1 • PAST

155 16 2
                                    

🗓️ 1 Agustus 2000
⏰ 03.20 KST

Sepasang bayi kembar emas telah lahir di bumi. Wajah keduanya kembar namun jenis kelamin mereka berbeda. Yang satu berjenis kelamin perempuan sedangkan yang lainnya laki-laki.

Suara tangisan keduanya seolah menjadi obat atas persalinan normal yang dilakukan Nyonya Kim. Tak bisa dipungkiri, kehadiran kedua malaikat kecil itu bisa menghilangkan sakit yang dirasakannya sejak tadi. Genggaman tangan suaminya, Tuan Lee juga semakin erat. Senyum terpancar di wajah kedunya.

"Selamat! Istri Tuan telah melahirkan sepasang bayi kembar yang istimewa. Biarkan saya memandikannya terlebih dahulu, Tuan." ujar perawat yang mendampingi proses persalinan tadi.

"Ah, Baiklah. Terimakasih suster." jawab Tuan Lee ramah.

Mereka tak henti-hentinya tersenyum seolah kedua bayi itu memancarkan perdamaian dan kebahagiaan di dunia.

"Sayang, bagaimana kalau kita memberi mereka nama? Yang laki-laki itu, Lee Yongbok." sahut Tuan Lee mantap.

Ia telah memikirkan matang-matang nama kedua anaknya. Namun, ia mengira keduanya akan laki-laki. Sehingga ia tidak menyiapkan nama perempuan untuk bayi yang lain.

"Yongbok.. nama yang unik, sayang. Lee Yongbok dan .. hm, bagaimana kalau Lee Chaewon?" saran Nyonya Kim.

"Kedengarannya bagus, sayang." timpal Tuan Lee bahagia.

                *  *  *
🗓️ 1 Agustus 2002
⏰ 09.10 KST

"Chaewon-ah, ayo kesini sayang." ajak Nyonya Kim seraya melepas teflon kesayangannya.

"Nee eomma." seru Chaewon yang baru berusia 2 tahun saat itu.

Chaewon berjalan tertatih-tatih karena ia baru bisa berjalan. Ia menghampiri Nyonya Kim yang sedang memakaikan Adiknya, Yongbok, sebuah celemek.

"Nah, waktunya makan anak-anak." ujar Nyonya Kim lembut.

Nyonya Kim mengangkat Chaewon ke kursi makannya yang berada di sebelah Yongbok. Sementara Yongbok sudah melahap buburnya dengan tenang.

Hari ini si kembar berulang tahun yang ke-2, namun Tuan Lee masih lembur di kantornya. Ia bahkan jarang sekali pulang ke rumah dengan alasan pekerjaan dan promosi jabatannya yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

Nyonya Kim tidak masalah dengan itu. Ia sangat mengerti dengan pekerjaan suaminya. Tak ada sama sekali prasangka buruk yang dilayangkan untuk suaminya. Bahkan ia sudah tinggal di rumah ber-3 dengan si Kembar Chaewon & Yongbok.

Hingga suatu hari, Tuan Lee pulang ke rumah hanya untuk mandi dan mengambil beberapa pakaian. Ia bahkan tidak menyapa si kembar dan hanya fokus pada barang pribadinya.

Nyonya Kim lagi-lagi memaklumi itu. Ketika suaminya sedang mandi, ponsel suaminya berdering singkat menandakan ada pesan singkat yang masuk.

[ Sayangku, Kang ]
"Sayang, kamu dimana ? Jisue sudah pulang dan aku tidak sempat menjemputnya."

Nyonya Kim yang tidak sengaja melihat itu menjadi kaget sekaligus bertanya-tanya. Prasangka negatif terus memenuhi kepalanya namun berusaha mati-matian ia singkirkan.

Tuan Lee telah selesai mandi dan kaget karena ponselnya ada di genggaman Nyonya Kim.

"S-ssayang, K-kang i-itu siapa?" tanya Nyonya Kim gugup.

Tuan Lee langsung mengerti bahwa Nyonya Kim baru saja membaca pesan singkatnya. Merasa tertangkap basah, ia tidak melunak.

"Beraninya kau mengecek ponselku! Kau pikir kau siapa?!" bentak Tuan Lee yang merasa terancam.

"Aku siapa? hah? aku siapa? Tanya pada dirimu sendiri, Lee!" ujar Nyonya Kim yang terpancing emosi.

"Kau hanyalah ibu dari anak-anakku." sahut Tuan Lee cuek.

"Hanya itu? Aku ISTRIMU mas!" air mata Nyonya Kim pecah. Ini pertama kalinya ia merasa dikhianati.

"Appa? appa pulang yey!" seru Yongbok yang merangkak dari balik pintu.

Nyonya Kim yang melihat Yongbok merangkak kegirangan dan Chaewon yang mengintip dibalik pintu segera menghapus air matanya.

"Aigoo.. Anakku sayang, iyaa appa sudah pulang." ujar Nyonya Kim sambil menggendong Yongbok dan mengusap pelan kepala Chaewon.

Tuan Lee yang merasa diburu waktu akhirnya memanfaatkan kesempatan dengan membawa tas besarnya pergi. Tapi nyonya Kim sempat berbisik ketika mereka berpapasan.

"Urusan kita belum selesai , Lee."

       *  *  *

🗓️ 25 September 2005

Si kembar tumbuh menjadi balita yang sehat. Keduanya sudah lincah berlari dan melompat di segala penjuru rumah. Nyonya Kim tentu bahagia akan hal itu.

Beban pikiran yang menghantuinya seolah hilang berkat kedua buah hatinya yang aktif. Ia tak lagi memikirkan Tuan Lee yang jarang pulang. Baginya, diberi nafkah pun sudah cukup.

Tapi, hari ini mungkin akan menjadi hari terburuk dalam hidupnya. Tuan Lee datang ke rumah dengan selingkuhannya. Ia memberi Nyonya Kim surat permohonan cerai.

Chaewon dan Yongbok yang tidak mengerti dengan situasi justru menghambur ke pelukan Tuan Lee. Mereka berdua merindukan sosok ayah yang hangat dan baik.

"Appa darimana saja eoh? Chaewon kangennn!" sungut Chaewon sambil memeluk kaki Tuan Lee yang tak kunjung berjongkok.

"Mas itu anak kembarmu? Lucu banget" sahut Nyonya Kang.

Sementara mereka bermain dengan si kembar, Nyonya Kim masih terpaku pada surat perceraian mereka. Ia bimbang dan memikirkan nasib si kembar jikalau mereka akhirnya berpisah. Namun, ia juga sudah muak dengan perlakuan Tuan Lee yang terkesan tidak hormat terhadapnya. Ditambah kehadiran wanita asing yang datang bersama suaminya, rasanya Nyonya Kim ingin menyalahkan takdir yang mengikat mereka.

"Baiklah, kita cerai." ujar Nyonya Kim mantap.

"Bagus. Hak asuh anak-anak tak usah kau cemaskan. Biar aku dan Kang yang merawat keduanya." timpal Tuan Lee.

"Tidak! Kau boleh pergi dariku. Tapi kau tak boleh membawa pergi Chaewon dan Yongbok. Mereka anakku!" seru Nyonya Kim histeris.

Tapi bukan Tuan Lee namanya jika tidak keras kepala, dengan piawai dia mengemasi barang-barang si kembar dan menggendong Yongbok. Selingkuhannya ia suruh untuk menggendong Chaewon namun Nyonya Kim lebih dulu memeluk Chaewon.

Tuan Lee murka mendapati Kang gagal mendapatkan Chaewon dipelukan Nyonya Kim. Akhirnya dengan tega ia melakukan segala cara agar nyonya Kim bisa melepaskan Chaewon yang sudah menangis kencang.

Seolah terikat batin, Yongbok pun ikut menangis melihat kembarannya menangis karena Eomma mereka yang disiksa Tuan Lee.

Dipukul, dijambak, bahkan ditendang hingga membentur dinding. Nyonya Kim tak menyerah dan semakin mengeratkan pelukannya. Baginya, rasa sakit ini tak sebanding dengan rasa sakit akibat kehilangan anak-anaknya.

Suara tangisan si kembar memperkeruh suasana hati Tuan Lee. Ia muak dengan apartment sempit ini. Ia bersama Kang dan Yongbok akhirnya bergegas pergi. Tapi ia sempat menggertak Nyonya Kim.

"Awas saja, hak asuk Chaewon dan Yongbok akan jatuh kepadaku. Kami akan hidup di Australia yang tenang tanpa kehadiran perempuan membosankan sepertimu. Akan kurebut Chaewon dipersidangan. Ingat itu!"

-tbc-

-jangan lupa vote + comment

Fairy's Secret Mission || Kim ChaewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang