Viridity

2.6K 469 142
                                    

(n.) Naive innocence.

"Karena Felix mungkin terlalu naif untuk sadar bahwa Hyunjin udah gak jadiin dia prioritas lagi."


***

Don't forget to vote and comment yaps!!

***

Apa sih tujuan hidup lo sebenernya?

Kalian semua pasti pernah atau setidaknya sebagian dari kalian pasti pernah mikir kaya gitu kan?

Sama, Felix juga.

Karena selain jadi bucin-nya Hyunjin, dia gak tau apa lagi tujuan hidupnya.

Sekolah, kuliah dan kerja rasanya gak pernah jadi prioritas Felix. Dia biarin itu semua mengalir, kaya air yang dibawa dari hulu ke hilir.

Felix gak pernah punya cita-cita apapun selama hidupnya, karena dia menghabiskan kurang lebih ½ dari umurnya sekarang untuk berotasi di dunianya Hyunjin.

Dan baru kali ini Felix ngerasa berputar-putar di sekitar Hyunjin itu sia-sia.

Karena sebenernya dia bisa ngelakuin banyak hal yang lebih bermanfaat daripada harus ngurusin kehidupan cinta bertepuk sebelah tangannya itu.

Contohnya yang lagi dia lakuin sekarang.

"Kakak udah berapa lama ngelakuin ini?" Tanya Felix ke cowok yang lagi sibuk bagiin buku tulis ke anak-anak di depan mereka itu.

Ya, Felix sama Daniel lagi ada di satu panti asuhan yang letaknya ada di pinggir kota. Bagian yang baru Felix sadari ada di kota semegah Jakarta ini.

"Baru 2 tahun. Setelah lulus SMA gue baru bisa merealisasikan cita-cita gue dari kecil ini." Balas cowok bergigi kelinci itu.

Senyum daritadi gak pernah luntur dari wajahnya. Dan salah gak kalo Felix bilang dia suka senyum itu?

Mau gak mau Felix ikut senyum, bukan cuma karena senyum Daniel. Tapi juga karena wajah-wajah bahagia yang bisa Felix liat dari anak-anak panti asuhan ini.

"Adik-adik! Kakak mau tanya dong! Kalian kalo udah gede mau jadi apa?" Felix bersuara, sedikit penasaran dengan jawaban yang akan diberikan anak-anak ini.

Ada 1 anak yang dengan semangat mengangkat tangannya. "Aku mau jadi Pilot, Kak!"

"Kenapa jadi Pilot?" Tanya Felix.

Anak itu kembali menjawab dengan lantang. "Karena kata Kak Daniel kita harus punya cita-cita setinggi langit. Jadi sekalian aja jadi pilot, kan pilot adanya di langit."

Semua orang disana termasuk Daniel, Felix dan pengurus panti otomatis tertawa, anak ini mungkin memang mood maker mereka.

Sejenak Felix bisa ngilangin kegundahan hatinya tentang Hyunjin.

2 bulan belakangan ini entah gimana dia dan Hyunjin rasanya jauh. Dari dulu emang jauh, tapi rasanya gak pernah sesusah ini buat menggapai Hyunjin.

Satu minggu terakhir aja mereka cuma bisa ketemu 2 kali, itupun karena mereka ada di sekolah yang sama.

Felix gak pernah heran dengan sikap Hyunjin yang seperti ini, karena dia bukan tipe pacar yang akan overreact kalo pacarnya gak ada kabar.

Hyunjin has his own life. Dan dengan diizinin untuk ada di kehidupannya Hyunjin aja udah menjadi 1 hal yang patut disyukuri oleh Felix.

Walaupun rasa kangen emang gak bisa bohong, Felix kangen Hyunjin.

Kangen suaranya waktu mereka teleponan, kangen berantem lucu waktu mau nentuin siapa yang bakal nyetir mobil, kangen pelukannya. Kangen....

Si vis amari, Ama! / HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang