Undici

2.6K 486 121
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hidup itu simple. Manusia aja yang ribet.

Sama kaya Felix dan Hyunjin yang lebih milih berkutat di kehidupan yang ribet, dibanding memilih jalan yang simple.

Saling melepaskan, misalnya?

Dari awal garisan takdir untuk bersama pada masa ini bukan milik mereka tapi dengan menggampangkan takdir mereka bikin diri mereka terbelit benang merah.

Kalo sudah kusut gini mereka bingung harus gimana. Tuhan juga mungkin dibikin bingung, harus diapakan 2 anak muda ini?

Mungkin Hyunjin dan Felix berjodoh di masa lalu, atau mungkin akan berjodoh di masa depan.

Jadi masa sekarang mungkin adalah akibat masa lalu, atau pemanasan untuk masa depan.

***

"Kita kenapa, Jin?"

Perih. Jangan anggep kalo Hyunjin gak ngerasain sakit waktu denger Felix ngomong dengan sura yang lirih itu.

Hyunjin narik nafas, "We both are helpless, Lix. We fucked up."

Hening, gak ada suara selain deru nafas mereka yang saut-sautan.

Tapi gak ada satu pun dari mereka yang mau menyudahi panggilan ini.

"Hyunjin?"

"Hm?"

"Lo capek gak sih?"

Hyunjin sebenernya tau kemana arah pembicaraan Felix ini, tentang mereka.

Kembali dia menghela nafas, entah untuk keberapa kali.

Rasanya midnight-call kali ini lebih menguras emosi dibanding yang lalu-lalu.

Padahal biasanya midnight-call mereka isinya cuma Hyunjin yang ngeledekin Felix atau enggak Felix yang ngambek ke Hyunjin.

Atau mereka yang berantem-berantem lucu.

Rasanya baru kemaren mereka "baik-baik aja".

"Will it hurt you if I say yes?" Tanyanya balik.

Yang diseberang sana ketawa kecil, "Gue bohong kalo bilang enggak. Tapi tenang, gue udah kebal kok."

Si vis amari, Ama! / HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang