Part 3 - Gayatri dan Adisty

691 123 7
                                    

            "Om, Giiiiiiiiiiiiiiii!" Galang berteriak heboh saat melihat Giandra keluar dari mobil dan berjalan masuk. Mainan di tangannya berjatuhan ketika berusaha berlari menyambut kedatangan lelaki favoritnya itu.

Giandra tersenyum lebar lalu melangkah cepat-cepat dan merentangkan tangan lebar-lebar, dengan gegas meraup Galang yang agak terseok karena kondisi kakinya belum sembuh benar, kemudian menggendong anak lelaki itu dan menciumi pipi gembilnya penuh sayang.

"Jangan lari-lari, Jagoan, nanti kalau kakinya sakit lagi gimana?" kata Giandra.

Galang terkekeh geli, mengalungkan tangannya di sekitar leher Giandra. "Galang kangen Om," ucapnya.

Giandra tertawa, mencubit pucuk hidung ponakannya dengan gemas. "Om juga kangen Galang. Maaf, ya, beberapa hari kemarin Om nggak sempat ke rumah. Kerjaan Om lagi banyak banget."

Galang mengangguk. "Kata Bunda, Om sibuk jadi nggak bisa main sama Galang."

"Iya, Bundanya Galang benar. Om memang sibuk kemarin," sahut Giandra, melangkah melewati pintu kemudian duduk di sofa tengah ruangan dengan Galang di pangkuan. "Kaki jagoannya Om masih sakit, nggak?"

Galang menggeleng lucu, mata bulatnya mengedip polos. "Udah nggak terlalu, Om. Kalau malam suka didoain Bunda biar cepat sembuh, terus dicium deh kakinya Galang. Om nggak boleh ngiri, ya."

Giandra tertawa. "Galang mau ikut Om nggak hari ini?"

Mata Galang berbinar. "Ke mana, Om? Lihat ikan besar, ya?"

"Bukan, Jagoan, tapi ke toko kue. Mau?"

Kedua bola mata Galang mengerjap, kemudian perlahan-lahan membesar dengan sorot gembira saat mengingat toko kue terakhir yang ia kunjungi bersama sang bunda sangat menyenangkan. "Mauuu, Om! Galang mau ikut ke toko kue!" serunya senang, lalu sedetik kemudian berteriak heboh. "Bundaaaaaaa!!"

Gayatri agak tergopoh keluar dari dapur mendengar jeritan putranya, lalu menghela napas ketika mendapati putra satu-satunya sudah bergelayut manja di atas pangkuan Giandra.

"Galang, duduknya jangan di pangkuan Om Gi, Nak, kasian Om Gi keberatan. Kan Galang udah besar," kata perempuan itu.

Galang menggeleng sambil mencebikkan bibir. "Nggak mau. Galang mau dipangku."

Giandra terkekeh, merengkuh Galang lebih erat. "Nggak apa-apa, Mbak. Galang nggak berat, kok, kan masih kecil," ucapnya, menghujani wajah Galang dengan kecupan dan cubitan gemas.

Tergelak geli, Galang membalas mencubiti Giandra yang ikut tertawa.

Gayatri menatap dua sosok itu lama, kemudian tersenyum kecil. Meski Ganendra sudah tiada sejak Galang masih dalam kandungan, tetapi ia bersyukur Giandra selalu ada untuknya dan Galang, menemani jagoan kecilnya tumbuh hingga tidak merasa kekurangan kasih saying, terutama dari figur seorang ayah.

"Mbak, teman saya baru buka toko kue, hari ini pembukaannya. Saya mau ajak Galang ke sana. Mbak ikut, ya?"

Gayatri tersentak dari lamunan. "Oh, hm, kenapa kamu nggak ajak Adis aja, Gi? Weekend gini dia pasti libur, kan?"

Sejenak Giandra terdiam saat nama pacarnya disebut, kemudian menjawab tanpa menatap Gayatri. "Adisty lagi sibuk, Mbak, nggak bisa nemenin."

"Oh, gitu...." Gayatri terdiam sedetik, kemudian mengangguk. "Ya udah Mbak ganti baju dulu, ya. Tunggu sebentar," lanjutnya.

Giandra dan Galang mengangguk dan menjawab 'oke' dengan kompak.

I CAN(T)Where stories live. Discover now