1

10 1 0
                                    


"Ayo, lompat!" ujar Yoongi memecah keheningan malam.

Surai hitam pria itu berterbangan. Ia memutar kepalanya dan menatap Yoongi heran, "Kau mau lihat aku mati ya?"

Yoongi mengangguk, "Iya, rencananya aku juga akan melompat. Tapi setelah dirimu duluan."

"Oh, ngomong-ngomong siapa kau?"

Yoongi duduk bersandar pada dinding dan membuka kaleng minuman miliknya, "Min Yoongi, Suga."

"Salam kenal, aku Jeon Jungkook. Rasanya aku seperti pernah mendengar nama itu, tapi entah dimana."

Yoongi mengernyitkan dahinya, "Kau tidak pernah mendengarnya."

Jungkook menggeleng cepat, "Aku yakin aku pernah mendengarnya!"

"Lupakan saja, namaku tidak penting."

Jungkook turun dari tepian gedung yang agak lebih tinggi dan menghampiri Yoongi.

"Aku tidak jadi melompat."

"Aku kecewa," sahut Yoongi cuek dan memberikan sekaleng minuman dingin pada Jungkook.

"Memangnya anak sekolah boleh minum ini?"

Yoongi mengangguk samar, "Kau tidak akan mabuk kalau hanya minum satu kaleng."

Jungkook mengambil posisi di samping Suga dan mulai meminum minumannya.

"Rasanya agak aneh, tapi lumayan."

Yoongi mengangguk mengiyakan, "Betul-betul, aku setuju."

Suasana kembali hening, Jungkook tenggelam dalam pikirannya. Sedikit menyesali kenapa ia tidak jadi melompat kebawah.

"Yoongi, kau benar-benar berniat akan melompat ya?"

"Tentu, tapi kau tidak jadi melompat makanya aku juga tidak jadi."

Jungkook duduk merosot mengambil posisi berbaring. Ia menutup matanya sejenak dan kembali bangkit mengambil posisi berdiri.

"Aku ingin turun dan pulang, mau ikut?"

"Kau mengajakku pulang? Kita punya rumah yang berbeda," ujar Yoongi cuek.

Jungkook mendengus kesal, "Dasar bodoh, aku hanya mengajakmu untuk turun bersama."

Yoongi bangkit berdiri dan memukul belakang kepala Jungkook, "Berani sekali kau mengatakan bodoh pada orang yang lebih tua darimu."

"Augh! Maafkan aku, Yoongi hyung!"

"Bagus-bagus! Kau harus memanggilku dengan embel-embel hyung!" ujar Yoongi sedikit bangga.

***

"Jadi kau yang berniat bunuh diri itu? Dan kau setan kecil yang mengambil tiga kaleng bir dan kabur keatas," ujar sinis sebuah suara.

"Oh, siapa kau?" ujar Yoongi cuek.

"Seharusnya aku yang berkata seperti itu, dasar alien putih!"

"Dan kau kelinci! Tolong cari tempat bunuh diri ditempat lain!"

Jungkook mengernyitkan dahinya, "Kenapa tidak kau larang saja aku?"

Bibir tipisnya mencebik sinis, "Aku bukan Ibu atau Ayahmu yang akan melarangmu, kalau kau berbuat salah."

"Kim Taehyung, jadi itu namamu," ujar Yoongi sambil memelototi name tag kasir supermarketmarket tua yang mengoceh tadi.

"Kau masih mudah tapi sudah seperti kakek tua. Mengomel terus membuat telingaku sakit."

"Hei, putih! Mulutmu diam saja! Sekarang cepat bayar bir yang kau minum itu!"

"Kau tidak akan merugi hanya karena aku mencuri tiga kaleng bir." bisik Yoongi pelan.

Taehyung berdecih sebal, matanya berkilat marah. "Orang yang punya banyak uang seperti kalian tidak akan mengerti bagaimana rasanya tidak punya uang!"

Yoongi merogoh sakunya dan mengeluarkan segenggam uang lalu meletakkannya kasar diatas kasir.

"Dan orang seperti kalian tidak akan mengerti bagaimana rasanya dikuasai oleh uang."

Taehyung terdiam, ia mengambil uang tersebut sejumlah harga tiga kaleng bir dan mengembalikan sisanya.

"Tidak, kau bisa mengambil semuanya. Dan-"

Yoongi mengulurkan tangannya pada Taehyung, "kita bisa menjadi teman, salal kenal aku Min Yoongi."

Taehyung menerima uluran tangan Yoongi, "Taehyung saja tanpa marga."

"Apa aku boleh ikutan? Aku Jeon Jungkook!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang