45

52 12 0
                                    

Bandar Lampung, 28 maret 2019
.
.

Teruntuk dirimu, patah hati terbesarku.

Dari tempatku saat ini
Dengan jarak pemisah yang tak bisa diukur dengan apapun.
Ku katakan salamku terlebih dahulu.

Assalamualaikum, ayah.
Bagaimana kabarmu disana?
Apa tuhan menjagamu dengan baik sesuai dengan permintaan ku?
Semoga saja begitu, karena aku tau tuhan pasti sayang dirimu.

Tepat 3 tahun setelah kepergianmu, banyak sekali hal yang ingin kuceritakan padamu. Entah itu kabar ibu, sekolahku, tentang teman-temanku, tentang hobiku baru-baru ini yang menyukai tanaman, juga tentang dia yang mungkin jika kuceritakan akan membuatmu tersenyum dan berkata, "Alah, cinta monyet."

Ayah, aku sudah besar.
Sudah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, walau kadang aku suka khilaf, wkwk

Ayah, kau tau hal yang paling membuatku kesal?
Ketika temanku bercerita betapa konyolnya ayah mereka, sedangkan aku hanya bisa mendengar saja, tanpa bisa ikut bercerita.

Ayah, aku rindu
Sangat-sangat rindu.
Kau tau, aku tidak berbohong.

Boleh tidak nanti malam kau mampir dimimpiku, tidak usah lama-lama
Cukup kau tersenyum saja dan katakan bahwa kau bangga mempunyai anak sepertiku.

Kelak, akan kubuktikan bahwa kau tak akan menyesal memiliki anak sepertiku.
Dan kelak, kau akan tau betapa anakmu ini amat sangat merindu.

Dulu, ketika aku masih kecil
Ketika aku masih bau kencur
Ketika aku belum tau apa saja pengorbananmu untukku, kau selalu tampilkan ekspresi seolah-olah kau baik-baik saja. Seperti tak ingin semuanya tau kesedihanmu, letihmu, dan kerja kerasmu.
Kau hanya ingin keluarga kecilmu bahagia selalu.

Sekarang, aku tau bahwa tak ada lelaki sehebat dirimu di dunia ini.
Jika kelak tuhan pertemukanku denganmu, mulutku takkan berhenti bercerita seolah tak ada hari esok yang menanti.

Ayah, banyak hal yang harus kau ketahui saat ini. Nanti akan kuberi tahu lewat doaku saja ya, supaya tuhan memberitahumu dengan teliti.

Dan maaf, ketika kau pergi aku belum sempat membuatmu bahagia walau dengan kata 'terimakasih'

Ayah, lagi dan lagi
Aku takkan bosan untuk mengatakan bahwa aku rindu. Sekarang kusudahi dulu ceritaku. Dan semoga kau tidak tertawa jika bisa membaca ke-isenganku ini, wkwk

Sekali lagi, terimakasih ayah telah mendidikku menjadi pribadi yang seperti ini
Terimakasih telah merawatku hingga seperti ini. Dan terimakasih untuk segenap jiwa raga serta pengorbanan yang telah kau berikan untuk anakmu ini.

Dari putrimu yang merindu,
Vina.

QUOTESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang