Prolog

127 12 11
                                    

"Saraaaa!!!"

Langkahku terhenti demi mendengar teriakan cempreng di belakangku.
Dan ngga butuh waktu lama sebuah tangan udah menggenggam lenganku.

"Kamu... Kamu beneran mau pergi ?"
Suranya bercampur helaan napas tak teratur.

Aku berbalik, natap Mega, ngulum senyum, ngangguk. "Kupikir kamu nggak dat___"

"Syd.. Sydney ? Kamu yakin harus pergi sejauh itu ?" Selanya

Nggak ada pilihan,
Aku Ngangguk lagi.

Mega ngedesah putus asa. "Aku.. aku ngga nyangka kalo efek nya bakal sejauh ini, tapi, apa nggak bisa kalo kamu.. kamu nggak pergi ? Sumpah Sar, kamu bahkan bikin aku lebih ngerasa bersalah. Meskipun jelas, bukan aku yang salah sih... "

Ngangguk lagi.

"Kamu nggak salah kok. Nggak ada yang salah malah. " Kataku pelan akhirnya.

Aku ngusap pundak Mega. " Aku baik baik aja .  Kalo itu yang kamu khawatirin."

Aku ngehela napas.

" Dan kepergianku ini bukan 100 persen karena dia kog. Aku cuman pengen aja ke sana. Itung itung liburan sambil kuliah."

Mega seketika meninju lenganku, "nggak usah sok kuat deh. "

Aku cuman meringis, angkat bahu.
Nyatanya 'pergi' ku kali ini emang nggak sesederhana itu.

" aishh...Entahlah entah..  yang jelas, aku nggak mau kamu pergi buat lebih hancur lagi.. oke ? Aku mau lihat kamu balik dalam keadaan baik. See ?"

Ngangguk (lagi).

Disela itu, suara dari speaker lagi lagi mengumumkan kalau pesawat yang bakal kutumpangi akan take off 20 menit lagi.

Mega natap nanar ke arahku,kembali mendumal "sialan memang bocah itu. lihat, bahkan kamu dibikin nggak bisa nangis lagi di perpisahan kali ini. Udah kering bukan kantung air matamu ?".

Mega memelukku, dan siapapun yang lihat sekarang bakal tau kalau dia lagi susah payah nahan tangis di pundakku.

" Be a good girl .. hmm ?" Bisiknya

Dan lagi lagi, aku cuman ngangguk.

I hope so.. Meg..

Aku kembali melangkah menuju gate penerbangan.  Natap kedua orang tua ku serta Mega dari balik kaca transparan . Ngelambaiin tangan.

Ngehela napas, berbisik dalam hati,
Ini bakal mudah bukan ?
Terlepas dari betapa payahnya aku memutuskan untuk pergi hanya karena patah hati..
Tapi hey, siapa juga yang mau susah payah bernapas karena ngelihat cinta pertama nya asik pacaran sama orang lain ?

Ayolah,, kabur karena patah hati sedang jadi tren sekarang. Jadi apa salahnya kalo aku juga ikutan ? Ha?

Sebelah hatiku bersorak sinis.
Tapi jangan lupakan kalau aku juga masih punya sebelah hati yang lain.
Yang sekarang juga sedang bersungut tak kalah sinis nya. Mendecih,

"kau benar benar menyedihkan, Aihara Sara"

Oh my,, apa aku juga harus siap siap untuk putus asa menjajal 'cinta' di usia mudaku ini??

Aku baru delapan belas tahun, dan aku sudah harus trauma ?

Baiklah, menjadi sendirian juga sedang tren masa ini.

Jadi..

Hadapilah.

〰️▪️〰️

RationalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang