari dan merindukan Yongbok. Jangankan Yongbok, peristiwa pemukulan Nyonya Kim beberapa tahun silam masih teringat jelas di kepalanya.

Ia sering bermimpi buruk setiap malamnya. Seolah peristiwa pemukulan Nyonya Kim bagai kaset rusak yang terputar berulang kali setiap ia terlelap.

Malam ini pun ia masih bermimpi buruk. Jari-jari tangnnya meremas selimutnya, peluh memenuhi tubuhnya, dan air matanya membentuk sungai kecil di pipinya. Ia mulai meracau dan terisak, membuat Nyonya Kim yang masih terjaga bergegas ke kamarnya.

"Eomma ! eomma! jangan pukul eomma lagi!" racau Chaewon.

Nyonya Kim spontan memeluk tubuh putri kecilnya dan mengelus rambutnya pelan.

"Eomma ada disini, Chaewon-ah. Eomma baik-baik saja" sahut Nyonya Kim lembut.

Ia tak kuasa menahan air matanya mendapati Chaewon yang masih mengingat kejadian itu di usia yang sangat belia.

Ini tidak beres. Chaewon membutuhkan penyembuhan.

*  *  *

"Sayang" panggil Nyonya Kim lembut.

"Iyaa, sayang?" sahut Tuan Kim sembari membetulkan kacamatanya.

"Chaewon mimpi buruk lagi." singkat Nyonya Kim.

"Jinjja?" seru Tuan Kim memastikan.

"Nee, jinjjayo. Kita harus bagaimana?" tanya Nyonya Kim frustasi.

"Jalan satu-satunya ialah mendatangi psikiater. Tapi usia Chaewon masih terlalu muda untuk mencerna setiap pertanyaan mereka.." ujar Tuan Kim bimbang.

"Apa kita harus menunggu beberapa tahun lagi? Chaewon sudah sangat menderita, sayang .." Nyonya Kim berujar frustasi.

"Kita harus bisa memberi dia sugesti yang menenangkan sebelum dan setelah tidur. Aku akan mencari jalan lain, sayang. Jangan khawatir." jelas Tuan Kim seraya menghampiri Istrinya yang duduk di sofa.

"Baiklah.. Semoga saja berhasil." ucap Nyonya Kim seraya berdoa.

Keesokan paginya Nyonya Kim mengantar Chaewon ke sekolah. Makin hari anak perempuannya itu semakin irit bicara. Wajahnya pun suram walau ia dikelilingi orang-orang penyayang.

"Chaewon, bagaimana tidurnya semalam?" tanya Nyonya Kim, sekedar basa basi karena ia sudah bisa memastikan jawabannya.

"Nyenyak kok eomma." dusta Chaewon.

"Jinjja?" Nyonya Kim memastikan.

"Beneran, eomma." ujar Chaewon meyakinkan eommanya.

"Chaewon-ah, kamu punya eomma dan appa. Jangan sungkan untuk bercerita dengan kami ya? Chaewon nggak sendirian" Jelas Nyonya Kim.

Ia memeluk putrinya lalu mengantarnya hingga gerbang sekolah.

"Nee eomma, Chaewon punya eomma. " balas Chaewon sambil tersenyum.

          *    *     *

Setelah menamatkan pendidikannya di Taman kanak-kanak, Nyonya Kim dan Tuan Kim mengirimkan Chaewon ke Seoul Poi elementary school.

Sekolah dasar itu cukup populer untuk kalangan atas orang-orang gangnam. Fasilitasnya lengkap dan tenaga pendidiknya juga berpengalaman.

Seperti biasa, Chaewon kecil pendiam dan lebih banyak melamun. Guru kelas yang melihat itu langsung menegur Chaewon dan mengobrol banyak hal dengan Chaewon yang hanya dibalas anggukan atau gelengan olehnya.

Tapi Chaewon adalah sosok yang peduli. Jika ada temannya yang lupa membawa alat tulis, ia dengan senang hati meminjamkan punyanya. Karena itulah ia tak pernah dirisak walau pendiam.

Sore ini Chaewon pulang dengan supir pribadi Nyonya Kim karena Eomma dan appanya itu sedang menghadiri acara pernikahan. Tak ada yang aneh hingga akhirnya kantuk menerjang Chaewon membuat gadis kecil itu ketiduran.

Karena supirnya merasa mengantuk jika melewati jalanan yang longgar dengan kecepatan sedang, akhirnya ia mempercepat laju mobilnya.

Semuanya baik-baik saja hingga akhirnya mobil bus pariwisata dari arah berlawanan menabrak pembatas jalan dan oleng. Supir tuan Kim susah payah mengindarinya hingga akhirnya menabrak mobil lain dan ikut terbalik. Kecelakaan tak terhindarkan.

-tbc

jangan lupa vote & comment, terimakasih sudah membaca karya pertama saya ❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fairy's Secret Mission || Kim ChaewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang