#author pov
diluar saat ini Jimin hanya berdiri bingung didepan pintu, ia tak berniat membuka sedikit pun pintu mengingat ini serasa menyeramkan.
"t-tolong.. s-siapa pun.. hiks, hiks.." erang Yori
Jimin yang diluar tentu denger suara itu, cuman karena lirih dia jadi mikir yang macem macem. alhasil dia yang takut
"anjirr, ini suara siapaa?? serem asem"-Jimin
Jimin ngeliat sekelilingruang musik, walau gaguna karena ruangannya gelap
Jimin diam, mempertimbangkan keputusan dilemanya antara masuk atau tidak, sekaligus ngitungin kemungkinan buruk or baik.
"masuk nih??? aakh! Ya Allah, Dewa, Tuhan, Buddha, apapun itu plis lindungi makhluk bumi mu ini"
entah pada siapa dia berdoa tapi tetap saja dengan keberanian yang minim itu dia akhirnya memutuskan untuk memeriksa masuk kedalam.
"huft... berani Jim, lo cowo masa iya takut sama beginian"
ya.. tak ada salahnya mengihibur diri sendiri kan? Jimin mulai ngelangkah masuk dan nyari asal suara
dia mulai melihat satu persatu sudut ruangan itu.
• • •
"sumpah deh Yor, lo dimana sih.." saat ini Suga yang notabe nya sebagai kakak Yori kalang kabut nyariin Yori. dia nyoba nelpon semua temen temennya Yori but.. gada yang tau Yori dimana.
sampai akhirnya dia nyoba nelpon Yeri karena udah terlalu putus asa
"loh, Suga? kenapa?"
"ngga, cuman mau nanya tadi liat Yori ngga disekolah?"
"Y-Yori? e.. e-engga tuh, ke-kenapa emangnya?"
jujur saja. mendengar nada Yeri yang sedikit terbata ia merasa seikit curiga
"cuma nanya, soalnya dia belum pulang."
"o-oh gitu ya, ee.. sayang, maaf ya aku ada urusan. aku tutup dulu. bye.."
dan sambungan telpon mereka pun terputus. sedikit kebingungan nampak diwajah Suga namun bukan itu yang penting sekarang. dia harus tau dimana Yori saat ini.
• • •
"oi.. punten.. ada orang ga? ini horor woy"-Jimin
"uh..to-tolong.. siapa pun itu.." lirih Yori
Jimin yang masih berjalan sedikit demi sedikit menimbulkan kekesalan dihati Yori. ia ingin cepat keluar dari tempat ini.
"Ji-Jimin! t-tolong" dengan sisa sisa tenaga Yori mencoba mendudukkan dirinya.
Jimin tersentak kala mendengar namanya dipanggil. ia berusaha mencari saklar lampu yang ada pada dinding "ini dimana saklarnya sih...!?"
ia meraba dinding yang ada di hadapannya sekaligus yang ada di atas posisi Yori. merasa mendapatkannya ia pun menyalakan lampu tersebut. namun sayang Yori lebih dulu kehilangan kesadarannya.
begitu menyala Jimin tak senagaj menendang sesuatu, ia pun melihat kebawah, rasa takut pun mulai menjalar kala melihat sosok perempuan yang tengah meringkuk. ia merinding
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandar Bokep ― JJK [REVISI]
De Todo[ episode + ✓ = sudah direvisi ] [ Typo bertebaran dan meraja lela. non baku, cringe ] "cinta itu tidak akan datang dengan mudah. bertahan atau mengakhiri itulah pilihannya.." .n : katanya sih berefek samping nangis dan menghujat