Indonesia
06.00"Aaa.....sial ! Mimpi ini lagi ! ".
Aahana mengusap wajahnya gusar,sudah puluhan kali sejak kejadian itu,ia terus saja mendapatkan mimpi itu lagi,lagi,dan lagi.
" Sayang,kamu kenapa ? Mimpi itu lagi ?".Ucap seorang wanita paruh baya yang membuka pintu kamar Aahana dan menghampirinya,ia adalah wanita yang sudah merawat dan membawa Aahana tinggal di Indonesia.
"Aku tidak apa-apa bibi Srada". Jawab Aahana lemas.
" Ayo bangun,sudah waktunya bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah".
"Iya bi".
Aahana mungkin sangat beruntung mempunyai bibi Srada yang sangat menyayanginya dan menganggap Aahana adalah anak kandungnya sendiri.
Mungkin karena memang bibinya belum mempunyai suami apalagi anak,padahal seingatnya usia Bibi Srada tak jauh beda dengan ibunya.
Bibi Srada adalah adik kandung ayahnya,yang sudah meninggalkan Aahana bahkan sebelum Aahana lahir di dunia.
Aahana hanya bisa melihat bagaimana sosok dan wajah Ayahnya dari foto dan cerita ibunya dulu.
Sangat dulu...
Setelah mandi,bersiap-siap,dan sarapan,Aahana berangkat sekolah dengan berjalan kaki,tak jauh memang jarak antara rumah dan sekolahnya,SMA Nusantara.
06.45
Aahana sampai di depan gerbang,ia langsung menuju kelasnya,12 MIPA 3.
Lalu duduk di bangku kedua dari depan baris ke 3.
" Aahana...".
"Nggak usah teriak-teriak kali".
Memang tak habis di pikir sahabat nya sekaligus teman sebangkunya yang bernama lengkap Soraya Natalia,menurut Aahana adalah seseorang di dunia ini yang paling lebay,alay,dan selalu berteriak sesuka hati,di manapun dan kapanpun.
Gila memang,tapi dia adalah manusia yang sekaligus paling pengertian,perhatian,dan paling baik menurut Aahana.
Kenapa? Karena Soraya lah yang selalu di samping Aahana,sejak pertemuan mereka sewaktu SMP,mereka bersahabat hingga sekarang,beruntung mereka satu SMA dan satu kelas.
Dan lihat hal gila ini,untuk kesekian kalinya dia masuk ke kelas dengan teriakan sambil berlari menghampiri Aahana,teman-temannya pun tak heran karena Soraya hampir melakukan adegan itu setiap hari dan Aahana pun masih dengan kelakuan yang sama,hanya diam tak membalas pelukan dan menatap jijik sahabatnya itu.
" Kok lo lemes gitu sih?". Tanya Soraya sambil duduk di kursi sebelah Aahana.
Lha?bukannya gue juga selalu gini ya? Bego! . Batin Aahana.
"Woy,malah ngelamun,masih pagi juga".
"Terus? Gue harus apa?".
" Ya jawab pertanyaannya gue lah !".
"Santai kali,ngga usah ngegas gitu !".
" Hmm,Jadi?".
"Jadi apa?".
" Lo bisa ngga sih,Jangan bikin gue emosi !".
Mendengar Soraya yang teriak seperti toa Masjid dan membuat mereka menjadi pusat perhatian semua teman sekelas mereka,sontak Aahana langsung membekap mulut Soraya dengan tangan nya.
"Ngapain sih,pake teriak-teriak segala !".
"Hehehe,refleks,habisnya lo bikin emosi sih,jawab yang bener,lo kenapa?".
"Hmm,Gue mimpi kejadian itu lagi".Jawab Aahana sambil menunduk.
" Hah? Lagi? Lo betah banget deh mimpi,buruk lagi". Seru Soraya sambil memutar malas bola matanya.
Bayangkan saja,sejak mereka bersahabat sudah hampir puluhan kali Soraya mendengar mimpi Aahana dan hanya itu-itu saja.
Tapi tetap saja Aahana ketakutan dan gelisah karena mimpi itu.
Soraya pun sangat bingung apa yang harus Aahana lakukan agar mimpi itu tak menghampirinya.
Tentu saja,Soraya tau semua karena Aahana menceritakan nya.
Tiba-tiba Soraya mempunyai ide dan langsung menggebrak meja sekaligus menatap Aahana yang keheranan melihat tingkah sahabatnya itu.
"Ngapain sih pake gebrak meja". Teriak Aahana marah karena mengganggu lamunannya,lalu kembali menatap papan tulis dengan tatapan kosong,sambil menunggu guru pelajaran pertama datang.
"Gue punya ide bagus!".
"Apaan?". Tanya Aahana tanpa menoleh ke arah Soraya.
"Lo harus ke India!".
.......
~Thanks For Reading~
Septiaaff.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zindagi
Teen Fiction. . . Jika bisa memilih,akan lebih tenang jika kenangan tak melampaui batasnya,akan lebih damai jika mengikhlaskan semua masa lalunya,itu jika boleh. Cerita ini tak lebih dari hanya sebuah memori seseorang yang kembali di putar,dia menolak ! Sudah b...